Mina is a foreign exchange student from Japan. She has always been shy and timid specially around Mark. The guy of her dreams who seems to only see her bestfriend Sana.

Mario meninggalkan pandangan dari mobil range rover hitam yang menghilang di jalan raya, dia kembali melihat ke dalam pintu kaca toko kue keluarga Bey

Pegawai yang hendak membuang air cucian membuat raut wajah kesal melihat Mario masih saja berdiri di depan sana

"udah dibilang tutup masih aja bandel!" Sungutnya kesal, pegawai itu membuka pintu kaca dengan terburu - buru, wajahnya terlihat kesal.

"Aa.. udah dibilang toko tutup, kalo uda dibilang tutup berarti ga buka, ngapain masih di sini aja Aa!" hardiknya sambil menumpahkan air kotor bekas pel ke perkarangan samping toko

Mario mengeryit, dia tak mengerti mengapa pelayan itu terlihat kesal padanya, tapi dia tak ambil peduli, saat ini dia hanya membutuhkan setidaknya sedikit informasi, supaya rasa penasarannya yang semakin tinggi bisa teratasi

"Aah maaf Kak, kenapa tutup?" tanyanya menyelidik pada pelayan yang sewot tadi

Mario membuka topinya membuat wajahnya terlihat jelas

"kalo tutup ga buka Aa, bukan tanya kenapa, ih.... Aa polos amat sih kaya bihun.." balas wanita itu, suaranya yang tadi ketus berubah lembut. Angin semilir menggerakan ujung rambut Mario, membuat pesonanya kian memukau

Pantas saja nada suara pegawai itu menjadi centil!

"Maksud saya, kenapa tiba - tiba ditutup, tadi sepertinya buka" Mario mencoba menyelidiki lebih dalam, dia berusaha mengorek informasi dari pekerja toko roti itu, tak lupa Mario memasang senyum menawan

"Aaah... tadi nona Bey tiba tiba pingsan..."

Pegawai itu bergumam pelan, tatapannya terus terpaku ke wajah tampan Mario

"terimakasih" ujar Mario berlalu meninggalkan senyum kecil yang terus membekas di pandangan pegawai baru toko milik keluarga Bey

"Ya gusti ganteng nyaaa...."



** Penasaran dengan kisah Bey-Mario..

jangan lupa komentar, vote dan segala bentuk dukungannya ya !! aku membaca komen kalian, dan membuatku semangat mengejar update.

follow ig @anyun yun yun yun (jangan pakai spasi) buat liat visual **



Mario mengangkat ponselnya, dia menekan tombol panggilan.

"Hallo" dengan wajah serius Mario memulai pembicaraan "Nic bisakah kau mempertemukanku dengan dia?" Mario menyimak serius jawaban Nico. Setelah mendapatkan jawaban yang dia inginkan, tanpa membuang waktu Mario meninggalkan ruko nya, memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Debar di dadanya kian terasa, Mario merasakan sesuatu yang berat dan sesak. Mengetahui banyak kenyataan pahit dalam hidupnya cukup menggoncang Mario, ternyata bukan hanya Alfa, masih banyak hal berat lainnya yang harus Mario lalui.

Mario segera menuruni mobilnya, dan meminta jasa valet. Dia segera menerobos masuk ke dalam cafe. Seseorang melebarkan senyum menyambut kedatangan Mario. Pria itu berdiri dan mengulurkan tangan.

"Nice to see ya again mate!" sapa nya hangat, Mario berusaha membalas, tapi yang ter ukir hanyalah senyuman getir. Rio mempersilahkan Mario, dan memanggil pelayan, dia menambahkan minuman untuk kedatangan Mario. Wajah Mario menegas.

"Rio, aku bertemu ibumu"

Rio membelalakkan mata, dia menatap Mario untuk beberapa saat, lalu mengangkat tangan bingung "Lama atau tidak, suatu hari kita semua harus bertemu" balas Rio dengan wajah datar.

"Rio, kau yakin dengan kalimatmu tempo hari?" Pertanyaan Mario membuat Rio menatapnya tajam. Rio menarik bibir tersenyum getir.

"Aku tak pernah bisa melupakan kejadian malam itu" kenang Rio dengan sorot mata mengambang. Mario menarik kursi tertarik untuk duduk dan mendengarkan kisah Rio sekali lagi. "Bagi ku, malam itu adalah malam terakhir aku memanggilnya dengan sebutan mama" lanjut Rio masih dengan sorot mata yang sama, walau bibirnya tersenyum jelas itu bukan rona bahagia.

"Kau melihat mamamu bercinta dengan pria lain. Kau mendengar rencana kejam dari bibirnya yang selalu berkata manis padaku" dengan tatapan nanar Rio dengan berat hati mengulang ceritanya. Walau sakit, dia ingin Mario tahu.

"Daniel, hari dimana aku tak boleh mengunjungi mu, sebenarnya aku bersembunyi di kursi belakang mobil mama. Aku melihat mama berhenti di sebuah rumah sederhana, kekasih gelapnya yang selalu mesum!" Rio menarik nafas berat. Sungguh berat mengingat lagi kejadian buruk dimasa lalu.

"Papa dan mama hanya mengajakku mengunjungi kau dan mama mu, bukan dengan Ailee ataupun Reo, mereka bilang aku anak yang paling manis kala itu. Tapi tak sekalipun aku boleh ikut ke rumah mu, hingga aku nekad bersembunyi di kursi belakang. Tapi apa yang aku lihat?" Tanya Rio pada diri sendiri, dia terkekeh pilu.

"Aku mendengar rencana jahat seperti di novel yang kubaca, aku melihat perselingkuhan seperti novel yang kubaca! itu nyata!"

"Sebelumnya aku juga pernah menyusup ke rumahmu, tapi aku tak bertemu denganmu." Rio kini menggaris senyuman kecil. "Aku malah bertemu seorang bocah perempuan, aku membawa kan es krim untuk mu waktu itu! tapi sayang aku tak melihatmu" Mario mengangguk kecil, setidaknya ada bagian yang manis dari cerita kelam ingatan masa lalu Rio. Walau pakaiannya sangat cuek dan santai, tapi Mario yakin Rio pemuda jujur dan penuh perasaan.

"Seorang pria dengan tubuh atletis, meski paruh baya dia terlihat sehat dan manly, aku ingin sekali bertemu dengannya saat ini, aku ingin memberi sedikit hasil berlatih tinju ku padanya!" geram Rio sambil mengepalkan tangan. Melihat urat tegang di pergelangan tangan Rio, Mario yakin jika saudaranya ini tidak main main.

"Rio, bagaimana pun Juwita ibumu, apa kau yakin dengan keputusan mu?" tanya Mario setelah Rio menyelesaikan ceritanya, Rio tertawa kecil.

"Mario, Daniel, siapa-lah namamu!" bingung Rio kesal. "Aku ingin mental ini sembuh!" ketusnya menunjuk kepala sendiri, "Aku terlalu lama terlibat dengan ingatan masa lalu, itulah mengapa aku tak bisa melihat mereka. Sulit bagiku untuk kembali kesini! semua ini membuatku depresi dan ingin mengakhiri hidup!" Mario menggeleng dan tertawa sinis. Kalimat barusan terdengar berlebihan.

"Kau bercanda, kau tak boleh mati sebelum urusan kita selesai" gurau Mario, Rio tertawa membalas lelucon saudaranya itu.

"Mari kita selesaikan cerita masa lalu, supaya masa depan kita lebih baik!" ujar Rio kemudian. Mario sangat setuju.

"Kau benar, jika terus diabaikan bisa jadi masa lalu itu akan mengancam masa depan" kali ini Rio setuju dengan kalimat Mario.

"Hidup ini hukum tanam tuai, berbuat baik pun belum tentu mendapat kebaikan, apalagi jika kau berbuat jahat!" Ya, seperti halnya Rio. Dia menyimpan cerita pahit di masa lalu, pengkhianatan, cinta, nafsu, rencana jahat, serakah. Bukan Rio yang melakukannya, tapi dia yang dikucilkan dalam keluarganya. Rio lebih memilih tinggal di Arizona bersama kakek dan neneknya.

Profil tokoh, pengenalan singkat. Lihat visual di ig ku

****MARIO WIDJAJA visualnya seperti member Astro boyband korea, Cha eun woo

tinggi : 187 cm****

Mario bergegas meninggalkan toko keluarga Bey, info yang dia dapat cukup membuat dadanya bergetar hebat, perasaanya semakin tak menentu, tapi dia tidak bisa langsung pergi menjenguk ke rumah sakit, pasti kedua keluarga masih disana, pikirnya

Dia menarik nafas lemah , dan memejamkan mata, berdoa semua akan baik baik saja

MARIO WIDJAJA

atau

DANIEL RUSADY**

________________

*** Mulai 28 Mei novel ini akan dikunci, menerapkan bab berbayar supaya ada pemasukan untuk penulis. kalian bisa membeli member, kl diitung 2000rupiah/hari bisa buka 90bab. tiap bab author dapat 500rp belum potongan dr google dan aplikasi jd bersih sekitar 150rp. Kecuali memang gift dari pembaca itu semua untuk penulis, gift kalian sangat membuat penulis semangat. 

apapun bentuk dukungan kalian aku, power stone, gift, review bintang 5, dan komentar juga masukan  akan aku terima dengan senang hati, terus baca, novel ini akan end di 150bab, dan yg kedua juga kurang lebih sama,

Vol.1 ending di bab 120an

cerita Bey Mario penuh perpisahan dan teka teki dengan banyak narasi di awal

Vol.2 kisah cinta Ailee dan dr Yosep yang panas dan kikuk, memainkan adrenalin..

Cinta pertama hanya ada dalam dongeng! Tidak, jika kau mau menghadapi banyak cobaan. Perpisahan. Pernikahan. Selingkuh. Perceraian. Jika hatimu sudah memilih maka mantapkan saja. Seperti cinta Mario pada Bey. Cinta sejati tak pernah habis stok untuk sabar dan menanti! Karena cinta sejati akan indah hingga akhir nanti.

INTRODUCTION

"School Days" is a Visual Novel which had been adapted into Anime in "2007". This Visual Novel was developed for Windows, PS2 and PSP. The Anime Adaptation of this Visual Novel of 12 episode and 2 OVA.
The genre in which this Anime is focused is "Harem, Romance and Slice Of Life". This Visual Novel was announced in October of "2004".
The game ranked as the best-selling Visual Novel and then Overflow (Developer) decided to produce multiple sequal with a spin-off named "Summer Days", "Island Days" and a parallel story named "Cross Days".
After 6 years of the release of the original series, "School Days" was remastered as "School Days HQ" in the same month as the first release.

PLOT
The plot of the story is focused on the life of a first-year high-school student "Makoto Ito" living with his divorced and unseen mother in the city of "Haramihara".
During his second-term,. he becomes attaracted towards "Kotonoha Katsura", a soft-spoken schoolmate who shares same train rides with him to the same route.
When his homeroom seating plan was rearranged, he becomes acquaintances with "Sekai Saionji", an exited girl, who takes a special interest in this newfound crush, befriending the two and providing them the opportunity to meet.
In spite of her successful efforts however, "Sekai" becomes jealous of the new couple, having developed feelings for "Makoto" to herself.

Seorang gadis cantik bergaun putih tersenyum memandangi wanita yang tengah berlutut menyamakan tinggi dengannya. Dia terlihat begitu polos. Wajahnya masih saja tersenyum walau wanita yang dipanggilnya 'ibu' itu kini memandangnya sedih. Hazel hanya mampu merasakan kehadiran wanita itu dan tak memperdulikan tempat dimana dia berpijak sekarang. Tak perduli dengan derasnya air hujan, gema petir yang memekakkan telinga, dan juga deru kendaraan ditengah gelapnya malam.

"Hazel, ibu punya sesuatu untukmu," ujar wanita yang mengaku sebagai ibu dari gadis bernama Hazel.

Hazel tersenyum sambil memamerkan gummy smile miliknya. "Benarkah?"

Wanita itu mengangguk. "Pejamkan matamu!"

Disaat Hazel memejamkan matanya, tepat saat itu pula air mata sang ibu jatuh. Mencoba menyembunyikan isak tangis dengan cara menggigit bibir bawahnya. Tak membiarkan sang putri mendengar tangis kencangnya, walau sesekali dia hilang kendali dan mengeluarkan sesenggukan kecil. Dadanya terlalu sesak untuk tidak melampiaskan emosi berupa tangis. Pelupuk matanya terlalu penuh dan tak bisa membendung air mata lebih banyak lagi.

Wanita itu kembali mengusap sepasang pipi gembul Hazel dengan tangan gemetar. "Jangan buka matamu sebelum hitungan ke-20. Bisa lakukan itu untuk ibu?"

Hazel mengangguk mengerti.

Wanita berparas cantik itu memalingkan wajahnya kearah lain, tak kuasa melihat bibir Hazel yang masih tersenyum tanpa ada yang meminta. Kedua tangannya bergerak menggapai tangan Hazel, kemudian menaruh sebungkus cokelat ditangan kanan dan payung hitam ditangan kirinya. "Maafkan ibu," gumamnya hampir tanpa suara.

Pada awalnya, gadis cantik itu terus saja tersenyum, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya setelah mendapatkan hadiah untuk yang pertama kalinya dari sang ibu. Namun beberapa saat kemudian, kedua tangan yang kini sibuk menggenggam dua benda itu mulai gemetar. Hazel mendengar suara jejak kaki yang bergerak semakin menjauh, kemudian hilang ditelan malam. Sepasang telinganya tak lagi mendengar suara, isak tangis, atau bahkan deru nafas sang ibu seperti sebelumnya.

"Satu …."

"Dua …."

"Ti-tiga …."

Bibir mungil itu terus bergerak, menghitung angka demi angka sesuai janjinya pada sang ibu.

Saat itu Hazel mulai menyadari keadaannya yang masih terus berdiri mematung, meski tahu bahwa sang ibu baru saja pergi meninggalkannya. Dia tetap memenuhi janjinya untuk tidak membuka mata sebelum hitungan ke-20. Namun, setelah tahu bahwa sang ibu baru saja meninggalkannya, seketika lututnya lemas dan jatuh bertumpu ditanah.

Gadis kecil itu melemparkan payungnya sambil menangis pilu. Melangkahkan kakinya menyeberangi jalan raya dengan tatapan jauh kedepan. Hazel sama sekali tak memperdulikan teriakan orang-orang yang memintanya untuk menjauh dari sana. Seperti tuli, kedua telinganya sama sekali tak mendengar bunyi klakson bersautan tanpa henti.

 "Apa yang sedang mereka lakukan?" gumam Hazel. Melihat seorang wanita dewasa memeluk anak perempuan diatas bebatuan diujung tebing.

Mereka berpelukan, tersenyum, dan saling memberikan pancaran cintanya satu sama lain. "Sayang, mari kita bertemu ayah." Ujar wanita dewasa sambil mendekap erat putrinya.

 "Pejamkan matamu, jika apa yang kamu lihat bisa membuatmu takut dan menangis." Seseorang berkata dibalik punggung Hazel. Suara anak laki-laki dengan logat bule yang sangat kental.

Byurrr ....

Hazel merdengar suara benda berat jatuh ke dasar laut. "Apakah mereka jatuh atau menjatuhkan diri?"

Hazel tak bisa melihat apa yang terjadi sebenarnya. Pandangannya tiba-tiba berubah gelap. Seseorang menutup kedua matanya dengan telapak tangan yang lebih besar. Tapi, itu bukan tangan orang dewasa. Tubuhnya bahkan tidak begitu besar. Telapak tangannya juga tidak terlalu lebar seperti orang dewasa pada umumnya. Bisa dipastikan sosok itu memiliki usia diatas Hazel. Atau bisa dikatakan tubuhnya sedikit lebih tinggi dari anak perempuan yang jatuh bersama ibunya barusan.

"Hiks." Hazel menangis. Membasahi telapak tangan itu dengan air matanya.

Sosok itu mulai menjauhkan telapak tangannya dari wajah Hazel. Kemudian menyentuh kedua bahu sempit Hazel dan memutar tubuh mungil itu hingga berhadapan dengannya. Kedua mata Hazel hanya mampu melihat dadanya yang telah basah karena air hujan. Laki-laki itu menarik lengan Hazel, membawa tubuh itu kedalam pelukannya. Tangannya pun bergerak, melepas jacket tebal ditubuhnya, dan memindahkannya keatas kepala mereka berdua.

"Siapa namanu?" tanyanya dengan logat bicara yang terdengar berbeda dan sangat khas.

"Hazel," jawabnya tanpa ragu.

Masih berusaha keras mengangkat dagu untuk melihat wajah dan kedua matanya lebih jelas lagi. Dan Hazel melihatnya. Menangkap pemandangan wajahnya yang penuh memar dan juga darah kental yang telah mengering ditulang pipi hingga juga ujung bibirnya. Hanya tiga  detik dia membiarkan mata Hazel untuk melihat  wajahnya. Cokelat hazel adalah warna matanya. Sama seperti nama gadis kecil yang kini termangu melihat keindahan didepannya.

Belum puas memandangi visual sempurna didepannya, Hazel harus pasrah saat laki-laki itu kembali menutup matanya. Kali ini bukan dengan telapak tangannya, melainkan ujung jacketnya. "Apakah kamu malaikat? Biarkan aku melihatmu!" pinta Hazel penuh harap.

Hazel memintanya dengan sangat, namun laki-laki itu menggeleng, meminta sang gadis untuk kembali memejamkan mata. Dia juga melepas beanie putih dikepalanya, memakaikan benda itu diatas kepala sampai menutupi kedua mata Hazel. Setelah itu ia membawa Hazel berteduh, menuntun langkah kecil Hazel dengan penuh kesabaran.

Laki-laki itu berdiri tepat didepan gadis yang lebih pendek darinya. Dia juga melindungi tubuh Hazel dari cipratan air hujan yang semakin deras terasa. Karena membelakangi tetesan air dibelakangnya, alhasil belakang tubuhnya basah kuyup. Laki-laki itu membiarkan tubuhnya menggigil kedinginan, demi melindungi anak perempuan yang baru ditemuinya.

"Tetap disini, jangan kemana-mana sebelum aku kembali." Pinta remaja laki-laki itu sambil mengguncang kedua bahu sempit Hazel.

Laki-laki itu tersenyum puas setelah mendapat respon berupa anggukan cepat dari Hazel. Kemudian dia berbalik dan berlari ketempat dimana orang-orang mengerumbungi tempat yang menjadi saksi bisu seorang ibu membawa pergi nyawa anak perempuannya. Tubuh tingginya berlari menerjang keramian. Kerutan senyum diwajahnya seketika berubah menjadi kerutan pilu. Dia menangis dengan air mata yang semakin membanjiri wajah tampannya.

"Mommy ... Abriana," lirihnya dengan air mata mulai mengalir deras. Berlutut diujung tebing sambil memeluk kaki pria tua dengan sepasang bibir bergetar menahan tangis.



~~~@~~~



Rabu, 15 Mei 2019

"Hazel, ada paket untukmu!" teriak Adipati dengan suara baritone yang khas.

Hazel tersentak. Tubuhnya perlahan bangkit dan duduk sebentar untuk mengambil nafas; mengisi rongga dadanya dengan pasokan oksigen. Berkali-kali menguap dan memaksakan diri untuk berjalan keluar dengan langkah gontai. Sepertinya dia kelelahan. Terlihat jelas saat bibir kecil itu terbuka beberapa kali untuk mengambil nafas dan menyeka keringatnya dengan kasar.

Akhir-akhir ini ia sering bangun dengan rasa takut. Setiap malam selalu mendapatkan potongan mimpi yang cukup membingungkan, seperti: seorang wanita yang dipanggilnya ibu––yang meninggalkannya di tengah gelapnya malam, menyaksikan dua orang bunuh diri, dan pertemuannya dengan laki-laki bermata cokelat hazel.

"Apakah mereka benar-benar bunuh diri? Lalu kenapa laki-laki itu menutup mata orang lain? Kenapa tidak menutup matanya saja?"

Ada begitu banyak pertanyaan dibenak Hazel, setelah sekian lama didatangi mimpi sama yang terus berulang. Dalam mimpinya, dia melihat seorang gadis kecil dengan gaun yang sangat cantik, menangis dalam pelukan anak laki-laki tampan dibawah rinai hujan. Entah siapa gerangan, karena dalam mimpinya, semua wajah itu tidak terlihat begitu jelas. Tapi satu hal yang pasti, gadis itu menyebut dirinya bernama Hazel.

"Apakah itu aku?" batinnya.

"Ada apa?" tanya Hazel. Berjalan menuruni anak tangga dengan rambut berantakan seperti singa.

 "Seharusnya kamu beli buku khusus jurnalis, bukan novel fiksi romantis seperti itu." Omel Adipati, ayah asuh Hazel. "Oh, ya. Jika kontrak magangmu dengan Golden Time habis, kamu bisa mengirimkan lamaran pekerjaan ke INDOnews."

"Ya, tahun depan," jawab Hazel sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya. Memandangi paket tanpa nama dan alamat pengirim itu benar ditunjukan untuknya. "The Eternal Love : Hazel Star?" keningnya seketika berkerut.

 "Tampannya." Puji Hazel dengan senyum yang merekah. Memandangi satu-satunya ilustrasi dihalaman awal novel. Ilustrasi yang sengaja dibuat khusus oleh penulis untuk karakter utama novel, Zaidan Abriana. "Kau terlalu sempurna untuk menjadi manusia, tapi aku berharap kau tak sekedar tokoh fiksi."

Lembar demi lembar cerita sukses membuat bibir Hazel tersungging bahagia. Zaidan Abriana selalu digambarkan dengan segala kesempurnaan hidupnya. Dia juga mendapatkan beberapa julukan unik seperti: Face Genius karena pahatan wajah sempurna, Sexy Brain karena kecerdasan diatas rata-rata dengan IQ 150, dan julukan Prince Frozen karena kepribadian dingin bak kutub es.

"Hazel Star? Aku?" Satu alisnya terangkat, masih merasa bingung dengan cara sang penulis menggambarkan karakter wanita yang terkesan lebih rahasia. Apalagi nama karakter utama wanitanya ini sangat mirip dengan namanya, Hazel Star.

Diawal-awal cerita, sang penulis hanya menggambarkan sosok Star sebagai pemanis kisah Zaidan Abriana. Laki-laki tampan yang diam-diam mencintai gadis bernama Star itu memang sedikit mengesampingkan urusan percintaannya. Dia lebih memilih bersembunyi dari Star dan membantu gadis itu mencapai hal-hal kecil yang mampu membahagiakannya.

"Rooftop?"

A.L. Nama pena sang penulis novel ini memberikan suguhan ilustrasi visual tampan tokoh utama pria disetiap awal bab. Termasuk dengan bab pertama yang diberi nama 'Hazel Star'. Dan disana penulis menaruh ilustrasi dimana tokoh utama yaitu Zaidan Abriana, tengah memandangi wanita yang dicintainya diatas rooftop gedung INDOnews. Pemandangan yang benar-benar menyegarkan mata. Benar-benar cantik dan sempurna. Entah kenapa keindahan itu justru membuat Hazel diserang rasa kantuk hebat.

"Hoam …."

Perempuan itu berkali-kali membuka matanya yang hampir tertutup rapat. Masih mempertahankan matanya agar tetap terjaga. Mencoba dan terus mencoba menyelesaikan bacaannya pada bab awal. Namun sepertinya semua usahanya terbuang sia-sia. Karen akini tangan kanan Hazel sibuk menutup mulut yang terus saja menguap tanpa henti, sedangkan tangan kirinya masih memegang erat novel yang baru saja dibacanya pada bab pertama.

Brukkk ….

Hazel tertidur dengan wajah terjatuh tepat diatas buku yang terbuka dibagian bab pertama, cerita dengan keindahan ilustrasi atap gedung INDOnews.



