Download App
14.28% SEASON 2 TERANG DALAM GELAPKU / Chapter 12: MENIKAH...HASRAT

Chapter 12: MENIKAH...HASRAT

" Saya terima nikah dan kawinnya Sarah Veronica Bell binti Damian Bell dengan mas kawin uang tunai sebesar 10 juta dibayar tunai!" ucap Brian dengan sekali tarikan nafas.

" Sah?" tanya Mudin.

" Sah!" jawab para saksi.

Fatma memejamkan kedua matanya, dia menahan dengan keras agar butiran air itu tidak turun ke kedua pipinya. Vero mencium tangan Brian, sementara Brian menatap sedih ke arah istrinya. Vero sangat bahagia sekali walau Brian tidak perduli padanya. Lalu Vero mendatangi Fatma dan meraih tangan wanita itu lalu menciumnya dan memeluk istri pertama Brian itu.

" Kita akan bersama-sama membahagiakan Brian, Zahirah!" ucap Vero yang seperti sengaja menyindir dan membuat hati Fatma terasa seperti di hantam godam besar.

Fatma tersenyum kecut dan dipaksakan mendengar ucapan menusuk Vero. Fatma memiliki perasaan jika pernikahannya dengan Brian tidak akan berjalan mulus dengan adanya orang ketiga diantara mereka. Mereka bertiga meninggalkan rumah mudin yang menikahkan Brian dan Vero.

" Baby...maksudku Danny! Aku pengen banget makan sate kambing!" kata Vero dengan suara manja.

" Jangan..."

" Dia sedang mengidam! Sebaiknya kamu menuruti dia karena bayi kalian yang meminta!" potong Fatma mendengar permintaan Vero.

Vero tersenyum smirk mendengar perkataan Fatma, dia sudah memiliki rencana dengan memanfaatkan bayi dan Fatma untuk memiliki Brian seutuhnya.

" Tapi, sayang..."

" Tolong! Aku tidak mau bertengkar dan jadi tontonan orang hanya karena masalah sepele ini!" ucap Fatma pelan.

Brian menghela nafas panjang, dia merasa sangat bersalah pada Fatma, dia tahu pasti jika istrinya itu merasa sakit hati dan sedih dengan semua kejadian ini.

" Aku bisa naik taksi!" kata Fatma.

" Tidak! Biar Ujang yang bawa kamu pulang! Aku akan pergi dengan menggunakan mobil Vero saja!" kata Brian lembut.

" Iya! Ayo, Mang Ujang!" ajak Fatma.

" Iya, Ntonya Muda!" sahut Ujang.

"Assalamu'alaikum!" pamit Fatma lalu mencium punggung tangan suaminya.

Hati Brian berdesir melihat semua itu, walau dirinya telah mengkhianati Fatma, tapi istrinya itu tidak pernah lupa melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Brian dan Vero bersamaan.

" Hati-hati, Mbak!" ucap Vero basa-basi.

Fatma hanya tersenyum kecut mendengar ucapan madunya. Lalu Fatma masuk ke dalam mobil yang telah dibukakan pintunya oleh Brian.

" Hati-hati, Jang!" kata Brian.

" Iya, Tuan!" kata Ujang lalu masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya ke arah jalan raya.

Brian menatap mobil mereka hingga tidak terlihat dengan hati sakit.

" Ayo, baby! Anak kita sudah lapar!" ucap Vero manja.

Brian hanya menganggukkan kepalanya, karena dia tidak berani bersikap kasar pada Vero sesuai janjinya pada Fatma atau wanita itu akan meminta berpisah darinya. Vero tersenyum bahagia sambil bergelayut manja di lengan Brian. Vero sengaja menempelkan dadanya ke lengan Brian, dia akan membuat Brian kembali padanya lewat cumbuan, karena dia tahu jika Fatma tidak mungkin melakukan beberapa hal liar saat bercumbu dengan Brian.

Sudah seminggu pernikahan Brian dengan Vero dan Brian selalu pulang kerumah dan tidur bersama dengan Fatma walau dia belum berani menjamah istrinya itu, karena semakin Fatma memperlihatkan ketulusan hatinya sebagai istri, semakin sakit hati Brian dibuatnya. Sementara Vero menahan segala amarah dalam hatinya karena Brian yang tidak pernah memenuhi keinginannya untuk bersama, walau Brian selalu memenuhi keinginan ngidamnya.

" Sabar, Vero! Aku ingin tahu sampai dimana semua ini!" kata Vero menahan hatinya.

