Download App
32.5% HOT PAPA / Chapter 13: Momong Anak

Chapter 13: Momong Anak

Anak kecil mana yang tidak suka diajak jalan-jalan ke mall, terlebih banyak mainan dan jajanan di sana. Begitulah yang dirasakan Andi saat ini, ditemani oleh papa tercinta memainkan bola basket khusus untuk anak-anak.

Sedangkan Milea duduk si salah satu sofa, sambil membawakan barang-barang dua laki-laki tersebut. Minum es krim sambil menunggu mereka selesai bermain, karena Milea tidak begitu menyukai permainan olahraga.

"Mbak, itu anak dan suaminya lincah sekali bermain basket. Wahh sepertinya anak anda akan menuruni keahlian papanya, dalam memainkan bola basket," puji salah satu ibu-ibu yang duduk di sebelahnya Milea.

"Ha? Anak siapa?" heran Milea.

"Bukankah yang sedang bermain bola basket itu adalah anak dan juga suami kamu?" tanya orang tersebut, membuat Milea seketika meraba wajahnya dan berpikir apakah sudah terlihat seperti ibu-ibu yang memiliki anak dan suami.

"Beruntung kali kamu mempunyai suami tampan seperti pria itu, saya saja yang sudah punya suami langsung terpesona begitu melihat suami kamu. Di mana kamu mendapatkan laki-laki tampan seperti itu? Bisa kali berbagi tips?" pinta ibu-ibu tersebut, membuat Milea bingung sendiri harus menjawabnya bagaimana.

Untung saja tak lama kemudian, ibu-ibu yang duduk di sampingnya Milea pergi dari sana karena dipanggil sama suaminya. Milea dapat bernafas dengan lega, karena terbebas dari pertanyaan yang tidak masuk akal baginya.

"Bisa-bisanya aku dikira ibu-ibu? Padahal mukaku masih awet muda kayak gini? Umurku juga baru 23 tahun, masa iya sudah kelihatan tua, sih?" kesal Milea ya sudah tidak mood lagi buat makan es krim.

"Milea? Kamu tidak mau bergabung bersama kami?" tawar Logan pada sahabatnya yang asyik duduk sambil memainkan handphone.

"Tidak, aku ingin di sini saja," tolak Milea.

"Hm ya sudah kalau begitu, tunggu kami bermain sampai selesai, ya? Jangan ke mana-mana loh, nanti kalau kamu hilang aku juga yang repot buat nyariin," ledek Logan membuat Milea mendengus kesal.

"Aihh memangnya aku anak kecil, apa?" gerutu Milea.

Andi melanjutkan permainan, dengan menaiki mobil-mobilan bersama anak-anak sebayanya tanpa didampingi oleh orang dewasa. Andi juga menyuruh Logan agar tidak menemani Milea, sedangkan dirinya akan bermain bersama anak-anak yang lain.

"Kenapa itu muka cemberut kayak, gitu? Kenapa juga itu es krim dibiarkan mencair? Aihh dasar perempuan," cibir Logan kemudian mengambil duduk di samping sahabatnya, sambil mengawasi adik kesayangannya yang sedang bermain.

"Tadi itu ada ibu-ibu yang tiba-tiba datang langsung bilang kalau kalian itu anak dan suamiku, memangnya muka aku udah kelihatan, apa?" keluh Milea.

"Wahh ibu-ibu mana yang bilang kayak, gitu? Itu orang harus dikasih duit, suka bener kalau ngomong," ujar Logan langsung mendapat geplakan kepalanya.

"Jadi kamu ngatain aku juga udah tua, gitu? Sembarangan banget kalau ngomong," kesal Milea membuat Logan terkekeh.

"Ya sudahlah biarkan saja, toh seiring bertambahnya usia nanti juga bakalan kelihatan tua. Aku saja yang dipanggil papa sama Andi juga biasa aja, ya walaupun resikonya banyak perempuan yang salah paham kalau aku ini sudah punya anak, padahal mah nikah aja belum," ujar Logan.

"Oh iya, mumpung Andi lagi main di sana, katanya kamu mau cerita soal adik kamu itu sama aku mau?" pinta Milea.

"Emm mau tau banget apa mau tau aja?"

"Aihh buruan cerita aku udah penasaran banget, kenapa enggak dari dulu kamu bilang kalau punya adik?" protes Milea.

"Ya kan kita saja baru ketemu lagi beberapa hari yang lalu," ujar Logan.

