Chapter 607: Dia Datang!

Editor: Atlas Studios

Nada bicara Penatua Xi mencerminkan suasana hatinya yang tertekan. "Oke, aku mengerti. Aku akan mencari cara untuk menyelamatkannya segera. Jika ada pembaruan, telepon aku."

"Baik," Cairn berjanji sebelum menutup telepon.

Ketika Penatua Xi bersiap untuk memanggil presiden, panggilan lain datang untuknya. Itu dari rumah sakit. Hati Penatua Xi berhenti, takut itu akan menjadi berita buruk tentang Mubai. Dia menekan tombol terima panggilan dengan tangan bergetar.

Suara ceria dokter itu keluar. "Penatua Xi, selamat. Tuan Muda Xi sudah bangun!"

Penatua Xi berdiri karena sukacita semata. "Apa katamu?"

"Tuan Muda Xi sudah bangun; akhirnya dia bangun!"

—-

Ini adalah berita bagus bagi keluarga Xi. Mereka segera bergegas ke rumah sakit dan Mubai yang sadar menyapa mereka.

Meskipun dia baru saja bangun, matanya setajam paku. Dia bersandar di tempat tidur, semangatnya seperti orang yang baru bangun dari tidur yang bermanfaat. Seolah-olah beberapa bulan terakhir bahkan tidak terjadi untuknya.

Nyonya Xi berhenti dan memeluknya. "Mubai, kau akhirnya bangun! Ibu sudah lama menunggu saat ini."

Mata Mubai memindai kerumunan dengan cepat, tetapi dia tidak melihat Xinghe di antara mereka. Meskipun Xinghe diselamatkan dari ledakan, dia masih tidak bisa berhenti khawatir sampai dia melihatnya secara langsung.

"Di mana Xinghe?" Mubai membuka mulut untuk bertanya.

Penatua Xi berkata dengan susah payah, "Sejak kau bangun, maka kau memiliki hak untuk tahu. Beberapa saat yang lalu, sesuatu terjadi padanya."

Mata Mubai melebar dan nadanya turun beberapa derajat. "Kakek, apa yang kau katakan?"

"Mubai, banyak hal terjadi ketika kau keluar dari itu …" Penatua Xi memberitahu Mubai tentang semua perkembangan terakhir.

Setelah selesai, dia menghela nafas. "Tidak ada yang bisa kita lakukan selain membiarkannya pergi ke Kota A saja, kami tidak berpikir dia akan tiba-tiba menghilang seperti ini. Kami menduga dia telah diculik, tetapi jangan khawatir, aku sudah menghubungi presiden dan dia telah berjanji untuk mengirim anak buahnya untuk pergi mencarinya."

Meski begitu, Mubai tidak bisa mengistirahatkan jantungnya yang berdetak kencang. Dia duduk dan menarik selimut.

Nyonya Xi menghentikannya segera. "Mubai, apa yang kau lakukan?"

"Pergi ke Kota A!" Mubai menjawab dengan tekad kuat. Ini mengejutkan semua orang di sana.

"Kau tidak bisa melakukan itu. Kau baru saja bangun, kau tidak bisa terlalu banyak menekan tubuhmu begitu cepat. Kami akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah Xinghe, kau hanya perlu tetap diam," Penatua Xi menasihatinya.

Mata gelap Mubai bertemu dengan Penatua Xi dan kata-kata keras ini keluar dari mulutnya, "Kakek, kau sendiri telah mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi padanya, jadi bagaimana kau bisa mengharapkanku duduk diam di rumah sakit ini? Aku harus pergi ke Kota A. Aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padanya atau memberikanku kembali kehidupan ini akan sia-sia!"

Apa?

Penatua Xi dan yang lainnya tercengang tanpa kata-kata. Jika sesuatu terjadi pada Xinghe, Mubai juga akan menyerahkan hidup barunya…?

Mereka akhirnya memahami keyakinannya dan tidak menghentikannya lagi. Mubai memanggil jet pribadi dan terbang ke Kota A.

Xinghe tidak tahu Mubai akan datang; dia masih berjuang untuk menemukan cara demi menyelamatkan dirinya sendiri.

Keluarga Lin tidak tahu Mubai akan datang juga.

Badai akan mengamuk di Kota A. Namun, tidak diketahui siapa yang akan tetap tinggal ketika awan-awan menghilang dan siapa yang akan menghilang dalam badai …

comment 123 comment

Vote

SEND GIFT

next chapter

Load failed, please RETRY