Sebulan sudah pernikahan Brian dan Vero, Brian selalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya, tapi sikapnya pada anak-anaknya tidak pernah berubah, terutama pada Iza yang sangat disayanginya. Keluarga juga tidak merasa curiga sama sekali dengan keadaan rumah tangga mereka berdua, karena Fatma yang selalu bersikap seperti biasa saat mereka berkumpul bersama.

" Selamat sore!" sapa Vero pada penerima tamu di kantor Brian.

" Selamat Sore! Nona Sarah? Sudah lama tidak kemari!" sapa penerima tamu wanita yang kebetulan mengenal Vero.

" Iya! Apa Brian ada?' tanya Vero.

" Ada! Silahkan langsung saja!" kata wanita itu.

" Trima kasih!" jawab Vero lalu dia berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya.

Lift berjalan naik ke lantai tempat ruangan Brian berada. Keadaan kantor sedikit lengang, karena jam pulang kantor sudah berakhir. Vero tahu jika Brian akan pulang malam karena beberapa hari ini dia mendapatkan kabar dari orang kepercayaannya jika Brian selalu pulang jam 9 malam. Dan dia tahu jika hari jum'at seperti ini Brian selalu sendiri tanpa ditemani oleh Danis, wakilnya karena Danis harus menemani istrinya.

Perlahan Vero berjalan menuju ke ruangan Brian, sekretaris Brian juga sudah tidak ada. Vero membuka pelan handle pintu ruangan Brian yang kebetulan tidak pernah dikunci. Vero membuka membuka lebih lebar pintu tersebut untuk melihat keadaan dalam ruangan. Sepi! Apa dia sudah pulang? Tapi kata orangnya Brian masih di kantor. Vero masuk dan mengunci pintu ruangan lalu berjalan menuju ke ruang istirahat Brian. Dibukanya pintu ruangan tersebut dan dilihatnya Brian yang tertidur dengan pakaian yang masih lengkap dengan kaki menggelantung di pinggir ranjang. Vero tersenyum smirk, lalu dia masuk dan menutup pintu tersebut perlahan. Dibukanya satu persatu pakaiannya hingga dia polos, lalu dia berjalan pelan seperti pencuri mendekat ke arah ranjang. Vero berjongkok tepat di depan kaki Brian lalu perlahan di bukanya ikat pinggang Brian sambil sesekali melihat kearah wajah pria itu. Setelah berhasil, dia membuka kait celana Brian dan zippernya. Terlihat boxer Brian yang berwarna hitam dan miliknya yang masih tertidur. Dengan sangat perlahan, Vero menarik boxer Brian dan memainkan milik Brian. Si empunya yang tertidur mendesah merasakan nikmat di area bawahnya. Perlahan tapi pasti benda itu berubah tegang dan Brian membuka matanya.

" Vero?" ucap Brian terduduk dari tidurnya.

" Nikmati saja, baby!" ucap Vero yang menambah ritme permainannya.

Brian akui, tubuh dan gaya bercumbu Vero memang sangat seksi dan liar, sehingga membuat dirinya yang tidak menyentuh Fatma selama sebulan menjadi terlena. Bagaimanapun di membutuhkan semua ini dan Vero juga sah istrinya di mata agama. Vero tahu jika Brian masih ragu, karena itu dia mengeluarkan segala kemampuan bercumbunya agar Brian kalah. Dan apa yang diinginkannya berhasil, Brian mendesah, mengerang bahkan mendorong kepalanya.

" Kenapa?" tanya Brian yang merasa kecewa saat dirinya akan meledak tapi Vero melepaskannya.

" Apa kamu tidak ingin semua ini, baby?" tanya Vero yang berdiri dan memperlihatkan keindahan tubuhnya.

Brian menelan salivanya, tubuh polos Vero membuat gairahnya menggebu-gebu, terlebih sejak hamil dada Vero terlihat semakin berisi. Vero berjalan maju dan menempelkan tubuhnya ke wajah Brian, dia memegang tangan suaminya itu untuk menyentuh dada dan miliknya. Akhirnya kekosongan Brian selama sebulan ini terisi sudah dengan kemahiran Vero memuaskan dirinya. Brian dibuat Vero ingin terus menemui anaknya berkali-kali dengan berbagai gaya.

" Kamu semakin hebat, baby!" bisik Vero setelah Brian terlentang setelah sesi terakhir mereka.

Brian hanya menganggukkan kepalanya mendengar pujian Vero. Tidak bisa dipungkiri, Brian merasa kembali menikmati sesi percintaan yang telah lama dia lupakan karena Fatma yang tidak pernah melakukan apa yang Vero lakukan saat bercumbu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C12
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login