Dewan masuk dengan gagahnya, satu tangan berada di saku celana bahan yang dia kenakan, lelaki itu menatap Zalfa, sembari berjalan menghampiri Zalfa yang sedang menangis, dia sempat berpikir hal ini pasti akan terjadi, Zalfa tidak bisa ditinggalkan sendirian.
"Nih, hapus air mata Lo," ujar Dewan. Lelaki itu memberikan sapu tangan yang dulu pernah dia pinjamkan, sapu tangan berharga miliknya dari mendiang ibunya.
Zalfa kaget, dia pikir Dewan tidak akan datang ke kantor. Lelaki itu juga tampil sangat rapih sekali, dengan kemeja dan juga jas, serta dasi garis-garis. Dia baru melihat semua yang Dewan pakai, sepertinya memang baru, karena bisa dibilang Zalfa hafal baju-baju milik lelaki itu, bukan hanya itu saja. Dia juga hafal, bahwa barang yang dipakai Dewan itu bukan dari merk sembarang, dia tahu harganya pasti di atas jutaan, bahkan ada yang sampai puluhan juta.