Download App
22.22% HITAM LEGAM / Chapter 2: tak tersisa

Chapter 2: tak tersisa

Diwaktu sekarang tepat dimalam itu diutuslah seorang wakil kapten bernama gege, dari markas cabang mefenamic, untuk memastikan penyebab getaran hebat yang terjadi ditengah hutan disana.

Gege sendiri adalah seorang wanita muda berumur 19 tahun, memiliki rambut hitam panjang terurai dan berparas cantik.

Alangkah terkejutnya ia setelah sampai dilokasi kejadian, Dimana ia melihat sae tengah menghancurkan tempat itu, disisi lain ia sadar bahwa sae tengah dirasuki olah sesuatu yang sangat jahat.

Gege berdiri tak jauh dari hadapan sae. Kemudian ia mencoba menanyakan apa yang sebenarnya terjadi disana dan dimana semua anggota squadnya?

Namun semua itu sia sia, tak ada jawaban sebaliknya sae langsung menyerang gege dengan sangat brutal.

"Kapten, apa yang telah terjadi disini, dimana semua squadmu?" Tanya gege dengan tatapan tajam.

"Kelumpuhan total, Death strokes strike!!" dengan sangat cepat saepun menghilang berpindah dihadapan gege menghantamkan tendanganya.. "Enyahlah kau dari tempat ini pergi!!" teriaknya sembari terus menyerang gege.

Disisi lain gege dengan cepat menghindari serangan tersebut, mundur kebelakang dan menyaksikan kehancuran hutan disana, Dimana akibat serangan tersebut daratan disana terbelah menjadi dua bagian..

"Ini gila, apa jadinya jika aku tak menghindari serangan tersebut, mungkin aku akan menjadi abu." bisik gege dengan gemetaran

Sedangkan sae masih terus menyerang tanpa arah, Ia terus berteriak seolah menahan sakit yang amat sangat pedih.

"arghhh!!"

Melihat semua itu gegepun segera menjauh dari hutan tersebut dan langsung melaporkan semua kejadian disana melalui telepati.. dimana ia mengigit ibu jarinya lalu meneteskan darahnya ketanah. "Lapor kapten Core.. keadaan darurat, saya ulangi keadaan darurat!!"

Tak lama kemudian terdengar suara seorang pria menjawab laporan tersebut.."Gege apa yang telah terjadi disana?!" Jawab kapten core dengan tegas.

Kemudian gegepun menceritakan semua kejadian disana dengan tubuh menggigil gemetaran ia meminta sang kapten untuk segera menjemputnya atau akan terjadi hal yang lebih mengerikan. "Kapten tolong selamatkan aku.." ia mulai menangis sangat ketakutan, Mendengar itu semua Kapten corepun segera bergegas pergi kelokasi kejadian.

"Sae apa lagi yang telah kau perbuat, sial kau sungguh sangat merepotkan." Ujar core dengan wajah serius sembari melesat ketempat tersebut.

Disisi lain sae yang masih terus mengamuk, terus melesatkan serangan seranganya terus menghancurkan tempat disana, Sekarang ia telah sepenuhnya dikuasai oleh Amarah penyesalanya, Hingga ia tak bisa membedakan teman ataupun lawan.

"Huaaaa!!" ia terus berteriak keras..

Hingga ia kembali melihat gege yang tengah bersembunyi dibalik pepohonan disana dengan sangat ketakutan, Dengan senyum bengisnya saepun langsung melesat kearah gege dengan kekuatan penuh.. "Matilah kalian semua..Kerusakan fatal. kerongkongan!! hua!!" Slazz

"Tidak!! kapten core selamatkan aku!!" teriak gege sangat ketakutan.. Lalu iapun tak sadarkan diri.

Bam!! Suara keras terdengar seperti menghantam benda padat disana..

"Hoo, kelihatanya kau kehilangan kesadaranmu sae?, Kau memang yang tergila." Ujar core sembari menahan serangan sae menggunakan pedangnya.

Sedangkan sae hanya bisa mengerang dan terus menyerang core yang ada dihadapanya, Setelah beberapa lama mereka saling serang, akhirnya Corepun berpikir kalau semua hanya akan membuang buang energi saja,

"Cih pertarungan bodoh, hanya membuang buang tenaga saja." Bisik Core sembari mundur kebelakang menghampiri gege dan langsung melesat pergi kemarkas besar amplifire untuk melaporkan semua yang terjadi. Dengan sangat cepat ia melesat menggunakan langkah kilatnya.

" Aku harus segera melaporkan semua kejadian ini kepada ketua." Dengan tatapan tajam sembari membawa gege..

Dilain tempat dimarkas utama amplifire Terlihat Pak tua tengah duduk diruanganya ia tengah berdiam diri lalu matanya melirik kearah jendela, Ia melihat seekor kupu kupu hitam pembawa pesan lalu hinggap ditanganya..

"Humm, ini pesan dari core, begitu rupanya."

Tak lama kemudian terdengar bunyi sirine yang menandakan situasi Darurat.