"Heloww, sekarang zamannya sudah serba canggih. Kan kamu bisa menceritakannya lewat call atau vc?" heran Milea.

"Aihh tidak enak kalau cerita lewat call, lebih enak kalau ketemu langsung." Logan memang rutin berkomunikasi dengan sahabatnya tersebut, saat Milea sudah berada di Singapura.

"Sudah, cepat ceritakan yang sebenarnya. Bisa-bisanya mama kamu kebobolan saat kamu udah gede?" pinta Milea membuat Logan menghela nafasnya lebih dulu.

"Andi itu memang adikku, kita berasal dari rahim yang sama namun kita berbeda, Papa," ujar Logan membuat Milea bingung.

"Ha? Maksudnya mama kamu nikah, lagi?" tanya Milea namun pria di sampingnya menggelengkan kepalanya.

"Beberapa tahun yang lalu, Mamaku pernah merasa kesepian saat papa sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan. Dari situlah mama merasa ada yang kurang di dalam hidupnya, hingga akhirnya mama bertemu dengan seseorang yang bisa membuat hidupnya kembali ceria, berwarna dan indah."

"Tunggu, maksudnya mama kamu selingkuh?" tebak Milea membuat Logan tersenyum miris.

"Iya. Di belakang papa, Mama selingkuh dengan laki-laki asing yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Hubungan mereka berdua sudah lumayan jauh, hingga pada akhirnya papa mengetahui semuanya dan saat itu hubungan orang tuaku menjadikan sangat kacau. Apalagi saat papa mengetahui kalau mama tengah hamil, namun bukan anak kandungnya papa melainkan anak dari laki-laki yang menjadi selingkuhannya, Mama. Papaku tidak bisa menerima kehadiran anak yang dikandung mama, anak yang dulu ditolak mentah-mentah oleh papa kini sedang bermain bersama teman-temannya, dengan tawa cerianya yang begitu menggemaskan. Dia adalah Andi," jelas Logan dengan lesu kala mengingat masa lalu.

"Ah aku ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa keluarga kamu, tapi kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mama kamu atas kejadian ini. Seorang wanita pastinya membutuhkan kasih sayang dari orang yang dicintainya, kalau wanita tersebut tidak mendapatkan kasih sayang seperti yang diinginkannya, otomatis wanita itu akan mencari seseorang yang dapat memberinya kasih sayang yang melimpah. Tolong dibenarkan, jika perkataanku salah?" terang Milea membuat Logan tersenyum.

"Apa yang kamu katakan memang benar, tapi masih ada cara lain selain perselingkuhan, bukan? Misalnya dengan berbicara baik-baik bersama pasangan kita, kemudian mencari jalan keluarnya bagaimana hubungan tersebut bisa kembali harmonis," ujar Logan.

"Lantas orang tua kamu sekarang ada di mana?" tanya Milea.

"Aku tidak tahu mereka pastinya di mana? Yang jelas mereka sudah menetap di luar negeri dan enggan untuk kembali ke Indonesia, semenjak Andi lahir di dunia ini," jawab Logan membuat Milea menatap iba ke arah anak sekecil itu

"Jadi kamu yang merawatnya dari dia lahir?" tanya Milea yang diangguki oleh Logan.

"Beruntung aku masih punya oma, yang membantuku untuk membesarkan, Andi. Sampai sekarang Andi juga belum tahu seperti apa rumah orang tuanya, yang dia tahu hanyalah aku ini papanya bukan kakaknya. Aku tidak masalah dengan hal tersebut, karena aku juga sudah berulang kali meminta agar orang tuaku pulang ke Indonesia, tapi mereka sampai sekarang tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Bagiku Andi sudah seperti anak kandungku sendiri, dia bukan lagi adik bagiku. Semenjak Andi lahir dia adalah prioritas utama di dalam hidupku, ketika orang tuanya tidak memberikan kasih sayang seharusnya dia dapatkan, aku akan memberikannya lebih dari yang ia butuhkan," jelas Logan membuat Milea tersenyum bangga pada sahabatnya.

"Beruntung sekali aku mempunyai sahabat, yang punya pemikiran dewasa seperti kamu. Jarang sekali ada laki-laki yang mau mengorbankan masa mudanya, untuk merawat seorang adik yang sebetulnya bukan tanggung jawabnya. Aku benar-benar bangga padamu, muachhh."

"Eh?"

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login