~~~@~~~



Meeting Room, INDOnews.

"Zel!" panggil seseorang sambil menepuk bahu kanan Hazel.

Hazel tersentak dan refleks mengangkat kepalanya. "I-iya?"

"Ada titipan untukmu." Katanya seraya meninggalkan sebuah kertas origami yang dilipat menyerupai burung merpati.

"Huh?" Hazel mengerutkan keningnya. Menggerakan bahunya dan melihat keadaan sekitar yang terasa begitu asing dimatanya.

Entah ini bagian dari mimpinya atau bukan, sekarang Hazel menyadari bahwa dia baru saja terbangun setelah tertidur disebuah ruangan bernuansa putih. Didepannya terdapat sebuah meja panjang dengan dua baris kursi mengelilinginya. Sedangkan didepan sana sebuah proyektor masih menyala, menampilkan sebuah video beberapa tragedi mengerikan dimasyarakat mulai dari kecelakaan, bencana alam, sampai dengan kasus narkoba.

"Tempat apa ini ?" tanyanya pada diri sendiri. Kedua tangannya terlihat berusaha keras menyentuh pinggiran meja untuk menopang tubuhnya yang lemas.

"Apa ini?"

Matanya langsung berbinar saat mendapati kertas origami berbentuk burung merpati. Hazel juga menemukan satu surat yang menggantung dengan tali yang terikat dikaki burung. Terlihat seperti surat cinta, karena ditulis dan dikemas begitu manis. Dan ini merupakan kali pertama Hazel mendapatkan surat dengan tulisan tangan yang sangat cantik.

Dear,

My Princess

"Jika burung ini sudah sampai pada wanitaku, tolong katakan padanya bahwa sang kekasih sedang merindu. Saking rindunya, sampai tidak mampu mengendarai kereta kuda untuk menjemput Putri. Tolong temui pangeran di rooftop. Beri dia kecupan manis agar bisa bangkit kembali."

Love,

Your Prince

           

Setelah selesai membaca secarik surat itu—Hazel langsung memutar tubuhnya dan berlari keluar ruangan. Tubuhnya sempat mematung sejenak, memandangi keadaan sekeliling yang terlihat begitu asing. Dari desain dan dekorasi gedung, sepertinya tempat ini pantas disebut dengan kantor perusahaan. Semua orang digedung ini terlihat benar-benar sibuk. Sepertinya ini memang kantor yang memperkerjakan orang-orang dengan semangat hidup tinggi. Bahkan, dari kejauhan telinga Hazel bisa mendengar suara-suara gaduh seperti; ketikan keyboard computer, bunyi printer, dan juga mesin fotokopi.

Beberapa orang sempat menyapa Hazel. Dan yang dilakukan Hazel hanyalah menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Ekspresi bingungnya semakin menjadi setelah mendapati wajah-wajah asing memandanginya dengan kening berkerut. Entah apa yang sedang difikirkan mereka, sepertinya keberadaan Hazel disini memang sebuah kesalahan. Dia tak seharusnya ada ditempat seperti ini, dia pasti sudah gila.

"Oh, rooftop!"

Mata dan mulutnya membulat kompak setelah mengingat isi dari surat misterius yang didapatinya beberapa saat yang lalu. Tanpa ragu, Hazel lebih memilih berlari kearah tangga darurat, seolah-olah hal seperti ini memang sering ia lakukan. Bahkan saat ini ia terlihat mengenakan pedometer yang menggantung dipinggang rampingnya. Alat elektronik inilah yang biasa digunakan untuk menghitung langkah orang yang berjalan atau berlari. Tidak hanya pedometer yang membuat penampilan Hazel berbeda dari hari-hari biasanya, bahkan setelan kantor yang dikenakannya saat ini terbilang lebih rapi dan berkelas.

Sesampainya dirooftop Hazel kembali mematung. Atap gedung yang seharusnya terlihat biasa-biasa saja, kini berubah menjadi luar biasa. Mulutnya terbuka lebar saat melihat beberapa lampu kecil mirip lampion dan tumblr light yang menggantung diatas kepalanya. Tidak begitu terang ataupun gelap, cukup nyaman untuk konsumsi mata normal seperti dirinya.

Selain lampu taman kecil yang bersinar warna-warni, disana juga terdapat banyak kertas origami yang menggantung dengan berbagai bentuk dan warna. Dan yang paling menjadi pusat perhatiannya adalah keberadaan satu meja bulat diampit dua kursi berwarna putih, dimana terdapat cake dengan dekorasi yang sangat cantik dengan beberapa lilin diatasnya.

Bibirnya tersenyum saat membaca lembar demi lembar surat yang menggantung bersama kertas origami yang disulap menjadi berbagai bentuk lucu. Isinya tak jauh dari seputar kesan dan pesan seseorang untuk Hazel. Selain itu, ada juga beberapa surat berisi potongan kata-kata manis bak puisi romantis. Dan yang terakhir, tepat depannya, ada satu kertas origami warna putih berbentuk bintang, ukurannya jauh lebih besar dari kertas origami lainnya. Bibirnya seketika terbungkam, tangan yang kini tengah menggenggam kertas putih itu terlihat bergetar, bahkan jantungnya ikut berdebar saat membaca tulisan tangan diatas surat itu.



