Ditinggalkan Chu Huaijin seperti itu tentu Yan Yiren merasa tidak terima. Tetapi ia juga tidak bisa mengalahkan dominasi Chu Huaijin. Ia pun tidak punya pilihan lain selain mengikuti hukuman ini dengan rasa terpaksa.
Sampai hari sudah terlihat malam, bahu Yan Yiren yang keseleo akhirnya tidak terasa sakit lagi.
Bersamaan dengan itu, pekerjaannya sebagai pembantu juga sudah ditetapkan. Mulai saat ini Yan Yiren sudah tidak punya ruang yang longgar.
Tinggal di ruangan khusus pembantu membuatnya tidak biasa.
Selain itu, para pembantu di sini juga seperti boneka wayang. Selama di tinggal di sini, mereka juga tidak banyak bicara. Diam saja seperti hantu.
Yan Yiren mencoba meminjam telepon seluler kepada mereka. Namun,.tidak ada salah satu dari mereka yang mau meminjamkannya.
Ia hanya bisa putus asa berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit. Yan Yiren pun kesulitan untuk bisa tidur.
Ia juga tidak tahu bagaimana kabar Ji Hanjiang sekarang. Nenek juga, apakah sudah sembuh?
Ini tidak bisa dibiarkan. Besok ia harus mencari cara menghubungi Ji Hanjiang untuk minta pertolongan!
*****
Keesokan harinya, ketika fajar belum menyingsing, Yan Yiren sudah dibangunkan oleh seseorang.
"Bangun. Waktunya kerja." Seorang pembantu membangunkannya, lalu ia memakai pakaian pembantu.
Yan Yiren menggosok matanya yang merah sambil menguap, "Sekarang jam berapa?"
"Setengah enam."
"Apa?" Seketika rasa ngantuknya hilang, "Jam setengah enam kalian bangun? Kalian pekerja yang dimanfaatkan?!"
Seorang pembantu meliriknya, "Yang terlambat akan dapat hukuman cambuk 20 kali. Terserah kau mau terlambat atau tidak."
Hati Yan Yiren seketika menjadi jengkel. Mendengar hukuman bagi yang terlambat adalah dicambuk 20 kali, ia langsung tergesa-gesa melompat dari ranjang.
Dalam hati Yan Yiren hanya bisa menggerutu, 'Gila! Tempat macam apa ini? Di sini tidak ada rasa manusiawi kah?! Sial, sial…'
Jam enam kurang lima belas menit, semua pembantu berbaris di depan rumah utama. Seorang pemimpin pembantu yang kemarin membawa Yan Yiren ke tempat perempuan gila, membawa sebuah buku presensi. Ia memanggil satu per satu anggotanya.
Ketika ia memanggil nama Yan Yiren, ia mengangkat dagunya, matanya langsung memandang tajam.
Yan Yiren mengurangi sedikit pandangannya yang menghina dengan menundukkan mata, "Hadir."
"Di sini, hal pertama yang harus dipelajari adalah mematuhi aturan. Tanpa aturan, kita akan menjadi orang tak beradab. Bersamaan dengan itu, yang melanggar aturan akan diberi hukuman yang cukup untuk memberinya pelajaran. Mengerti?!" Kata-kata Fang Hong seperti membidik tujuannya.
Yan Yiren mengerutkan bibir "Mengerti."
*****
Kesibukan di pagi hari membuat Yan Yiren lelah dan hampir membuat kakinya terkulai lemas.
Ia sangat lapar, ia menyenggol-nyenggol salah seorang pembantu dengan sikunya untuk bertanya, "Jam berapa kita sarapan?"
Tidak tahu mulai waktu untuk mulai sarapan, Fang Hong tiba-tiba muncul di dekat Yan Yiren, "Yiren, ikut aku ke lantai dua."
"Oh." Yan Yiren pun meletakkan serbet dari tangannya, lalu berjalan mengikuti Fang Hong.
"Nanti, kau tanya Tuan Muda sudah bangun atau belum. Setelah Tuan Muda turun dari ranjang, pakaikan sandal untuknya. Sebelum Tuan Muda mandi, siapkan sikat gigi yang sudah diolesi pasta gigi dan isi air di gelas untuk kumur. Lalu cek baterai alat pencukurnya..."
Ketika Fang Hong menjelaskan secara rinci, Yan Yiren yang tidak terbiasa akan hal itu tentu kesulitan untuk mengingatnya.
Sesampainya mereka di depan pintu kamar Chu Huaijin, ia memerintah, "Masuk!"
Yan Yiren mengetuk pintu sebagai tanda formalitas saja, barulah ia membuka pintu dan masuk.
Dalam kamar yang besar ini, terdapat ranjang yang mencolok mata. Panjangnya ranjang besar itu mungkin cukup untuk dua orang atau lebih.
Cahaya matahari yang masuk ke kamar itu menembus kaca, gorden dan menabrak lantai yang memantulkan cahaya kuning keemasan.
Chu Huaijin berbaring dalam keadaan telanjang. Kepalanya tidur di bantal yang empuk. Ia terlihat tenang ketika tidur nyenyak seperti ini.
Dalam posisi seperti ini, tentu tidak ada yang mengira lelaki dengan wajah bermartabat itu, aslinya adalah lelaki yang sangat kejam!
"Apa yang kau lamunkan? Siapkan sandalku." Ucap Chu Huaijin walau matanya masih tertutup.
Yan Yiren kaget. Dengan setengah hati ia mendekat ke samping ranjang untuk mengambil sandal berwarna putih.
Chu Huaijin perlahan membuka mata. Ia tersenyum, lalu membuka selimutnya...
"Aaah!"