下載應用程式
84.61% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 33: Chapter 33 Opsir Buruk

章節 33: Chapter 33 Opsir Buruk

Setelah itu Seo Jin dengan ibunya diminta tinggal di rumah milik Samuel. Dan hari ini juga adalah hari dimana Samuel akan terbang ke Amerika, dia harus menyelesaikan pekerjaan nya terlebih dahulu.

"Jadi.... Sampai jumpa..." tatap Samuel yang berhadapan agak jauh dengan Seo Jin dan di belakang Seo Jin ada ibunya, mereka ada di bandara saat ini.

Awalnya Seo Jin terdiam dan menghela napas panjang. "Sampai jumpa..." tatapnya, tapi ia berjalan mendekat dan perlahan memeluk Samuel yang juga menerima nya.

"Kita terlalu bucin," tatap Samuel.

"Yeah, sudahlah, sampai jumpa," Seo Jin melambai lalu Samuel mendekat dan mencium pipinya.

"Aww... Hei, kau harus mencukur janggut mu dengan baik," Seo Jin mendorong wajahnya.

"Perasaan aku sudah mengukur nya..."

"Kau harus mempelajari mencukur yang baik, ingatlah umurmu..." tatap Seo Jin.

"Haiz, baiklah, gadis kecil..." Samuel membelai kepalanya dengan cepat.

--

"Hari ini Samuel diminta untuk menemani polisi wanita yang tampak nya sudah terlihat hampir paruh baya dengan tampang yang begitu berani," kata seorang polisi yang berbicara pada polisi lain nya, mereka saling menggosip di waktu luang pekerjaan kantor mereka.

Di saat itu juga Samuel datang. "Hei kawan, aku dikirim lagi dari agensi... Apa yang harus aku lakukan?" tatapnya, sepertinya dia baru saja sampai di Amerika dengan penerbangan nya tadi.

"Oh, Samuel, ini rekan mu hari ini, harap saja kalian akur," polisi itu menunjuk seorang wanita opsir paruh baya yang duduk di meja kantornya sembari meminum kopi dan melirik Samuel dengan tatapan tajam.

Seketika Samuel terkejut dan langsung menarik baju polisi itu untuk mendekat.

"Hei, tunggu, bukankah ada yang aneh, paling tidak berikan aku seorang wanita yang masih muda… Kenapa wanita yang tampak nya begitu buruk temperamen nya?" Samuel berbisik.

Tapi Wanita itu tiba tiba mengatakan sesuatu. "Jika kau tidak mau melakukan nya, tidak perlu apapun, kau hanya polisi yang di sewa… Tidak berguna dan hanya pandai meminta," wanita itu menatap sombong membuat Samuel sedikit tidak nyaman.

"Okey… Kalau begitu langsung saja turun di jalanan untuk menertibkan orang orang," tatap Samuel.

Tapi wanita itu hanya membalas dengan tatapan kembali sombong dan berjalan pergi duluan.

"Semoga berhasil kawan," kata polisi tadi tapi Samuel masih di tempatnya dan menatap tajam ke arah nya. "Hei, dengar, lain kali jangan buat orang seperti itu menjalani pekerjaan nya lagi, kau kan sudah tahu bagaimana dia bekerja?" tatapnya.

"Yaa... Um... Dia selalu mendapatkan mangsa, bahkan mangsa yang terus memberontak meyakinkan dirinya tidak salah, tapi tugas mu mungkin harus mengawasi pekerjaan nya saja, bisa jadi dia malah menuduh orang yang tidak bersalah,"

"APA?!" Samuel terkejut. "Bagaimana kau bisa melakukan itu? Bukankah dia sudah kelewatan?" tatapnya.

Tapi polisi itu hanya mengangkat kedua bahunya sambil menggeleng. "Maaf kawan, aku benar benar tidak tahu..."

"Haaa..... Astaga..." Samuel menghela napas panjang dan berjalan pergi menyusul wanita tadi.

"Hei tunggu," Samuel mengikuti wanita itu yang berjalan duluan di jalanan kota. "Kemana kita akan pergi? Kita harus melakukan investigasi dulu, soal obat pill merah itu tentu saja tidak sembarangan orang punya di wilayah sini."

Lalu wanita itu membalas dengan tatapan songong. "Tidak perlu melakukan itu, karena aku sudah punya rasa curiga pada orang yang ada di sini,"

Samuel yang mendengar itu menjadi terdiam. "Apa?" ia bingung karena wanita itu masuk ke dalam gang dan untuk ke sekian kalinya Samuel menghela napas panjang dan berlari mengikuti nya.

