"Sayang, nanti setelah selesai sarapan, Papa mau ngajakin kamu ke suatu tempat, mau enggak?" tawar Logan.
"Mau jalan-jalan ke mana, Papa?" tanya Andi dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Iya, kalian mau pergi ke mana?" sahut sang oma.
"Aku mau ngajakin Andi pergi menemui sahabatku, yang baru kembali dari Singapura," ujar Logan membuat sang oma keheranan.
"Sahabat kamu, siapa?" tanya sang oma.
"Oma, masih ingat sama sahabatku yang namanya, Milea? Dulu pernah aku ajakin ke rumah oma, tapi cuma sekali?" ujar Logan membuat sang oma mengingat-ingat kembali.
"Oh yang cantik itu, ya? Iya oma ingat, jadi dia sudah kembali dari Singapura? Ajak dia kapan-kapan main ke sini," pinta oma membuat Logan tersenyum.
"Oma, mau ikut juga?" tawar Logan yang dibalas gelengan oleh sang oma.
"Enggak usah, lagian oma mau nonton senam setelah ini," tolak sang oma membuat Logan manggut-manggut.
"Ya sudah kalau begitu, nanti kalau butuh sesuatu atau mau titip makanan langsung telepon aku saja." Logan lupa kalau setiap hari Minggu akan ada acara senam di televisi, oma saya menyukai acara senam tersebut karena disiarkan langsung bukan siaran ulang.
Logan menyiapkan baju ganti untuk adik kesayangannya, takutnya kalau di sana nanti Andi bikin ulah dan membutuhkan baju ganti. Ia juga membawakan susu kotak dan juga mainan favoritnya Andi.
Adik kesayangannya begitu suka ketika diajak jalan-jalan, apalagi di hari weekend seperti ini. Andi tidak begitu mempunyai teman ketika di rumah, Logan juga tidak mengizinkan adik kesayangannya main terlalu jauh takutnya nanti sang oma kelelahan mengikutinya. Walaupun ada baby sitter, tetapi Andi lebih suka kalau sang oma yang menemaninya main.
"Kita mau main ke mana? Apa kita mau jalan-jalan ke mall? Atau pergi ke taman bermain? Atau kita mau berenang?" tanya Andi bertubi-tubi.
"Hm kamu maunya pergi ke mana? Papa, akan menuruti ke manapun kamu mau. Mumpung hari ini papa libur, kita bebas mau jalan-jalan ke mana saja," ujar Logan membuat Andi bertentangan saking bahagianya.
"Asikk aku mau main, tapi di mall hehe," pinta Andi.
"Ah baiklah, tapi sebelumnya papa mau ngajakin kamu suatu tempat. Tapi ingat kamu tidak boleh nakal," nasihat Logan membuat Andi memanyunkan bibirnya.
"Aku kalau diajak pergi tidak pernah rewel," protes Andi membuat Logan terkekeh.
"Iya, kamu memang anak yang pintar dan selalu menurut apa kata, Papa." Logan mengemudikan mobilnya menuju apartemennya Milea.
Pagi-pagi sekali Logan sudah memberitahukan pada sahabatnya tersebut, bahwa setelah sarapan mereka akan datang ke sana. Hanya saja Milea belum tahu dengan siapa ia datang, biarkan saja wanita itu penasaran dan menduga-duga sendiri.
"Papa, itu rumahnya besar sekali, tinggi pula," takjub Andi melihat bangunan di hadapannya.
"Itu namanya gedung apartemen sayang, bukan rumah. Ayok kita masuk ke dalam sana," ajak Logan sambil menggendong adik kesayangannya agar tidak lelah berjalan.
"Papa, aku sudah besar aku ingin jalan sendiri saja. Aku tidak ingin digendong lagi," pinta Andi membuat Logan tertawa dan menurunkannya.
"Yang udah besar iya deh." Logan menggandeng tangan putranya untuk memasuki lift.
"Papa, naik ini seru hehe." Andi tidak bisa diam berjalan ke sana ke mari di dalam lift, karena memang baru pertama kali masuk ke dalamnya.
Logan membiarkan adik kesayangannya melakukan apapun yang disuka di dalam lift, toh hanya ada mereka berdua dan belum ada pengunjung lain yang masuk.
