Chapter 121: Mantan Istri Xi Mubai

Editor: Atlas Studios

Sebenarnya, beberapa orang mulai menyadari bahwa Xinghe tampak tidak asing, tetapi mereka tidak punya urusan dengannya.

Namanya, Xia Xinghe terdengar akrab juga.

Xia Zhi tidak menyembunyikan kebenaran dari Junting. Dia hanya menjawab, "Senior, Xia Xinghe adalah anak pamanku, jadi dia sepupu, tetapi aku memperlakukan dia sebagai kakak perempuan yang sebenarnya."

Junting masih bingung. "Kenapa aku tidak pernah mendengar kau bercerita kalau kau memiliki sepupu yang sangat bagus dalam menulis kode? Tunggu sebentar … Apakah ini berarti bahwa buku-buku yang kau pinjam dariku adalah untuknya? Permainan mini, itu adalah pekerjaan tangannya juga?"

Xia Zhi mengangguk.

Itu adalah prediksi Junting bahwa ahli komputer yang dikenal Xia Zhi itu bukan karakter sederhana, tetapi kemampuan sesungguhnya orang itu ternyata melampaui prediksi.

"Kau bajingan licik, bagaimana bisa kau menyembunyikan bakat mengesankan seperti itu dari seniormu?" Junting memukul lengan Xia Zhi dengan bercanda.

Xia Zhi tertawa minta maaf. "Kakakku suka menjaga kerendahan hatinya. Dia tidak suka orang ikut campur dalam urusannya …"

"Saya mengerti!" Tiba-tiba, teriakan dikeluarkan dari antara orang banyak. Seorang CEO senior menyeruak ke depan kerumunan dengan bersemangat, berseru, "Saya akhirnya menyadari identitas asli Nona Xia!"

"Apa itu?" Junting berbalik untuk bertanya.

Kegembiraan menyinari mata CEO itu saat dia mengumumkan, "Saya melihatnya di pesta ulang tahun Tuan Muda Xi! Tidak heran dia terlihat begitu akrab, dia adalah mantan istri CEO Xi!"

APA?

Junting dan Xiao Mo membelalakkan mata mereka karena terkejut.

Bagaimana ini bisa terjadi … Xia Xinghe adalah mantan istri Xi Mubai!

Entah mengapa, hati kedua pria ini dipenuhi emosi yang rumit.

Di satu ruang istirahat, Xinghe dan Mubai duduk berseberangan meja saling berhadapan.

Sejak Xinghe masuk, Mubai menatapnya dengan ramah. Pikiran dan emosinya terlindung di balik matanya yang dalam.

Setelah keheningan yang berlangsung selama satu menit, Xinghe melihat dia masih tidak memiliki niat untuk berbicara jadi dia berkata, "Jika kau tidak memiliki apapun untuk dikatakan, aku akan pergi."

"Tidakkah kau memiliki sesuatu yang ingin kau katakan padaku?" Mubai akhirnya bertanya.

Xinghe menatapnya dengan bingung dan menjawab, "Apa maksudmu?"

"Jelaskan perubahan terbarumu."

Bingung, Xinghe menjawab, "Haruskah aku?"

Dia tidak berutang penjelasan padanya.

Mubai membaca pikirannya sehingga dia mencoba cara lain, "Kau sudah memulihkan ingatanmu?"

"Ya, Tuan."

"Kau sudah menjadi jenius komputer sebelumnya?"

"Ya, Tuan."

"Aku benar-benar telah meremehkanmu. Aku terkesan." Mubai berkata serius, nada suaranya penuh kekaguman. Memuji di saat pujian itu diperlukan.

"Aku pikir kita di sini untuk mendiskusikan kemitraan." Xinghe tidak ada di sana untuk obrolan ringan.

Dia memperlakukan masa lalu mereka bersama sebagai mimpi. Dia telah terbangun dari mimpi itu dan siap untuk melepaskannya.

Xinghe yang telah memulihkan ingatannya adalah Xinghe yang baru. Dia tidak tertarik untuk mengejar masa lalu bersamanya.

Mata gelap Mubai sedikit berkilau dan dia tersenyum. "Benar, kalau begitu mari kita diskusikan kemitraan …"

Setelah dia memberikan dokumen kepadanya, dia menjelaskan, "Di dalam ini adalah klausul dasar. Baca dengan cermat dan jika kau tidak keberatan, datanglah ke perusahaanku besok untuk menandatangani kontrak."

Xinghe menerima dokumen itu, mengantonginya tanpa membuka, dan berdiri untuk pergi.

Mubai bingung. "Apakah kau tidak akan melihatnya? Ke mana kau pergi?"

"Aku membawanya pulang ke rumah untuk dipelajari lebih dekat. Jika aku tidak menemukan masalah dengan kontrak itu, CEO Xiao dari perusahaanku akan menemuimu untuk menandatangani kontrak ini besok."

comment 171 comment

Vote

SEND GIFT

next chapter

Load failed, please RETRY