Download App
40% Bintang Saksi Hidupku / Chapter 24: Memaksakan Diri

Chapter 24: Memaksakan Diri

Editor: Wave Literature

Tidak ada yang menyangka bahwa pertemuan pertama Yan Yiren dan Chu Huaijin terjadi di situasi seperti ini. Kesan pertama Yan Yiren kepada Chu Huaijin justru dimulai dengan rasa kesal karena diperlakukan seenaknya seperti ini.

"Kau, kau mau apa?" Meski Yan Yiren merasa kesal, namun suara Yan Yiren terdengar gemetar.

Mulut Chu Huaijin mengapit cerutu lagi. Wajahnya sungguh seperti orang bajingan yang dapat melakukan apapun pada korbannya. Walau begitu, wajahnya tetap tampan, "Jangan panik. Siapa namamu?"

Saat tegang seperti ini, telapak tangan Yan Yiren penuh keringat. Apalagi di depan lelaki tampan yang sok berkuasa ini, perempuan manapun pasti merasa lemah.

Situasi saat ini sangat merugikan dirinya. Terutama lelaki ini, yang seperti kerasukan serigala...

"Jadi kau yang menculikku kemari dan memasukkanku ke rumah hantu itu?!" Tanya Yan Yiren. Meski demikian dalam hatinya berkata, 'Dasar Bengis! Sungguh keterlaluan!'

Chu Huaijin menjepit dagu Yan Yiren, matanya menyipit tajam, "Yang disebut Yiren, ada di pinggir sungai?" Chu Huaijin menyebutkan salah satu kalimat dari puisi karya Jian Jia yang berjudul "Yi Ren".

"Mau bagaimana?!"

"Hehe." Chu Huaijin melepaskannya jepitan tangannya di dagu Yan Yiren. Akhirnya Yan Yiren merasa lega. Namun sedetik berikutnya, tingkahnya membuat Yan Yiren berteriak.

Tangan besar Chu Huaijin memegang dada Yan Yiren. Chu Huaijin tertawa, "Benar-benar bagus."

Yan Yiren murka, rasa hina ini ingin dicurahkan untuk membunuh orang ini, "Dasar mesum! Aku bunuh kau!"

"Bunuh aku?"

Yan Yiren melihat ada asbak kaca di meja kerja Chu Huaijin. Tanpa berpikir panjang, ia mengambil asbak itu dan berniat melemparkannya dengan sekuat tenaga ke kepala Chu Huaijin.

Sayangnya, pergelangan tangannya tertahan.

Chu Huaijin mencengkram kuat pergelangan tangan itu, sampai Yan Yiren kesakitan dan kepalanya mulai bercucuran keringat.

Perlahan Chu Huaijin mengambil asbak kaca itu dan mengembalikannya ke tempat semula. Tatapan matanya menusuk dalam mata Yan Yiren, "Kau memaksakan diri."

"Krekk!"

Lagi-lagi, bahu Yan Yiren keseleo lagi!

"A...."

Kaki Yan Yiren jadi lemas, ia pun terduduk sambil memegang bahunya yang terkulai lemas karena keseleo. Sakitnya membuat tubuhnya sekilas terlihat gemetar.

Chu Huaijin ikut berjongkok di depannya, menyaksikan Yan Yiren yang kesakitan "Sudah merasa jera?"

Yan Yiren mendongak, matanya memerah memandang lelaki itu dengan keras kepala. 

"Sepertinya hukumannya belum cukup, masih belum kapok!"

Chu Huaijin tersenyum seram, lalu melepas cerutu dari mulutnya, "Apa bagusnya hukuman ini? Bagaimana kalau wajahmu?"

Yan Yiren hanya meresponnya dengan diam. Dalam kondisi seperti ini tentu dirinya hanya merasa ketakutan tanpa ada orang yang akan menolongnya.

"Diam saja?" Chu Huaijin melihatnya dengan tidak puas, ia pun mendekatkan cerutu ke wajah Yan Yiren.

Jantung Yan Yiren berdegup kencang, kepalanya terasa mati rasa.

Senyuman Chu Huaijin penuh kekejaman, "Mulai dari sini."

Yan Yiren menutup matanya dan teriak, "Jangan!"

"Cih!" Chu Huaijin mengerutkan alis, "Bukannya tadi sudah setuju?"

"Tidak, aku tidak setuju!"

"Kalau begitu, harusnya kau bilang apa?" Ujar Chu Huaijin dengan santai, sambil menarik dan menggulung helaian rambut Yan Yiren.

Yan Yiren memejamkan mata, "Aku sudah jera, tidak akan melakukan lagi..."

"Bagus." Chu Huaijin mengembalikan helaian rambut Yan Yiren, lalu menolehkan wajahnya ke arahnya, "Lalu setelah itu?"

Yan Yiren mengatakan hal yang bertentangan dengan hatinya, "Aku pembantumu."

"Heh, pintar."

Chu Huaijin melepaskan Yan Yiren. Ketika Yan Yiren melihat Chu Huaijin berdiri dan mau pergi, ia segera menghentikan, "Jangan pergi..."

Chu Huaijin menoleh dan menyipitkan mata "Ha..h?"

Yan Yiren marah, "Kau tidak menyembuhkan bahuku yang keseleo?"

"Aku tidak berencana untuk menyembuhkannya." Seusai mengucapkan itu, ia acuh melenggang pergi.

Yan Yiren bangun dari lantai, ia mengejar Chu Huaijin, "Hei, ucapanmu tidak jelas. Apa maksudmu tidak mengembalikan bahuku yang keseleo? Kalau begini, sama saja kau menghukum tanganku!"

Sayangnya Chu Huaijin tetap tidak mempedulikannya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C24
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login