Begitu mereka berdua sudah sampai di depan pintu kamar apartemennya milea, Logan memencet bel beberapa kali hingga membuat Milea risih sendiri dan bergegas membuka pintunya.
CEKLEKKK!!!
"Lama amat, sih?" protes Logan kemudian main nyelonong masuk gitu aja, sambil menggandeng Andi.
"Eh itu anak, siapa?" tanya Milea melihat ada anak kecil yang berjalan di samping sahabatnya.
"Papa, kita di mana? Tante, itu siapa?" tanya Andi begitu sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Whattttt? Papa? Papa, siapa? Logan, kamu sudah punya anak, ha?" Milea menatap tak percaya pada anak kecil yang duduk Logan.
"Papa, itu siapa? Kenapa tante itu marah-marah?" Andi yang takut berhambur memeluk Logan.
"Tante, itu tidak marah-marah sayang, dia hanya bertanya kamu siapa? Nah coba perkenalkan nama kamu," suruh Logan.
"Nama aku, Andi."
Milea seketika tersenyum melihat anak laki-laki yang sungguh menggemaskan di hadapannya, walaupun masih banyak tanda tanya di kepalanya. Namun anak laki-laki tampan tersebut, dapat mengalihkan perhatiannya.
"Nama tante, Milea."
Milea mengambilkan makanan dan juga minuman untuk para tamu, untung saja persediaan susu si dapur ada. Walaupun tidak setiap hari dirinya minum susu karena sudah punya susu sendiri.
Logan menyalakan televisinya, agar sang adik bisa menonton kartun yang biasanya ditonton di pagi hari. Milea yang datang membawakan segelas susu, langsung membuat matanya Andi berbinar melihatnya.
"Aku mau susu," pinta Andi membuat Milea tersenyum gemas.
Disaat Andi sedang asyik menonton kartun di sofa yang terpisah, Milea mencari kesempatan mengambil duduk di sampingnya Logan.
"Jadi, Andi itu siapa? Kenapa dia memanggil kamu dengan sebutan, Papa? Beneran kamu belum menikah?" tanya Milea dengan nada lirih.
"Sudah kubilang, kalau aku ini jomblo dan belum punya pacar jadi mana mungkin aku menikah? Mau menikah sama siapa coba? Andi, itu adalah adikku," ujar Logan membuat Milea menatap tak percaya.
"Adik? Kamu sudah sebesar ini, tapi kamu masih memiliki adik? Yang benar saja, ternyata orang tua kamu subur juga, ya?" heran Milea.
"Yeahh, sebelumnya orang tuaku tidak menginginkan punya anak lagi. Tapi sesuatu yang salah terjadi, hingga lahirlah adik kesayanganku itu," ujar Logan dengan raut wajah yang penuh tanda tanya.
"Ada apa?" tanya Milea yang merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya.
"Aku tidak bisa menceritakannya di sini, aku tidak mau kalau sampai adikku itu mendengarnya. Kapan-kapan aku akan menceritakannya disaat senggang," ujar Logan membuat Milea manggut-manggut.
"Papa, ayok kita jalan-jalan ke mall, tadi katanya mau ajakin main ke sana?" pinta Andi setelah acara kartun selesai.
"Kamu siap-siap sana, aku mau ngajakin kalian jalan-jalan ke mall," suruh Logan pada sahabatnya.
"Asikkk, aku mau dibelanjain yuhuuu." Milea bergegas masuk kamar dan mengganti bajunya dengan pakaian santai.
Mereka bertiga kini sedang dalam perjalanan menuju ke mall, dengan posisi Andi duduk di belakang sedangkan Milea duduk di sampingnya Logan. Andi begitu antusias diajak jalan-jalan, apalagi bersama orang baru yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat dari papanya.
"Papa, nanti pulangnya aku mau beli mainan yang banyak," pinta Andi membuat Logan terkekeh, kemudian menganggukkan kepalanya.
"Asalkan mau makan yang banyak, Papa akan membelikan kamu banyak mainan. Tapi kalau sudah beli banyak mainan, tidak boleh beli banyak es krim," ujar Logan membuat sang adik mengerucutkan bibirnya.
"Kalau Andi adiknya Logan, kenapa dia bisa memanggil Logan dengan sebutan, Papa? Harusnya kan manggilnya, Kakak?" batin Milea.
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE
DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH