Chapter 154: Arogansi

Saat pria itu mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Dmitry, aku baru bisa melihat wajahnya. Itu adalah wajah seorang pria dengan ekspresi sombong dan mata yang berwarna biru pucat sebelumnya.

Para petualang di sebelahku bahkan ikut terkejut melihat siapa yang telah menculik Reina. Walau mereka terlihat marah, namun mereka berusaha menahan diri karena Dmitry menatap mereka semua dengan ekspresi dingin penuh ancaman. Di sini kami merasa tidak bisa mendekati Dmitry maupun orang itu sehingga kami hanya melihat mereka dari sisi jalan raya.

Pria itu ... dia adalah orang yang sama dengan di penginapan sebelumnya.

Mengapa dia melakukan ini!?

Tidak. Mengapa aku terlambat menyadarinya? Inilah alasan Dmitry menyuruh kami mengikuti mereka. Dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini. Pria itu sejak awal berniat menguak informasi dari mereka. Apa yang pria itu inginkan sebenarnya adalah informasi dari si gadis manis itu.

Siapa dia sebenarnya!?