Di sana, wanita itu mendadak mendekat pada seorang wanita lain yang berjalan dengan ramah di jalanan gang. Wanita itu menyapa dengan baik. "Halo opsir, ada yang bisa aku bantu," dia sudah terlihat ramah. Jika dilihat dari situasinya, mungkin dia hanyalah wanita jalanan yang melakukan suatu pekerjaan di gang itu.

Tapi rekan Samuel itu benar benar langsung mendekat dan mengambil tas milik wanita itu membuatnya terkejut.

"Hei apa yang kau lakukan?!" wanita itu terkejut. Tapi opsir wanita itu masih melanjutkan penyitaan nya.

"Hei, aku mohon tunggu…" dia memohon tapi rekan Samuel itu mengeluarkan semua barang yang ada di tas kecil wanita tadi yang rupanya isinya adalah rokok buatan nya sendiri.

"Tidak…." wanita itu akan mencegah tapi opsir itu memukulnya dan tak peduli, bahkan menginjak semua rokok itu. Samuel yang melihatnya hanya bisa terdiam menghela napas panjang, dia juga menggeleng pelan.

Tak hanya itu, opsir itu juga menodongkan pistol sambil bicara. "Lepaskan semua pakaian mu," tatap nya membuat suasana diam.

"Hei, kupikir ini terlalu berlebihan," Samuel mencoba menghentikan nya tapi dia menyela.

"Diamlah, kau tidak tahu apa apa tentang ini," dia tetap membantah Samuel.

Samuel menjadi terdiam tak bisa apa apa. "(Ini sudah sangat berlebihan.)"

"Cepat lepaskan!!" dia masih memaksa sehingga wanita tadi melepas pakaian dan bahkan roknya, Samuel mencoba membuag wajah dengan itu.

"Wig nya?" tambahnya sehingga dia harus melepas rambut palsu yang rupanya dia pakai.

Semuanya di sita bahkan dia meninggalkan wanita itu, Samuel hanya bisa menatap wanita itu kemudian dia menghela napas panjang, dia melepas jaketnya dan memberikan ya pada wanita yang terdiam itu, dia menerima nya dengan masih tatapan tertekan.

"Maaf ya, kita akan bertemu lagi…" tatap Samuel, kemudian dia berjaan pergi.

Malamnya, benar terjadi, Samuel berjalan ke tempat dimana Wanita tadi berjalan dan dia tekejut ketika melihat Samuel. "Maafkan aku, aku tak mau masalah polisi, pergilah..." dia sudah menyerah dan ketakutan, bahkan mundur ketika Samuel mendekat, tapi Samuel rupanya membawa sesuatu yang ia keluarkan dan rupanya itu adalah barang barang yang di sita tadi yakni baju dan wig palsu membuat wanita itu terdiam.

Tak hanya itu, Samuel memberikan sekotak rokok padanya. "Jika kau ingin menjual rokok buatan mu, pergilah sedikit ke timur, di sana ada toko casing hp dan kami jarang beroperasi di sana, aku benar benar minta maaf tak bisa membela mu tadi, karena tindakan opsir itu sudah kelewatan," kata Samuel.

"enapa kamu…. Seperti ini?" wanita itu terdiam menatap tapi Samuel menjadi tersenyum kecil.

"Kita semua mencari uang, benar bukan?" tatapnya.

Wanita itu menjadi tersenyum juga. "Terima kasih…. Opsir Samuel," dia membaca nama tag Samuel di dadanya.

"Oh iya, apa kau tahu soal obat pill merah? Mungkin siapa tahu di jual di sini?" tatap Samuel.

Tapi wanita itu terkejut dan menutup mulutnya membuat Samuel terdiam curiga.

"Kau tahu sesuatu? Katakan saja padaku,"

"Aku tidak mengonsumsi nya?! Apalagi setelah ada berita soal itu..."

"Berita? Berita semacam apa? Kupikir obat seperti itu tidak boleh masuk ke jurnalis sebelum agensi dan kepolisian menyelesaikan hal ini," Samuel menatap serius.

"Hanya seorang wanita biasa yang menyukai bunga, dia sering berjalan ke sini dan menyembunyikan pill itu di sembarang tempat, kemudian ada yang mengambil nya, itu cara nya melakukan nya, banyak berita menyebar karena kejadian ketika di gedung itu, aku tidak tahu pasti, aku hanya membaca ceritanya," kata wanita itu.

"Hm.... Katakan aku, sedetail mungkin," tatap Samuel dengan serius, sepertinya dia mendapatkan beberapa informasi penting.