"Hanya ada satu bintang dari seratus origami yang aku buat. Dan aku memberinya nama HAZEL STAR. Jika kamu bertanya; kenapa hanya ada satu bintang dari seratus origami, jawabannya karena hanya ada satu Hazel dari sekian banyaknya Hazel yang pantas menghias galaksi dihatiku. The one and only Hazel Star"

–– Zaidan Abriana ––

Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana.

Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memiliki profesi sebagai presenter berita INDOnews, sekaligus kekasih dari jurnalis yang memiliki julukan "Face Genius" karena ketampanannya, Zaidan Abriana.

Inside a cramped room filled with all sorts of garbages. A young man whose visual appearance looked to be at his late teenage years could be seen seating before a computer screen. The young man's figure looked slender. His countenance pale yet the zealous light burning within his eyes indicated his determination on completing the game before him.

With a click of the mouse, the two-dimensional figure of what looked like a young woman gave a sweet smile. "I understand your feelings and I also think so. But are you really gonna give up just like that?" Her voice contained an ethereal tone within it as the figure of the young man shivered.

The hand he used to hold the mouse slightly trembled as tears fell from his murky and darkened eyes. His expression looked like he struggled about something. But soon, a flash of resolve surged within his eyes as he tapped on the mouse.

"I'm sorry, Rin-san. But it is my decision, Thank you for everything so far..." The scene before him changed. Replaced by a scene of two figures walking towards the opposite direction from each other. An elegant background music that brought with it a sorrowful air rang out as Dan's figure continuously trembled in anguish.

He had no other choice. To save the best, he had to make some sacrifices. 

And the one he sacrificed was his childhood friend. He sacrificed it for the sake of the true waifu. 

Though he didn't have any regrets. The sensation of sacrificing you loved for the greater good still destroyed his young and maiden heart. Taking a tissue from the side. He wiped his face before standing up and washing his face in the bathroom.

The sensation of emptiness crept over his body. This feeling really doesn't go old, he mumbled. In each time he completed a masterpiece or his favorite novel. He would feel this emptiness which threatened to devour his entire soul.

Fortunately, he had a favorite manga that started publishing in the 20th Century. But now, though it was already at the year two-thousand ninety-five. His favorite manga, One Piece was still ongoing. He felt somewhat proud about the fact that he could endure the massive chapter fillers which dotted the entire volumes. 

The young man's name was Dan Gabriel Luther. Living somewhere inside the small Island of the Philippines called Cebu. Ever since he was young. He had a complete obsession towards anime and games to the extent that he neglected his studies. 

The country where he lived in was known for valuing education higher than everything else and as a result. Dan was exiled from his family. Fortunately, his family gave him a portion of his inheritance and Dan was able to continue his life of laziness and depravity.

Dan lifted his head and stared at the time. It was already eight in the morning. Stretching his limbs, he stood up and prepared for his morning routine. Placing his computer into hibernation. He walked towards another room where his full set of gym equipment laid in. 

After training his entire body for about an hour. Dan took a shower and returned back to his cluttered room. Pushing the mess of junk foods and tissues aside. A wry smile leaked on his lips as he thought, 'I wonder, why I am still training my body when I am eating all of this junk?' He shook his head as the illumination from the computer revealed the prized treasures that he kept, all these years.

Innumerable figurines of his favorite waifu and all sorts of collectibles from animes could be seen neatly piled inside a bookshelf. Despite the fact that Dan didn't even clean his room. His bookshelves full of these treasures looked clean and pristine.

"My treasures," He mumbled before turning back to his computer and opening a certain website whom he earned most of his income. The website where all sorts of mysteries and worlds, thrived. Under the pen of the authors.

Inside that website, Dan assumed the identity of TheAdventurer and was currently writing The Ancient Cultivator in Modern World. HIs hands turned into a blur and danced around the keyboard as rhythmic tapping sounds destroyed the tranquility of the room.

HIs eyes completely focused on his task, Dan heaved a sigh of relief when he completed his first chapter of the day. But little did he expect that after writing his chapter. The comments that he received were full of negativities. His expression turned somber. 

The fresh wounds in his heart that came from the disappearance of his childhood friend, resurfaced as Dan couldn't help but continuously tremble in a mixture of anger and sadness. Closing his novel's page. He calmed himself down and listened to some nightcore music.

His morning routine looked as average as ever and was gradually becoming repetitive. In each time he received negative comments. He would ruminate about it and try to learn where he went wrong. Suddenly, his eyes flashed in a light of inspiration as he hurriedly opened inkstone and typed in these words.

Chapter 100: Departure...

The idea for his hundredth chapter turned into a stream of information of which he continuously wrote. But little did Dan expect that someone had actually crept up behind him. Engrossed in the brilliant idea that he had, it didn't even take long until Dan pressed the publish button as a smile of success crept out on his lips.

"Finally, a hundred chapters...I hope that my readers won't roast me too much..."

He lightly chuckled and started reading his novel from scratch. He became adamant in finding out the faults that he made in the course of his writing. However, little did he expect that when he saw his favorite character dying at a certain chapter. The sensation of sadness that he received from his favorite visual novel, the negativity from the trolls and the shock of witnessing his favorite character's death. All combined into a lethal concoction which gave him a cardiac arrest.

As he fell onto the ground, Dan mumbled, "Please let me transmigrate or at least reincarnate..." Amidst his darkening consciousness, Dan stared at the masterpieces that he collected before he whispered his final words in this world, "Please let me be a woman in my next life, I'm tired playing this game called Life in the Veteran Difficulty..." He lightly chuckled as his consciousness darkened. Never to return again.

In a world fraught with innumerable dangers where living day by day is a struggle, a young man from the modern age transmigrated into such a world, accompanied by a peculiar system made for assassination.

[Move footsteps three inches apart for enhanced stealth.]

[Strike at the indicated acupoint to ensure a quick death!]

[Host has successfully assassinated the designated enemy! Gained one Assassination Point!]

Q, ＞"Experience points has reached a certain degree.Individual, Small Lesser Taratecs LV9 has became LV10""Conditions met.Individual, Small Lesser Taratect can evolve"Taratect? Taratecs?
A, It's a typo.I have corrected it.The right one is Taratect.
Q,(TL note: this question is hard to translate) ＞Corrosion ResistanceInside the novel, it caught my mind that it says that it a resistance towards rotten things but when I check it out1. The shape of the rotten thing must break down.Also, break the shape of the thing after rotting it.「The base does it」2. Metal materials change in quality on its surface and gets wasted by a chemical reaction with water and oxygen.Also, the phenomenon.「The iron plate does it」After seeing this much, the phenomenon of rotting regarding the resistance, the effects overlaps with the "Acid Resistance" and when thinking that rotting can release poison, it also overlaps with "Poison Resistance"
Well, I think that it's better to use "Carrion Resistance".
A, This might be a little spoiler, but the MC misunderstands the effect of some skills.
Q, The position of the parenthesis is strange and in case it's a game-like world, I think it's looks better with a choice arrow
"There are multiple choices of evolution.Please choose from the following.
　Lesser Taratect　Small Taratect"　↓"There are multiple choices of evolution.Please choose from the following."→Lesser Taratect　Small Taratect
A, Like what it's told in the story, the voice of heaven can only be heard so I have avoided using any visual arrow.About the position of parenthesis, please let it be the same because I can't think of a way to use it well.
Q, Eventually, will it become Sergeant Ashidaka (アシダカ軍曹) and fight against cockroach (ゴキ. Probably cockroach)?(TL note: アシダカ軍曹 is a huntsman spider)A, Do you want them to fight (￣ー￣)*grinning*?
Q, After reading this novel and sleep, I had a dream that I sprayed insecticide because there was a large quantity of small spiders in my room. Lol.A, Today, you will surely have a dream about a huge spider leaning on you. Lol.
Q, Will the day when the name is given to the MC come?
A, A name will be give soon.
Q, A question, the venom from the spider's "Poison Fang", will the poison disintegrate through time progression and long period of being exposed to the air?A, Due to it's a poison from the "Poison Fang" skill, the effect of the skill will fall considerably when it's not injected directly with the fangs.When it's dripped from the fangs directly to its opponent then it barely has its effect. Other than that, it has no effect at all.

