"Nadine, ada apa?" Tanya Velina dengan kekhawatiran yang terlihat jelas di wajahnya ketika dia melihat wajah adiknya yang terlihat pucat.
"Tidak ada apa-apa, kak," Nadine berkata sambil menggaruk lehernya. Namun, Velina masih tetap menatapnya dengan tidak percaya.
"Aku hanya merasa bodoh dan keterlaluan karena dulu aku sempat menganggap jika diriku adalah gadis yang tidak diperhatikan oleh keluarganya sendiri… padahal, keluarga kita memang berbeda dari keluarga-keluarga lainnya, masalah yang kita miliki juga pasti beda dengan mereka…" Ucap Nadine akhirnya, memberanikan diri untuk berterus terang.
Betapa egoisnya dirinya selama ini?
Menganggap jika ayahnya hanya bisa membelikannya barang-barang mewah tanpa meluangkan waktu untuk berbicara denganya.
Apakah ia sendiri pernah berinisiatif untuk berbicara tentang hal apapun dengan ayahnya?