Mata Randika tidak pernah lepas dari mobil para penculik itu. Saat ini, mobil tersebut sudah melaju kencang dan jarak di antara mereka cukup jauh.
Randika mengumpulkan kembali tenaga dalamnya ke kakinya, bahkan samar-samar terdengar suara berdesis dari sepatunya. Dalam sesaat, Randika sudah mengejar dengan kecepatan luar biasa.
Ketika dia pulang ke gunung kapan hari, kakeknya telah memberikan pengobatan padanya jadi selama satu bulan dia bisa memakai tenaga dalamnya tanpa perlu khawatir terhadap kekuatan misterius dalam tubuhnya. Dengan begitu, dia tidak perlu menahan diri lagi.
Para pejalan kaki yang melihat Randika melompat itu terkejut kembali. Sudah lompat dan selamat saja sudah mukjizat, sekarang malah lari secepat itu?
Dan hanya butuh beberapa detik saja sosok Randika sudah menghilang dari jarak pandang mereka.
Semuanya merasa bahwa apa yang mereka lihat hari ini kemungkinan besar adalah mimpi, mana mungkin orang itu masih manusia?