I don't own this just copy form the real one
-------------------------------------------------
Description
The world where the Hero and the Demon King continue to oppose each other. The grand magic from the Hero and the Demon King cross over worlds and exploded in the classroom of a certain high school.

The students who died in the explosion will be reincarnated in a different world. The protagonist, who had the lowest reputation in the class, was reincarnated into a spider. Nevertheless, she adapted quickly to the present condition with strong willpower.

This is a story of she who has become a spider trying whatever she can to live.

Associated Names
I'm A Spider, So What?
So I'm A Spider, So What?
蜘蛛ですが、なにか?


I don't own this just copy form the real one

Zain perlahan membuka matanya karena pingsan akibat menyerap semua informasi yang terlalu banyak dan sulit di tampung oleh otak nya dalam satu waktu. 'aduh kepala ku untuk terakhir kalinya saya melakukan ini dengan banyak hal sekaligus' pikir Zain yang perlahan-lahan duduk di kasur nya. 

"mungkin saya bisa mencoba hidangan yang saya serap informasinya. hari ini juga hari libur saya karena telah melakukan pelatihan yang sangat berat sisa berapa bulan lagi aku sudah akan melakukan petualangan" ucap Zain dengan melihat ke arah jendela cahaya yang sudah masuk ke dalam kamar nya ini. dia perlahan-lahan berjalan menuju ke arah dapur untuk mencoba masakan nasi goreng emas. 

bumbu yang disiapkan sendiri adalah garam, merica, bawang putih, bawang merah dan lain sebagainya. untuk bahan-bahan sendiri Zain menyiapkan nasi untuk beberapa piring, dengan telur yang sangat banyak. makanan Zain selama 4 bulan dia tinggal hanya dimasak secara asal-asalan nanti kali ini Zain akan memasak dengan serius.

langsung saja api langsung di nyalakan dengan panci langsung di letakan diatas nya. Zain juga menuangkan minyak goreng dan menunggu sampai panas. setelah itu Zain memasukan telur ceplok beberapa buah dan langsung meletakan garam secukupnya. telur tidak di buat matang dan langsung nasi di masukan ke dalam panci beserta beberapa bumbu yang sudah di potong dengan halus. 

dengan cepat tangan Zain melakukan campuran bumbu, telur, sama nasi. setiap mereka bercampur menghasilkan warna emas yang menyalah. dia langsung menyelesaikan semua tahap dengan meletakan nasi goreng ke piring yang sudah di siapkan. dalam pembuatan nasi goreng ini Zain seakan semua tahap-tahap seperti melewati kepalanya tidak ada yang ter lewatkan bahkan dalam satu tahap sekali pun. 

aroma nasi goreng yang di buat Zain langsung keluar pada saat selesai dimasak 'bau nya seperti surga, lebih baik di coba bagaimana nasi goreng emas yang ada dalam legenda ' pikir Zain dengan membawa hasil karya nya ini ke meja makan dan langsung mencicipinya. 

visual Zain langsung berubah ke tempat suatu desa yang nyaman dan damai. dan terlihat sebuah tempat makan dimana nasi goreng emas ini pertama kali di buat. dan juga dia melihat seorang anak yang akan menjadi seorang chef super kedepan. Zain terus makan dengan cepat bahkan dalam fantasi nya ini. dan tidak tahu bahwa nasi goreng yang di buat nya itu sudah habis.

"sialan sangat bagus. jika aku tahu begini lebih baik membuat makanan setiap hari dengan cara begini selama 3 bulan sebelumnya" ucap Zain dengan nada menyesal karena makanan yang di buat nya waktu itu hanya makanan hambar jika di samakan dengan ini. Zain langsung berdiri dan membersihkan piring dan dapur. tidak cukup satu nasi goreng Zain berniat untuk membuat makanan-makanan yang enak dari asia, afrika, eropa, cina, dan italia. Zain juga punya tempat penyimpanan ruang dan waktu. kemampuan ini di kembangkan untuk menyimpan barang-barang yang Zain sangat perlu bawah.

***

hari ini Zain tidak melakukan latihan bahkan jika dia ingin berniat menjadi lebih kuat dengan cepat. masalahnya adalah kondisi psikis yang harus selalu di istirahat kan dan juga kondisi otot yang akan selalu tegang. dia setelah makan membawa kursi gantung dan meja kecil untuk bersantai di dekat air terjun karena disini lah pemandangan yang sangat menarik jika bersantai.

Zain telah menyiapkan hidangan ringan dengan beberapa minuman dingin untuk bersantai. lalu langsung pergi ke arah air terjun dengan membawa pancing karena semua ikan disini semua enak dan juga berkualitas tinggi.

"kualitas orang tua membawa pancing untuk menangkap ikan, sepertinya aku sudah mengikuti banyak kesukaan dari orang tua' pikir zain saat dia mengingat bahwa hobi nya untuk memancing ini kebanyakan kesukaan orang tua. anak mudah banyak tidak menyukai nya, tetapi bahkan jika hanya kamu sendiri di lingkungan tidak memiliki internet, tidak memiliki leptop dan lain seperti hal nya dunia modern pasti kamu akan mencari hal-hal yang bisa menghibur dirimu sendiri.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

terima kasih sudah membaca, maaf untuk chapter ini hanya segini kedepan akan saya buat lebih baik lagi 

peringatan:

novel ini bukan genre harem , jadi bagi penyuka genre harem lebih baik tidak membcannya. dan juga untuk bisa berkomentar dengan baik dan jangan menggunakan kata-kata kotor.

Zain alcarta adalah seorang anak yang sangat ingin menikmati dunia luar. Zain sendiri tidak memiliki kesempatan untuk menikmati dunia luar karena tubuhnya sendiri yang sangatlah lemah.

orang tuan Zain sendiri tidak pernah menganggap Zain ada. mereka lebih mencintai kerja dari pada anak mereka.

pada suatu hari ada suara yang terdengar di dalam pikiran Zain mengajak nya untuk berpetualang. 

ikuti cerita novel ini. untuk update nya sendiri 1 hari / 1 chapter . untuk anime yang akan di datangi Zain tidak akan terlalu lama dan akan selalu berpindah-pindah sesuai keadaan nya.  untuk pasangan nya nanti berjalan sesuai cerita akan tetapi saya hanya akan membuat dia mempunyai satu istri

dan juga maaf jika penggunaan bahasa dalam novel ini sangatlah buruk karena saya juga baru saja belajar menulis.