"Semua kapten harap bersiaga dipos masing masing..Situasi darurat, situasi darurat!!" teriak suara wanita memberi penyeruan tersebut.

Disisi lain Core sudah mendekati markas pusat amplifire..dengan segera ia menerobos masuk melompati gerbang utama markas tersebut. Tanpa menghiraukan penjaga disana ia segera membawa gege kedalam ruang perawatan.."Kuharap kau baik baik saja gege."

Bam!!! terdengar suara keras menghantam gerbang utama disana. diringi dengan hujan berwarna hitam disekitar gerbang tersebut. Terlihat sae tengah mencoba menerobos masuk kedalam namun ia terhalang oleh segel yang melindungi amplifire.. Gerbang tersebut menolaknya dikarenakan jiwa sae sudah rusak dan dikuasai kegelapan.

"Hua!!" Teriak sae sembari terus menghantam gerbang tersebut..

Didalam markas besar sendiri Terlihat salah seorang kapten tengah berdiri diatas menara tinggi disana sembari terus memantau keadaan digerbang utama..

"He hujan aneh yang membuatku merinding." bisik Veronika dengan tersenyum kecil, Suara seorang wanita.

Ditempat lain juga terlihat seorang kapten tengan berjalan santai menuju gerbang utama sembari berbincang dengan wakilnya. "Hei ivon, Apa kau tau hujan hitam yang ada disana?" Tanya Hendrix kepada sang wakil..

"Ya tentu saja aku tidak tau Kapten.." Jawabnya dengan sangat polos..

"Haaa, itu karena kau bodoh." Sambung kapten tersebut dengan nada merendahkan.

Disisi lain core yang telah sampai diruang perawatan lalu dengan segera ia menitipkan kepada tabib disana, Ia berpesan agar merawat gege wakilnya dengan baik.. Kemudian ia menghilang menuju ruangan pak pak tua yang berada dijantung markas tersebut. Tak butuh waktu lama ia segera menghadap pak tua disana yang juga tengah bersiap menuju gerbang utama amplifire..

"Lapor bos, sepertinya sae tengah mencoba menerobos masuk kedalam markas kita.. Sekarang ia tengah mencoba menghancurkan gerbang tersebut." Ujarnya dengan tegas sembari sujud kaki.

"Ya aku tau itu Core, Alangkah baiknya kita kesana dan menyambut kepulanganya, Sepertinya anak itu harus didik lebih keras lagi." Jawabnya dengan wajah serius.

Kemudian mereka berduapun segera menuju gerbang utama.

Digerbang utama sendiri terlihat seorang pria tengah duduk santai sembari terus bersiul diatas menara gerbang tersebut, Sembari melihat sae yang tengah mencoba menghancurkan gerbang tersebut.

"Dasar gila, kau takan bisa masuk kedalam markas ini sebelum hatimu terbebas dari hasutan kegelapan, Cih sangat disayangkan jika aku harus membunuhmu dengan tanganku sendiri." Bisik Rob dengan santai.

Tiba tiba Rob dikagetkan dengan suara wanita yang ada dibelakangnya, dan membuatnya hampir jantungan..

"Woi rob, kapten macam apa kau ini, Kenapa hanya duduk cantik dan melihat sae dengan santainya. Kenapa kau tak menghentikan dia?!" Ujar Veronika dengan tatapan serius kearah sae.

"Huaaa, Sial kau Veronika, kau membuatku sangat terkejut. bodoh apa kau ingin membunuhku, Humm jangan gegabah kita tunggu saja perintah dari pak tua itu." Jawab rob sembari terus bersiul ria.

Mendengar itu semua Veronikapun mengerti dan terus memantau sae dari atas menara.

Tak lama kemudian semua kaptenpun telah sampai bersama pak tua itu, melihat hal tersebut Veronika dan Robpun langsung turun dan berkumpul didepan gerbang didalam markas.

Veronika adalah seorang kapten berparas cantik berumur 25 tahun, bersenjatakan sabit yang lumayan besar, ia yang bertanggung jawab dibangsal no 3.

Kemudian ada Rob seorang pria paruh baya dengan postur tubuh ideal petarung memiliki wajah seram ini membawa katana dipinggang kirinya, Ia bertanggung jawab dibangsal no 4 diamplifire.

Disusul dengan Core pria muda berumur 26 tahun dengan pedang besar dipunggungnya..Ia nertanggung jawab dibangsal no 5.

Selanjutnya Hendrix pria yang berpakaian amburadul ini terlihat menggunakan dua pedang dan Ia dipercaya bertanggung jawab dibangsal no 6.

Dan yang terakhir pak tua berambut putih panjang dan berkumis serta berjenggot ini, Memilik penampilan sederhana Ia terlihat tidak menggunakan senjata apapun.

"Nah semua telah berkumpul disini.. Mari bersama sama kita sambut kepulangan Saudara kita yaitu Sae." Dengan tegas ia menugaskan mereka semua untuk segera membuka gerbang utama amplifire.

"Buka gerbangnya." Memerintahkan penjaga untuk segera membuka gerbang tersebut.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login