Hari berikutnya Samuel terlihat berjalan di jalanan tengah kota itu, dia lalu berhenti berjalan di sebelah jalan penyebrangan melihat semua yang ada di sana. Perlahan mengamati sesuatu, mengingat kembali bagaimana dia belajar caranya mengingat dan mendeskripsikan semuanya dengan hati hati. Mulai membuat pandangan nya seperti papan tulis fisika, angka dan kuadrat yang di jadikan satu.

Hingga ia mendapatkan pandangan nya, lalu berjalan menyebrang ketika lampu sudah hijau, menghitung langkahnya sambil mengambil sesuatu dari sakunya hingga ketika sampai di seberang, rupanya dia mengambil sebuah pensil yang sudah di raut dan ia berhenti berjalan di depan sebuah kotak surat, meletakan pensil itu dengan posisi berdiri, dengan hati hati meletakan nya kemudian mundur perlahan dan melirik ke samping yang rupanya ada seorang pesepeda yang muncul dari belokan.

Kemudian Samuel mundur dan berjalan pergi dari sana. Entah apa yang akan terjadi pada yang dia letakan, yakni pensil itu.

Di sisi lain, terlihat seorang Wanita yang baru saja kelar dari kedai bunga, menghirup aroma bunga sambil berjalan dan Samuel menyusulnya dan melewatinya begitu saja ketika wanita itu berhenti untuk tertarik dengan sesuatu. Dia tidak tahu bahwa target Samuel adalah dirinya sendiri.

Kemudian, kembali ke sisi pensil, ada sebuah mobil taksi yang berjalan melewati genangan air di dekat kotak pos, genangan air yang terbang membuat pensil itu jatuh terkena tetesan genangan air.

Di saat pensil itu jatuh, ada seorang pria yang terlihat seperti seorang yang suka mempelajari, dia terdiam melihat pensil itu jatuh. "Pensil jatuh?" dia bingung, kemudian berdiri dengan senyum kecil.

Tapi siapa sangka, pesepeda yang tadi yang di lihat Samuel, datang di jalan dan tak sengaja menyenggol pria itu membuat mereka berdua jatuh, semua keributan terjadi karena si pesepeda jatuh di bagian kedai. Semua orang mendekat, membantu rebut maupun membantu melerai.

Keributan itu tentunya membuat semuanya melihat bahkan termasuk supir bus yang melihat di samping, dia tak menyadari bahwa lampu merah, sementara wanita yang di lewati Samuel tadi melihat lampu penyebrangan pejalan kaki hijau, jadi dia berjalan tanpa melihat ke arah lain dan supir bus yang masih melihat keributan menjadi tak tahu di depan ada Wanita menyebrang, alhasil, dia tertabrak membuat bis berhenti, tabrakan yang keras dan Samuel melirik dengan lirikan kecil menyaksikan itu.

"Oh, jadi ini yang di sebut membunuh tanpa menyentuh," ia tersneyum kecil sendiri.

--

Sebelumnya, Samuel menghubungi Satori di depan kantor polisinya. "Hei Satori, aku butuh bantuan mu, bisa kau cari tahu informasi cctv di jalan gang yang agak dekat dengan kantor polisi,"

"Okey, aku akan mengirimkan nya nanti," balas Satori lalu Samuel menutup panggilan tapi ada wanita opsir buruk itu yang datang. "Apa yang kau lakukan memang nya huh? Benar benar tidak berguna," dia kembali meremehkan Samuel membuat Samuel menggela napas panjang hanya pasrah di begitukan.

Tapi ponsel nya kembali berbunyi dari Satori. "Hei Tuan Samuel, aku sudah dapat informasi pastinya, dan aku sudah mengatakan nya pada Nona Jin juga Tuan Hycan bahwa tempat itu memang rawan terjadinya penyebaran pill merah, dari informasi yang di dapat, seorang wanita yang melakukan nya,aku akan mengirimkan identitas wanita itu dan selanjutnya adalah tugas mu ya," kata Satori.

"Tentu..."

"Apa Tuan Samuel butuh orang untuk menangkap nya?"

"Tidak perlu, aku baru belajar ilmu fisika di sini, aku bisa menangkap nya," kata Samuel.

Setelah itu dia menemui wanita opsir itu yang menatap nya dengan masih sombong.

"Hei, jika aku dapat buruan kali ini, aku akan meminta mu pensiun," tatapnya.

"Dasar, angan mu terlalu tinggi..." wanita itu tak menghiraukan nya dan alhasil, Samuel membunuh tanpa menyentuh pelaku penyebaran pill merah itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C33
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