Yun Na, dipenuhi dengan rasa malu dan rasa benci, terus memohon pengampunan Yun Yecheng, tetapi kemarahan ayahnya tidak bisa diredakan. Dia mengancam akan memutuskan hubungan ayah-anak mereka.
Malam itu, dia berulang kali menggosok dan membersihkan dirinya dalam upaya untuk menghilangkan semua jejak noda dari tubuhnya yang kotor. Dia dipenuhi dengan kebencian untuk Yun Shishi dan mengutuknya sampai mati.
Wajahnya saat itu merah dan bengkak akibat pelecehan Li Dongqiang selama beberapa hari. Pada hari audisi, meskipun menutupinya dengan lapisan rias yang tebal, dia tidak bisa menyembunyikan memar dan bengkak di wajahnya.
Wajahnya yang cantik tampak berkurang, bengkak dan tidak enak dilihat.
Dia ragu bahwa dia bisa lulus audisi. Benar saja, bahkan sebelum dia bisa mulai, direktur menyuruhnya pergi.
Dalam keadaannya saat ini, dia hanya membuang-buang waktu.
Yun Na terkejut melihat Yun Shishi di lokasi audisi. Wajahnya berubah pucat ketika dia ingat apa yang dikatakan Li Dongqiang tentang saudara perempuan angkatnya yang memiliki juru bayar yang berpengaruh.
Bagaimana dia berhasil dekat dengan pria kaya?
Bagaimana itu bisa terjadi? Dia hanya orang biasa dengan putra tidak sah. Pria kaya mana yang menginginkannya?
Kenapa dia ada di sini hari ini?
Jangan bilang dia tahu tentang penipuanku pada malam itu?
Yun Na panik dan hanya tenang setelah dia menyadari bahwa saudara perempuan angkatnya bahkan tidak melihat ke arahnya. Dia berusaha membuat dirinya tidak mencolok dan menjauh dari pandangan Yun Shishi.
Tada.
Pintu ke ruang audisi dibuka sekali lagi. Gelombang kedua menyelesaikan audisi mereka juga. Beberapa terlihat sangat gembira, sementara yang lain terlihat kecewa. Audisi bisa kompetitif dan keras.
Orang yang bertugas menyaring audisi pergi ke pintu, bertepuk tangan dan memberikan beberapa instruksi dengan pengeras suara.
"Mereka yang ada di gelombang ketiga, harap bersiap-siap!"
Gu Xingze memberi tepukan ringan pada Yun Shishi. "Masuk, Shishi. Kamu bisa melakukannya. Kamu adalah 'Yin Xiachun'-ku."
Dia mengangguk sedikit mengakui.
Kerumunan bubar. Yun Na memperhatikan Yun Shishi memasuki aula audisi dan segera tahu bahwa adik angkatnya juga ada di sana untuk audisi.
Siapa yang memberinya kesempatan ini?
Dia mengalihkan pandangannya ke Gu Xingze yang menatap Yun Shishi dengan semangat. Apakah itu dia?
Ya Tuhan. Gu Xingze telah menjadi idola Yun Na sejak dia pertama kali memasuki bisnis perfilman sepuluh tahun yang lalu.
Bagaimana dia bisa memberikan adik perempuannya dengan pandangan yang begitu lembut? Dia hanya seorang pelacur dengan anak haram! Hidup ini sangat tidak adil!
Dia tanpa daya menyaksikan Gu Xingze menemani Yun Shishi ke aula audisi. Hatinya dipenuhi dengan begitu banyak kebencian dan kecemburuan sehingga air mata mengalir di matanya.
Ruang dansa digunakan sebagai ruang audisi. Empat dinding kamar ditutupi dengan cermin, dengan grand piano di sudut. Di panggung, delapan penguji duduk berdampingan. Di antara mereka adalah Gu Xingze, pemeran utama pria dalam 'The Green Apple', Lin Fengtian, sutradara terkenal, dan empat produser terkenal lainnya di industri hiburan.
Lin Fengtian merasa lelah setelah memimpin dua putaran terakhir audisi dan sekarang mengalami kelelahan visual.
Audisi ini, berkat popularitas luar biasa Gu Xingze, menarik puluhan ribu peserta wanita. Meskipun mereka mampu mengurangi jumlahnya menjadi beberapa ratus setelah putaran seleksi awal, tidak ada yang berhasil menarik perhatiannya hari ini.
Dalam novel itu, karakternya Yin Xiachun, memiliki rambut tebal berkilau dan panjang, kulit putih dan lembut yang tidak membutuhkan riasan lembut, dan mata bulat dan cantik yang digambarkan sebagai 'berkilau dengan kepolosan dan kegembiraan'. Dia seperti peri yang jatuh ke bumi - dunia lain, segar, dan indah.
Namun, dia tidak dapat melihat kualitas-kualitas ini dalam beberapa kelompok audisi yang terakhir.


Yun Shishi menjadi ibu pengganti dengan imbalan lebih dari dua miliar.
Sebagai CEO terhormat dari Kekaisaran paling kuat di ibukota, Mu Yazhe memegang kekuasaan sepenuhnya, sementara Yun Shishi hanyalah anak perempuan adopsi dari keluarga berstatus rendah. Gadis itu setuju untuk melahirkan keturunannya, hanya karena bisnis ayah angkatnya yang sedang berada dalam masa krisis.
Pada hari kelahirannya, sang bayi tertua itu lahir sehat, tetapi yang lebih muda tidak bisa diselamatkan. Setelah memenuhi kontrak, Yun Shishi menghilang dari hadapan pria itu dengan jumlah uang sangat banyak.
Enam tahun kemudian, Mu Yazhe masih tetap menjadi CEO yang sombong dan terkenal. Ketika gadis itu secara tidak sengaja terlibat dengannya lagi - seperti burung kenari yang terperangkap di dalam kandangnya, Mu Yazhe mendekatinya. "Hei wanita, apakah kamu pikir kamu bisa lepas dari cengkramanku?!"
Namun, Mu Yazhe tidak menyangka bahwa seorang anak kecil ikut campur dalam masalahnya; anak kecil itu dengan sombong mengarahkan jari kecilnya ke arahnya dan memperingatkannya, “Mu Yazhe, sebaiknya kau tinggalkan dia! Dia milikku - wanitanya bayi ini!"
Mu Yazhe terkejut, hanya karena bentuk wajah anak kecil itu identik dengannya...

Tag: Anak Imut, CEO, Romansa Manis, Skema, Aristokrat Kaya, Bermuka Dua, Anak kecil, Kaya dan Kuat, Pengkhianatan


Senang sekali saat saya menulis novel ini, dan bisa mengenalkan karya kedua saya di Webnovel. Karya kedua saya ini bisa dikatakan karya terpanjang yang pernah saya buat. 

Saya jamin, saya dapat menampilkan cerita yang berbeda dari kisah romantis yang pernah anda baca. Tokoh dan karakter yang menarik serta alur cerita yang tidak mudah ditebak. Dijamin membuat anda semua akan bertanya-tanya, dan semakin ingin terus untuk membacanya. Untuk mengetahui akhir ceritanya seperti apa (^^). 

Karena cerita ini sudah mencapai lebih dari 200 bab. 
Dan untuk anda yang baru memulai membaca karya saya. 

Saya buatkan sinopsis dan spoiler, dalam bentuk visual karakter. 

VISUAL KARAKTER yang saya buat, tentunya tidak berkaitan dengan artis sebenarnya. 
Dibuat agar memperkuat dari isi cerita.


Cek linknya dibawah ini ya. 
https://youtu.be/zx30PQiVas8

Dicintai oleh dua orang pria tampan sekaligus? Siapa yang akan menjadi pilihan Ella?

