Di Lapangan Pencinta Makan, suara musik yang merdu dari alat musik bersenar dua datang dari panggung yang melayang tinggi. Aroma makanan memenuhi seluruh Gedung Dewa Pencinta Makan.
Semua koki terbaik dalam Catatan Pencinta Makan terlihat bersungguh-sungguh. Mereka duduk bersila di panggung tinggi dan mendengarkan orang tua berambut dan berjenggot putih bernama Chu Changsheng.
Suaranya berkelana, memenuhi udara.
Begitu banyak pendekar duduk di panggung tinggi tertarik mendengarkan pidatonya. Sebetulnya, mereka tidak mengerti apa yang sedang dikatakan oleh Chu Changsheng. Tetapi hal itu bukan halangan bagi mereka untuk merespon keterlibatan Chu Changsheng yang mendalam.
Chu Changsheng sebetulnya merupakan bakat langka. Para Pangeran Aulian dari daerah lain tidak berani meremehkan dia.
Nyam nyam nyam!
Di adegan yang serius ini, suara mengunyah terus menggema.
Seseorang mulutnya berkedut, secara refleks berpaling ke arah tersebut.