下載應用程式
82.05% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 32: Chapter 32 Keyakinan Adalah Yang Pertama

章節 32: Chapter 32 Keyakinan Adalah Yang Pertama

Tampak sebuah mobil hitam masuk ke gerbang yang di bukakan oleh seseorang, mobil itu masuk ke rumah besar nan mewah dan tak lama kemudian ada Samuel dan Seo Jin keluar dari mobil itu.

"I.... Ini rumah mu??" Seo Jin menatap tidak percaya melihat rumah besar itu.

"Yup, itu bagus sekali... Sekarang aku punya rumah di Jepang ini," kata Samuel.

"Tapi...." Seo Jin menjadi kecewa membuat Samuel terdiam dan mendekat. "Kenapa? Kau tidak suka? Rumahnya kurang besar?"

"Bukan begitu, tapi... Aku ingin melihat rumah mu yang ada di Amerika...." tatap Seo Jin dengan kecewa.

"Oh jadi kau ingin melihat rumahku.... Baiklah aku akan mengantar mu besok ketika sudah lulus ya, sayang."

"Pft sayang, perasaan kita belum melakukan hubungan apapun."

"Sekarang kita sedang melakukan nya," Samuel merangkul Seo Jin dengan hangat seperti pasangan manis.

"Masuklah dulu, kau sudah bilang pada mama mu?" Samuel menatap.

"Yah, dia sudah tahu, tinggal kamu bilang saja kamu ingin menuju ke hal yang lebih serius...." kata Seo Jin.

Lalu Samuel mengangguk dan berjalan masih merangkul Seo Jin untuk masuk ke dalam.

Ketika di dalam, mereka berdua duduk di sofa.

Samuel juga dari tadi mencium kepala Seo Jin dan berwajah nyaman. "Aroma gadis manis memang enak, aku jadi ingin memakan mu," tatapnya.

"Ck, fokus pada film," Seo Jin mendorong wajahnya, rupanya mereka melihat Film bersama.

"Oh, ayolah, aku ingin cium..." Samuel akan mendekat.

"Haiz.... Kau benar benar keterlaluan," Seo Jin hanya bisa menghela napas panjang lalu memegang kedua pipi Samuel dan mereka mendekatkan wajah lalu mencium bibir.

Tapi tiba tiba ponsel Samuel berbunyi membuat mereka teralihkan. "Maaf Seo Jin," Samuel melepasnya sambil melihat ke ponsel nya.

"Tak apa..." balas Seo Jin. Lalu Samuel berjalan keluar ke balkon hotel dan menutup pintu kaca itu karena angin dingin bisa masuk.

Seo Jin melihat dari dalam melihat Samuel menghubungi dengan serius meskipun dia tak bisa mendengar apa yang dia bicarakan di telepon.

Lalu Seo Jin terdiam menoleh ke mantel hitam Samuel yang di gantung kan di tempat gantung mantel. Ia berjalan mendekat mengambil mantel itu.

"(Aku masih belum percaya ini, seorang pria dewasa menjalin hubungan dengan ku yang merupakan masih seorang gadis, aku tak bisa membayangkan betapa hangat nya tubuh nya nanti saat kami bisa berdua.... Aku harap dia bisa memegang kepastian nya dan aku juga ingin tahu lebih dalam soal pekerjaan nya dan apa yang harus dia lakukan untuk pekerjaan nya.... Tak lupa juga aku ingin tahu soal masa lalu nya yang sangat lama, tepat nya saat dia masih sangat kecil... Aku harap ada orang yang mau bicara soal masa lalu Samuel,)" pikir Seo Jin yang mendekatkan kain mantel itu mencium aroma nya.

"(Ini seperti aroma nya.... Tercampur rokok dan parfum... Apa, rokok?!)" Seo Jin menjadi terkejut, ia lalu menoleh ke Samuel yang masih di balkon. Rupanya Samuel merokok di luar.

"(Sepertinya aku harus membuat nya berhenti melakukan kebiasaan itu nantinya,)" pikir Seo Jin dengan wajah menggeleng nya.

---

"Apa maksud mu?" Samuel menjadi memasang wajah serius sambil berbicara di telepon.

"Ini serius... Kasus obat pil merah itu masih belum selesai, aku baru saja menemukan rekaman dari Tuan Heracles, pendiri salah satu bisnis judi di Las Vegas.... Dia biasa nya bakal menculik dan mengambil wanita dari tangan orang yang berani berurusan dengan nya," balas Jin yang rupanya yang menghubungi nya.

Samuel menjadi terdiam kesal. "Cih.... Apa itu bisa di tahan... Aku harus melakukan urusan ku di sini."

"Jika kau tidak mau melakukan tugas cepat maka tak apa... Tunggu saja sampai Tuan Heracles menyebarkan obat itu maka banyak orang akan menggila dan mudah di ambil hartanya, ini kesempatan emas kita berhasil mendapatkan salah satu produsen obat terlarang itu," balas Jin.

"Cih menjengkel kan.... (Aku harus bilang pada Seo Jin.... Masa aku harus meninggalkan nya padahal sedikit lagi tinggal menuju kehangatan,)" Samuel menjadi menghela napas pasrah lalu menoleh ke Seo Jin yang ada di dalam sedang berada di dapur.

Lalu Samuel mematikan rokok nya dan kembali masuk. Dia berjalan melihat Seo Jin membuat roti selai.

"Kau lapar?" Samuel menatap membuat Seo Jin menoleh.

"Aku hanya ingin cemilan, maaf aku ambil rotinya tanpa bilang, aku tak mau mengganggu mu," balas nya. Tapi Seo Jin bingung melihat wajah Samuel yang terdiam.

"Ada apa?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu," tatap Samuel yang membuat Seo Jin terdiam penasaran.

Lalu Samuel mengambil sesuatu yakni sebuah selembar kertas kaku undangan, dia memberikan nya pada Seo Jin yang terkejut melihat itu.

Itu adalah Undangan pernikahan dan di sana sudah ada tulisan yang menikah adalah mereka berdua.

"Apa ini?! Kamu bilang, kamu akan menungguku, kenapa menyiapkan secepat ini?"

"Hahaha..... Jangan khawatir, aku tidak mencantumkan tanggal di sini, aku hanya sebatas memberikan undangan ini pada rekan ku, mereka pasti akan terkejut, undangan ini sebenarnya masih lama di bagikan...." kata Samuel dengan nada bercandanya membuat Seo Jin menghela napas panjang dan mengambil benda itu.

Dia membacanya dengan Samuel kembali merangkulnya hangat di sofa dengan film yang masih di putar.

"Jika aku pergi nanti, kau bisa tinggal di sini bersama mama mu," kata Samuel.

"Hm, terima kasih...." Seo Jin menatap lalu mereka saling mencium bibir.

--

Paginya, Nampak Hycan meminum perasaan jeruk segar sambil menatap ke kolem renang. Dia duduk bersantai di kursi kolam renang yang luas itu. Lalu dari dalam kolam keluar seorang wanita yang hanya memakai baju berenang yang terlihat kecil membuat nya sangat seksi.

Yang rupanya itu Jin mendekat duduk di kursi samping lain nya.

"Kau nampak aneh hari ini," tatap Hycan.

". . ." tapi Jin hanya terdiam cuek dengan berbaring di kursi itu menikmati panas matahari.

"Apa ini karena Samuel akan di miliki orang lain huh..."

"Itu bukan urusan ku lagi."

"Dia belum mengirimkan undangan, paling yang dia kirimkan adalah undangan tunangan, jadi ya buat apa kau khawatir," tatap Hycan. Tapi ada satu asisten yang mendekat memberikan kertas tebal yang manis berwarna merah.

Hycan menoleh dan menerima nya, dia terdiam melihat itu. "Hahah lihat, baru aku bicarakan.... Dia benar benar sudah menyiapkan nya.... Kau akan cemburu melihat ini Jin," kata Hycan. Seketika Jin mengguyur langsung Hycan dengan jus jeruk tadi membuat Hycan terdiam basah.

"Kau bisa diam soal hal ini... Jangan menambah masalah ku.... Alasan aku meminta FBI tidak bekerja dengan mu karena kau menjengkel kan dan sekarang Samuel malah memintaku menemani mu sebagai rekan.... Siapa yang mau menjadi rekan kakek tua sepertimu?!" Jin menatap kesal.

"Hah.... Aku bukan tua.... Aku masih muda.... Kemampuan ku lebih cepat."

"Halah..... Omong kosong."

"Kau pikir siapa yang membuat Ah-duken menjadi Samuel saat ini, inti dari alurnya adalah obat yang terlarang itu... Apa kau sudah memberitahu Samuel soal pemilik obat itu?" tatap Hycan.

"Tadi malam aku sudah memberitahunya... "

"Itu bagus, bagaimana dengan rencana nya... Kau sudah membuat nya?" Hycan menatap.

Tapi Jin terdiam dan perlahan meneteskan air mata membuat Hycan terkejut.

"Ke... Kenapa kau menangis?!"

"Ahhhhhh... Samuel brengsek!!!" Jin berteriak dan mendorong meja di samping nya membuat Hycan terkejut menutup telinga.

"Dia telah akrab dengan ku sangat lama.... Tapi kenapa dia lebih memilih gadis yang belum ada satu tahun kau pacari!!! Dasar kau lelaki!!!! Padahal kita sudah melakukan kebersamaan bersama," Jin kembali berteriak pada langit.

Hycan hanya bisa menggeleng dan menghela napas panjang. Ia lalu berdiri dan memeluk Jin untuk menenangkan nya. "Semuanya berbeda dengan apa yang akan kau pikirkan untuk ke depan, jika sudah terjadi kau tidak perlu mengurus nya lagi," kata Hycan.

Mereka berdua termasuk Samuel adalah fitur utama dari agen tapi antara Hycan dan Jin mereka memiliki organisasi yang berbeda. Seperti Jin yang memerintahkan agen terbuka yang di ketahui banyak orang, tapi tidak dengan Hycan, dia memerintah agen yang sangat tersembunyi.

Samuel sudah berpihak pada mereka berdua dan sekarang malah pergi meninggalkan mereka berdua langsung hanya karena menjalin hubungan pada Seo Jin.

--

Hari berikutnya Seo Jin membuka mata perlahan, dia nampak bangun dengan nyaman dan kasur yang begitu besar dan lembut. "Ugng!....." dia melemaskan badan nya lalu menoleh ke samping, siapa sangka, rupanya Samuel tertidur pulas terbaring dengan tangan nya yang rupanya menjadi bantal untuk Seo Jin.

Seo Jin tersenyum melihat itu. "Haha..... Sangat lucu sekali.... Tadi malam kita langsung tertidur begitu saja...." dia mengambil ponselnya dan memotret wajah pulas Samuel.

Tapi mendadak tangan Samuel memegang nya dan menariknya membuat Seo Jin terkejut kembali tidur. "Hei, bangunlah, jangan molor," Seo Jin menekan hidung Samuel membuat Samuel kesakitan dan bangun.

"Ugh... Jam berapa?" dia menatap jam dinding.

"Baiklah, ayo ke rumah mu, kita harus bilang pada mama mu untuk tinggal di sini sementara aku akan kembali ke Amerika," kata Samuel sambil keluar dari ranjang.

"Hah?! Apa yang kamu katakan?! Kamu akan kembali ke sana lagi?!!" Seo Jin terkejut kaku.

Lalu Samuel terdiam, dia lalu menghela napas pajang. "Maafkan aku, mereka memanggil ku dan aku akan kembali lagi.... Jangan khawatir..."

"Tapi kamu janji akan tinggal di sini."

"Ini hanya sebentar, hanya beberapa hari saja," kata Samuel duduk di dekatnya di ranjang.

"Tapi, ujian ku juga beberapa hari lagi."

"Aku mengerti, kamu bisa menghubungi ku di laptop maupun ponsel.... Aku janji akan kembali secepat mungkin," Samuel membuka poni Seo Jin dan mengecup kening nya membuat Seo Jin terdiam.

Hingga saat itu, Ibu Seo Jin tinggal bersama putrinya di rumah Samuel itu sementara dia sendiri harus kembali ke Amerika untuk sebuah urusan.


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C32
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