Edward Huxley seorang pria tampan, angkuh, keras kepala berasal dari Keluarga Bangsawan Huxley, kesenangannya adalah menghukum Ella dengan alasan apapun. Ella merupakan pelayan-nya yang bekerja pada keluarga Huxley.

Alfred, seorang pengagum rahasia. Penuh kepedulian dan kasih sayang. Tapi memiliki rahasia dan misteri yang besar.


Ella Amber, berharap hidupnya bisa seperti dongeng Cinderella. Sebuah kisah klasik mengenai, pangeran tampan yang mencintai seorang gadis biasa saja.

Kenyataannya, Ella merupakan anak seorang pelayan. Dia dan Ibunya Laras bekerja pada keluarga bangsawan Huxley.

Laras merupakan keturunan Indonesia, kisah hidup yang panjang membawa dia untuk mencoba peruntungan di negeri asing.

Ella pun harus tetap berjuang, untuk bertahan hidup dan untuk bisa membuktikan sebuah kebenaran yang selama ini tertutup rapat oleh ibunya - Laras.


⚠️⚠️Mature Content (Chap: 197,248,249,250,311)


Volume 1&2

https://youtu.be/zx30PQiVas8

Volume 3 "Love In The Dark"

https://youtu.be/bv9hGCTcKNA

Find me on IG:  Sita_eh

Dari Penulis:
Terima kasih teman-teman sudah mau memberi kesempatan membaca novel ini. Kalian akan suka membacanya, sama seperti para pembaca novel ini yang telah mengikutinya dari awal novel ini ditulis pada 18 Februari 2019.
Sampai sekarang, 10 Desember 2019, rating novel The Alchemists masih 4.9 dari 2500 review. Wow!!
Rating yang hampir sempurna ini membuat saya sangat bangga dan terharu, tetapi tentunya sadar bahwa masih ada kekurangan di sana sini. Mohon bersabar kalau masih ada hal-hal yang dianggap kurang, dan silakan berikan masukan kepada saya dengan kata-kata yang membangun. Kalau suka dengan novel ini, silakan juga beri tahu teman-teman dan keluarga agar mereka juga bisa menikmatinya.
Sebelum melangkah ke bab pertama, ada beberapa hal yang harus diketahui:
1. Lokasi novel ini sebagian besar di Singapura, tetapi nanti juga bergerak ke seluruh dunia, dari Amerika, Eropa, Brasil, dll. Saya senang mengajak pembaca jalan-jalan ke tempat-tempat favorit saya, dan lewat novel ini semoga kalian bisa menikmati keindahan dan keunikan tempat-tempat mengagumkan di dunia.
2. Di awal novel ada beberapa kalimat atau percakapan dalam bahasa Inggris, tapi jangan kuatir, karena rata-rata saya sertakan terjemahannnya di samping atau di bawah kalimat tersebut, sehingga kalian tidak akan kesulitan memahami jalan ceritanya.
3. Visual novel ini bisa dilihat di Instagram @casparthealchemist atau follow Halaman Facebook saya "Missrealitybites" untuk melihat wajah para tokoh dan referensi lainnya.
4. Novel ini sudah premium sejak tanggal 1 Oktober, artinya ada bab yang dikunci dan harus dibuka dengan menggunakan spirit stone yang dapat diperoleh setiap hari dengan melakukan tugas-tugas harian, atau bisa juga dibeli (baik dengan pulsa, Google Pay, atau kartu kredit, dll).
5. Penulis yang ceritanya premium akan mendapatkan penghasilan dari setiap bab novel terkunci yang dibuka dengan spirit stone yang DIBELI, jadi kalau babnya dibuka dengan spirit stone gratis, author tidak mendapatkan penghasilan. Jadi jangan berasumsi author ini pasti dapat duitnya banyak kan makanya wajiiiib dan haruuuussss update bab yang buanyaaak juga mentang-mentang udah dapat SS banyak... hehehe. Sekali lagi SS gratis, walaupun dapatnya banyak tidak akan menjadi income untuk author lho...
Kalau pembaca mau mendukung author untuk berkarya, alangkah bahagianya kalau pembaca bersedia membuka bab yang berkunci dengan Spirit Stone yang dibeli. Sebulan sekali beli spirit Stone 20 ribu rupiah saja sudah sangat membuat kami bahagia... hahaha.
6. Dari Webnovel sistem penguncian bab adalah sebagai berikut: 1 SS untuk membuka 200 kata. Jadi kalau babnya panjang sekitar 1000 kata, maka akan memerlukan 5 SS untuk membukanya. Semakin panjang babnya maka akan perlu SS semakin banyak.
Jadi jangan kaget dulu kalau beberapa bab novel ini perlu SS agak banyak seperti 10 SS -12 SS karena babnya memang 2000-2400 kata. 
Saya usahakan agar bab-bab selanjutnya tidak terlalu panjang biar pembaca ga capek bacanya dan SS-nya juga tidak langsung keluar banyak. 
7. Kalau kalian suka novel ini, saya akan sangat bahagia membaca komentar, review (ulasan) dan dukungan PS (batu kuasa) dari pembaca. Setiap komentar dan review yang kami terima membuat semua author menjadi semakin bersemangat untuk menulis. Author semangat menulis, pembaca semangat membaca. Iya, nggak?
Terakhir, terima kasih sekali lagi sudah memilih membaca novel ini. Selamat menikmati :)


Bagaimana rasanya menjadi manusia abadi di zaman modern? Sebagai seorang pria kaya, tampan, sempurna, dan awet muda, Caspar adalah idola setiap wanita.

Meskipun banyak perempuan ingin menjadi kekasihnya, dia tidak pernah jatuh cinta. Tak seorang pun menarik hatinya sampai ketika ia bertemu perempuan aneh yang di kepalanya hanya memikirkan cara mencari UANG - UANG DAN UANG.

Sebagai gadis yatim piatu yang miskin, Finland telah belajar bahwa dia tidak boleh bergantung pada siapa pun! Dia pelit, cinta uang, dan pasti sedikit gila. Kenapa dia tidak menerima cinta Caspar?

Apa sih yang tidak bisa pria ini berikan untuk Finland? Membelikan pulau untuknya? Sudah. Memberikan dia semua bunga yang ada di seluruh negeri sampai pasangan lain tidak kebagian setangkai mawar pun untuk merayakan Valentine? Sudah juga. Bahkan, membuatkan kolam uang Gober Bebek agar dia bisa berenang di kolam uang seperti Paman Gober karena Finland sangat suka uang? Itu apalagi!

#modernfantasy #immortalmortals

>>>>

Bagaimana para immortal hidup di dunia modern di antara orang-orang biasa? Baca kisah mereka dalam seri buku ini dengan 3 volume:

1. The Alchemist
2. Aleksis & Pangeran Siegfried
3. Secret Identity

Copyright: @2019 Missrealitybites

***
Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya:
1. The Alchemists
2. Ludwina & Andrea
3. Katerina
4. Glass Heart : Kojiro - Nana
5. 1912-1932
6. Altair & Vega
7. Kisah dari Kerajaan Air
8. Finding Stardust / Emma Stardust

Lihat visual novel ini di Instagram @casparthealchemist

Instagram @missrealitybites

air visual novel

Visual Swan

Aku Kamu dan Masa itu

And So On

The Eternal Love : Hazel Star

Assassination System

kumo desuga nani ka?

The Endless Of Adventure

Satu Kelahiran Dua Harta: Cinta Seorang Miliarder

Not a Cinder-Ella

The Alchemists - Indonesian

People search air visual novel also like: