下載應用程式
76% GENSHIN IMPACT : LUKISAN SAKURA / Chapter 38: 38. BAYONET MISTERIUS PT. 3

章節 38: 38. BAYONET MISTERIUS PT. 3

Di daerah Watatsumi, dengan alam yang aneh yang tidak ada di daerah Jiro yang dianggap negeri Teyvat, dimana dia akan berjalan sambil menemui Sangonomiya Kokomi yang akan menunggu untuk dilukis karena, Kokomi hasil lukisan buatan Jiro sangat unik dengan tema yang sama dengan pemandangan alam yang melimpah di Watatsumi serta nada-nada yang ada dipulau sebagai saksi dan memasukkannya kedalam papan lukisan Jiro. Lalu, Jiro melihat Kokomi yang sedang menunggu serta telah menggunakan pakaian busana yang baru membuat Jiro terkejut melihatnya dan berkata,"Hmmmm, pakaian Kakak lumayan",jawab Jiro dengan menatap yang heran dengan pakaian milik Kokomi bahkan, Kokomi menjawab,"iya.... bagaimana kalau kita akan pergi kesuatu tempat Jiro",ucap Kokomi dengan nada halus seperti Yae Miko kepadanya

Jiro berjalan bersama Kokomi sambil menikmati sungai-sungai yang ada di depan matanya serta injakkan kaki yang merupakan aliran sungai yang deras membuat Jiro terlalu berhati-hati dengan panorama dengan cangkang kerang berukuran besar yang misterius nan cantik bagi Jiro. Kemudian, dirinya melihat dengan penampilan serta lingkungannya untuk mencari tempat-tempat yang indah dan tempat-tempat yang khas dengan pakaian yang dikenakan Kokomi. Tak lama kemudian, Jiro menemukan suatu yang pemandangan indah yang senada dengan pakaian yang dikenakan Kokomi yang wajahnya ceria yang sedang menghadap Jiro, lalu dirinya menyuruh Kokomi untuk duduk di atas batu serta air sungai menyelimutinya di transparan kedua kaki Kokomi, Jiro akan mencari posisi yang aman serta mencari tempat-tempat yang cocok untuk melukis dengan nada warna serta lingkungan yang cocok dalam melukis. Lalu, dirinya mulai melukis sambil menghadap Kokomi yang sudah menggunakan gaya serta tatapan yang lembut ke atas langit hingga mengeluarkan tangan yang lemah gemulai didalam imajinasi Jiro, dengan tangan tersebut terdapat sebuah bayangan ikan sebagai tambahan di telapak tangannya hingga melayang di udara. Jiro pun berusaha konstentrasi tanpa memandang ikan-ikan di telapak tanganny Kokomi sambil memperlihatkan senyumnya kepada sang pelukis, kemudian dirinya melihat wajah yang serius dan penuh keberhati-hatiannya dengan lukisan tersebut.

Jiro berusaha memberikan sketsa atau garis-garis bayangan yang belum jadi, serta masih mentah lama melakukan melukis, lalu menghapusnya dengan hati-hati sambil memfokuskan dengan sisa-sisa garis yang membekas untuk menyambungkannya dengan hati-hati, garis hitam menyambung kearah garis hitam lainnya dengan tebal ketika Jiro mempunyai gambaran tentang Kokomi serta fisik seragamnya yang khas di daerah yang sudah ditentukkan. Lalu, di belakang Kokomi muncul sebuah pelangi yang indah di pinggiran sungai watatsumi membuat Jiro kaget dan berkata,"baik, pelangi merupakan buatan alam yang indah sehingga aku akan menggambarkannya dengan itu juga",ucap Jiro sambil membuat sketsa tentang pelangi dibelakang Kokomi namun, warna pelangi sangat menjulang tinggi hingga Jiro melihatnya dan sebagai panorama yang indah di dalam sungai yang begitu indah di daerah Watatsumi. warna pelangi didalam lukisan oleh Jiro mulai tampak terlihat tanpa membuat sketsanya hingga langsung menggambarnya dengan beberapa warna yang sesuai dengan warna pelangi. Begitu, Jiro menggambarnya dengan cepat pada bagian pelangi dibandingkan menggambarkan sketsa Kokomi dan pemandangannya yang indah, membuat Kokomi heran dengan tingkah laku Jiro dengan melukisnya sangat cepat. Dia tidak tahan sambil keluar dari tempat duduk bahkan, dirinya melihat Jiro sedang menggambarkan pelangi di depan mata hingga melihat sketsa yang dibuat olehnya belum jadi dan dirinya berkata,"Jiro, kenapa kau menggambar pelangi dibandingkan aku?",ucapnya namun, Jiro tidak mendengar ucapan dirinya hingga memegang kedua pundak Jiro dengan cara menepuk dan sadar sambil melihat gambar yang sedang digambar dengan cepat dan berwarna sambil berkata kepada dirinya sendiri yang kaget melihatnya,"kenapa..... kenapa aku menggambar pelangi dibandingkan dengan gambar sketsa?",ucapnya sambil melihat sketsa Kokomi yang masih sedikit garisan bahkan, dirinya melihat kebelakang melihat Kokomi sedang cemburu melihat hasil garis tersebut sambil berkata,"kenapa Jiro, kenapa kau tidak menggambar sketsaku dan sketsa pemandangan dibelakangku?",ucapnya dengan pelan dengan lembut sampai kedalam telinga Jiro yang begitu kaget.

Jiro bingung dan tidak bisa melukis lagi karena, dirinya teringat masa kecilnya dimana, dia akan mencoba menggambar lewat pensil warna sambil mewarnai dengan kertas-kertas yang kosong bahkan, kertas kosong yang tidak ada sketsa apapun membuat sang ayahanda Jiro, terkejut melihat hasil warna yang Jiro gambar di dalam kertasnya sambil berkata dan tertawa sedikit,"kau mengeluarkan..... warna merah?",ujarnya hingga kepala Jiro mangkuk sedikit sambil menatap Ayahanda namun, sang Ibunda Jiro datang dan melihatnya hingga menilai tentang kepribadian dirinya dengan warna dan gaya garisnya yang begitu melengkung dan lurus membuat Jiro bingung sambil mendekat bahkan, Ibunda Jiro melihat dirinya ingin melihat hasil warna yang dirinya suka.

"itu..... itu warna merah mamah, apakah aku salah?",ucap Jiro dengan sedikit takut bahkan, Ayahanda pun mendekati Jiro sambil berkata kepadanya,"Jiro, warna didalam kertas sangat bagus, kalau didampingi dengan sketsa atau tema mobil Jiro itu lebih bagus",ucapnya hingga sang Ayahanda membawa Jiro membawa kertas yang berisikan sebuah gambar mobil polisi membuat Jiro kaget dan heran dengan gambar sketsa tersebut dan berkata,"itu..... belum diwarna Papap",ujar Jiro dengan jelas dimana dirinya mencoba warna didalam mobil tersebut membuat Ayahanda tertawa sambil berkata,"itu belum digambar Jiro, sebaiknya kau gambarin dengan pensil warna yang Ayah beli",ucap Ayahanda dimana dia melihat Jiro membawa kotak yang berisikan berbagai macam warna yang dia berikan hingga menggambar sesuatu didalam kertasnya bahkan, dirinya berhati-hati dengan cara menggambarnya yang telah diajarkan oleh kedua orang tua Jiro membuat sang Ibu sangat senang melihat Jiro sangat menyukai menggambar kendaraan seperti mobil polisi dengan warna yang cocok untuk digambar.

"sayang, bagaimana dia?",ucap Ayahanda Jiro kepada Ibunda yang menatap senang melihat Jiro sedang santai dan menikmati mewarnai kendaraan mobil polisi hingga Jiro merasa senang dan menyelesaikannya sambil memperlihatkan kepada kedua orang tua Jiro. Mereka senang melihat gambar buatannya sang Ibunda berkata,"kau bagus Jiro",ucapnya dengan nada tenang melihat hasil karya warna yang dibuat Jiro didalam gambar kendaraan tersebut.

Beberapa saat, Jiro sadar kembali dan mengingat kejadian dimasa lalu sebagai kenangan indah namun, dirinya menatap Kokomi dengan wajah bingung dan sedikit marah sambil berkata,"kenapa Jiro terdiam seperti itu?",ucapnya

"maaf Kakak Kokomi, aku mengingat masa lalu dengan kebaikan kedua orang tuaku",jawab Jiro

"ooh, jadi kau pernah melukis sama siapa?",ucap Kokomi kepada Jiro yang sedang menatapnya dan tidak melanjutkan membuat sketsa tentang dirinya

"aku melukis sendiri, dari awal aku mengingat salah satu gambar mobil polisi dengan bagus",jawab Jiro sambil tersenyum

"Hmmm, iya Jiro, masa lalu itu... sebagai kenangan indah",ucap Kokomi yang sedang menatap pemandangan pelangi yang ada didepan mata,"sekarang, kau bisa melanjutkan melukis tentangku?",tambahnya sambil menatap Jiro

"Aku, tidak bisa melukis lagi karena, imajinasiku tidak ada bahkan, aku butuh istirahat karena, tadi",jawab Jiro hingga Kokomi mengerti tentang ucapan Jiro

"tidak apa-apa Jiro, nanti kapan-kapan kita bertemu lagi",ujar Kokomi yang terdiam sambil menatap Jiro yang sedang membereskan peralatan lukisan sampai papan lukisan tersebut dengan rapih

"Kak, aku lapar disini ada makanan tidak?",ujar Jiro yang membuat Kokomi kaget mendengar ucapan Jiro

"iya ada tapi, bukan disini Jiro",ucap Kokomi yang membuat Jiro heran dengan ucapan dirinya,"yuk, kita pergi",tambahnya sambil memegang lengan Jiro untuk mengajaknya pergi kesuatu tempat dimana Jiro belum pernah mengetahui di tempat-tempat yang jarang ditemui hanya Kokomi yang sudah menguasai daerah Watatsumi membuat Jiro heran dengan tempat-tempat yang belum pernah ditemui sebelumnya

Mereka berjalan kaki sambil melewati sungai, Jiro berusaha menahan lapar sambil memegang perut karena lapar kemudian, dirinya melihat kedepan membuatnya heran, Kokomi membawa Jiro di tempat misterius dan berkata,"Kakak, aku mau dibawa kemana?',ujarnya hingga wajah Kokomi tersenyum manis

"yaaah, lihat saja Jiro, pasti ada yang lebih seru daripada ditempat Narukami",jawab Kokomi dengan lembut kepada Jiro

Jiro terkejut dimana, Kokomi mengajak Jiro ke tempat yang aneh bahkan, ujung-ujungnya berada di tempat kegelapan sama seperti daerah Enkranomiya membuatnya tidak tahan untuk menahan rasa laparnya perut. Lalu, Jiro pun lemas hingga Kokomi terkejut melihat Jiro yang sudah tidak tahan lagi, bahkan dari segi kedip matanya yang begitu lemas hingga jatuh membuat Kokomi kaget melihatnya sambil membangunkannya namun, dirinya tidak bisa untuk menolongnya. Jiro sudah menutup mata sambil memegang perut karena lapar, kemudian tak lama kedua mata sudah terbuka dimana dirinya berada di rumah Jiro sambil melirik ke samping melihat Yae Miko bermuka sedih dengan halus melihat dirinya tidak sadar sambil menatapnya. Yae Miko melihatnya dengan sedihnya,"Jiro, kau tidak apa-apa kan?",ucapnya bahkan, Jiro sendiri baru melihat Yae Miko sedih karena dirinya yang pingsan disuatu tempat

"aku..... hanya lapar Kak",jawab Jiro dengan suara pelan kerauk muka Yae Miko yang berusaha untuk membersihkan wajah dari kesedihannya

"hah, ya ampun kenapa kau nggak makan sebelum berangkat Kak",ucap Risa yang kaget mendengar jawaban Jiro,"ya bentar, Aku masak sayur untukmu Kak",tambahnya sambil berlari untuk melihat masakkan sayurannya sudah matang hingga mematikan kompornya dimana Risa melihatnya kemudian, menuangkan sup tersebut kedalam piring secara langsung karena, sudah menyiapkan nasi untuk Jiro yang sedang tidur karena, tidak makan.

Jiro melihat Risa sedang membawa piring yang berisikan nasi dengan sup ayam dan meletakkannya di atas meja belajar Jiro namun, Yae Miko pun mengambilnya untuk menyuapin makanannya,"Jiro, sama Kakak ya disuapinnya?",ucap Yae Miko dengan senyum

"ooh, Kakak... Kakak Yae Miko baik sekali aku senang dengannya",ujar Jiro didalam hati sambil membuka mulut dan sendok berupa nasi dengan sup ayam masuk kedalam mulut hingga mengunyah dengan pelan sambil menghadap Yae Miko yang senang melihatnya sambil menuang nasi dan supnya lagi hingga Jiro memakannya. Namun, di luar kamar tidur Jiro terdengar suara langkah kaki yang ternyata Sangonomiya Kokomi yang merasa khawatir karena, dirinya salah kepada Jiro dan berkata dengan pelan,"Yae Miko, ini salahku..... seharusnya aku tidak mengajak Jiro..... ketempat yang jauh",ucapnya membuat Yae Miko heran dengannya

"maksudmu..... kau mengajak adikku kesana tanpa melihat kondisi Jiro seperti ini?",ucap Yae Miko dengan menahan kesal terhadap Kokomi

"sudahlah Kak",jawab Jiro,"jangan bertengkar Kak, ini salahku karena aku lupa makan dari siang",jawab Jiro yang mengakuinya hingga amarah Yae Miko mulai meredam mendengar ucapan Jiro,"jangan menyalahkan orang lain, itu tidak baik Kak kecuali saksi",ucap Jiro kepada Yae Miko yang meliriknya yang khawatir melihat kondisi Jiro yang pusing hingga panas sambil berkata,"Jiro, hah, sebaiknya istirahat dulu Jiro dan Kakak menyuapinmu ya?",ujar Yae Miko yang khawatir dengan Jiro yang sedang sakit panas

"tapi..... aku yang melakukan..... kesalahan... Jiro",ucap Kokomi dengan perasaan khawatir dengan Jiro yang sedang sakit panas

"tidak apa-apa, sebaiknya Kakak pergi",jawab Jiro dengan nada pelan kepada Kokomi yang mencoba menjauh dari Yae Miko yang sedang merawat Jiro yang sedang sakit panas dan pusing sambil disuapin oleh Yae Miko hingga habis

setelah makan, Jiro pun tidur karena capek dan habis makan sayur hingga piring bekasnya ke ruang cuci piring hingga melihat Kokomi yang sedih mendengarnya hingga Yae Miko tidak peduli sambil menyimpan piring tersebut. Lalu, dia melihat Kokomi sambil berkata,"aku yang akan menjaga Jiro, karena itu..... kelakuanku salah kepada Jiro",ucap Kokomi dengan tulus untuk menjaga dan merawat Jiro hingga Yae Miko menjawab,"boleh, tapi kau tidak boleh melakukan hal yang buruk lagi kepada Jiro, Kokomi",ucapnya sambil pergi kedalam kamar Jiro untuk memberi tau tentang Kokomi untuk menjaganya membuat Jiro kaget mendengarnya hingga bingung,"Kakak, emangnya Kakak Kokomi bisa menjagaku?',ucapnya dengan ragu untuk menjawabnya

"aaah, aku tidak mau seperti itu Jiro, bahkan ini salahku bukan salahmu. Seharusnya aku tidak jauh-jauh untuk mengajakmu ke kantin yang ada terdekat",ujar Kokomi kepada Jiro yang lemas

"Haaah, baiklah tapi..... Kakak... tidak apa-apa kan?",ujar Jiro sambil menghadap Yae Miko yang tersenyum dan mendekatinya

"tidak apa-apa Jiro, Kakak sedang sibuk menulis dan menjual novel di Inazuma ya? Kokomi menjagamu",ujar Yae Miko hingga menjauh membuat Jiro sedih melihatnya dimana dia pergi keluar ruangan bahkan, Kokomi hanya bisa tersenyum dimana senyuman Yae Miko yang sangat misterius hingga Jiro mencoba untuk menahan rasa kesal kepadanya

"ya sudah Jiro, Kakak yang akan menjagamu sekarang",ujar Kokomi sambil tersenyum kepada Jiro yang sedang sakit

Jiro pun melihat dia sedang duduk sambil melihat buku yang ada di lemari, bahkan dirinya mencoba untuk tidur agar tidak memikirkan orang lain disekelilingnya, kemudian dirinya pun akan tertidur sampai kedua matanya tertutup rapat. Ketika Jiro tertidur, dirinya berada di tempat mimpi walaupun dirinya tidak apa-apa atau sakit yang diderita oleh Jiro sendiri sambil berjalan tanpa tujuan. Namun, didepannya muncul seorang laki-laki yang ternyata, Andrian sambil melambaikan tangannya tanpa ucapan satu katapun di hadapan Jiro hingga menghilang secara misterius hingga dirinya berjalan lagi dan muncul cahaya misterius bahkan, cahaya tersebut menghadap ke suatu tempat sambil mengikuti pergerakkan cahaya putih berbentuk lingkaran yang misterius.

Begitu mengikutinya, Jiro pun berusaha maju lagi dan berhenti ketika cahaya putih berhenti ditempat sambil muncullah seseorang yang ternyata dia adalah Kitsune Saiguu yang membuat Jiro terkejut melihatnya dihadapannya. Dia melihat dengan tatapan senang melihatnya bahkan, Jiro pun dengan rauk mukanya yang begitu heran dengannya dan berkata,"kau lagi rupanya. Kau terdiam dihadapanku yang membuatku menjadi sedikit aneh dihadapanku",ujar Jiro dengan wajah yang serius

"kau akan tau anak muda",jawab Kitsune Saiguu,"hanya kau..... kau yang bisa menyerang dia",tambahnya membuat Jiro bingung

"apa maksud ucapan dia kepadaku dengan senyumannya yang aneh tapi, senyuman itu membuatku heran sama seperti Kakak Yae Miko",ujar Jiro didalam hati dengan tatapan misterius

"aku tau isi hatimu anak muda, tapi aku tidak mau menjawabnya karena kaulah yang akan menemukan jawabanmu nanti",ujar Kitsune Saiguu dengan senyumannya, kemudian dirinya mendekati Jiro yang sedang polos dihadapannya serta wajahnya datar dan bingung,"Hmmm, kau akan mengerti Jiro, teman-teman di Inazuma tidak tau",tambahnya kearah Jiro

Kitsune Saiguu mulai mendekatinya, bahkan Jiro merasa heran dengan tingkah laku dia dengan senyuman yang mistis sambil berbisik didalam telinga Jiro namun, setelah membisikkan sesuatu yang hal mistis dia menatapnya lagi dan tersenyum sambil memegang hati Jiro hingga ditekan membuat Jiro merasakan sakit namun, kekuatan yang dimilikinya sangat banyak didalam jantung yang tenang. Kitsune Saiguu mengadukan kepalanya ke arah Jiro hingga membuat Jiro kaget dan terbangun hingga Kokomi kaget dan heran melihat Jiro terbangun dengan kagetnya. Bahkan, dia berkata kepada Jiro,"Jiro, kau tidak apa-apa?",ucapnya sambil melihat Jiro memegang kepala yang dirinya sakit

"aku hanya... sakit kepala dan kaget, tapi nanti juga hilang",jawab Jiro dengan wajah yang biasa saja namun, dirinya merasakan sesuatu ditelapak tangannya yang sedang memegang sesuatu, memegang bayonet yang bercahaya electro

"cahaya electro?",ujar Kokomi,"bayonet itu....?",tambahnya sambil dilanjutkan oleh Jiro

"iya, bayonet ini peninggalan Bapak Andrian yang sudah lama meninggal bahkan, aku bingung, maksudnya.... cahaya bayonet ini... apa?",ujar Jiro yang bingung melihat cahaya electro di bayonetnya namun, dirinya telah merasakkan kekuatan electro disekujur tubuhnya walaupun tidak mengeluarkan cahaya secara langsung

Jiro merasa bingung namun, kesehatan Jiro sudah membaik membuat Kokomi heran dengan bayonet yang dipegang olehnya, lalu Jiro berdiri dan menjauh dari tempat tidur hingga memegang bayonet yang baru setengah ujungnya yang sudah jadi. Bahkan, menutupinya dengan tangannya dengan menghaluskannya dengan tangan kanannya sehingga cahaya tersebut mulai pudar hingga Jiro melupakan kejadian tersebut sambil melihat pemandangan lagi karena, dirinya tidak punya ide untuk melukis Kokomi lagi. Jiro berada disuatu tempat, hingga pergi ke suatu pintu yang merupakan ruang kamar Andrian di Inazuma, membuatnya curiga didalam ruangan lagi.

"walaupun kamar Andrian sudah dilarang untuk masuk, tapi aku tidak. Aku mencari potongan bayonet ditempat ini",ujar Jiro sambil menelusuri ruangan kamar Andrian, hingga dirinya pun tidak menemukannya namun, beberapa saat bayonet dikeluarkan dengan sendirinya, Jiro menyerah untuk menemukan sesuatu didalam ruangan hingga bingung melihat lemari yang terkunci dan dirinya berkata lagi didalam hati,"padahal, lemari itu tidak dikunci. kenapa lemari itu dikunci",ucap Jiro didalam hati sambil membukanya lagi namun, tidak bisa dibuka lagi

Jiro berusaha menggedor pintu lemarinya namun, tidak ada hasil apapun maka dari itu, dia akan pergi mencari kunci dan tiba-tiba pintu lemari misterius persegi panjang bergoyang sendiri membuatnya kaget dan sedikit gugup melihatnya. Dia tidak bisa menahan lemari yang bergoyang dengan sendirinya bahkan, beberapa menit kemudian lemari tersebut telah berhenti membuat Jiro bingung dan berkata lagi,"lemari ini..... kenapa bisa begitu?",ujarnya sambil melihat bayonet yang bercahaya electro hingga melayang dan bergerak cepat bahkan, bayonet tersebut berusaha membuka pintu lemari yang misterius. Jiro mengetahuinya tentang bayonet yang sangat mistis bahkan, dirinya berkata lagi,"apakah... Pak Andrian menyimpan sesuatu yang aneh didalam lemari itu? Padahal lemari itu..... sudah dibongkar, ini aneh",ucapnya sambil berpaling dan keluar dari ruang kamar Andrian hingga bertemu dengan Yae Miko dengan rauk muka marah bercampur senyum

"jadi kau ada disini ya Jiro?",ujar Yae Miko dengan kesal kepada Jiro yang melirik ke arah dirinya

"aku kesini... ada sesuatu yang mencurigakan dibalik lemari itu",jawab Jiro kepada Yae Miko yang membuatnya bingung

"Hah? lemari?",Yae Miko merasa bingung dengan ucapan Jiro,"ada apa didalam lemari itu Jiro?",tambahnya

"aku tidak tau, tapi... yang aku tau lubang kuncinya yang merupakan bayonet ini Kak",jawab Jiro sambil memperlihatkan bayonet yang baru sepotong dan tidak menemukannya

"sebaiknya, kita harus menemukannya Jiro",ujar Yae Miko dengan rauk muka yang serius dengan lembut kearah Jiro hingga dia mengerti

"iya Kak",jawab Jiro sambil melihat bayonet tersebut masih bercahaya electro

Yae Miko dan Jiro pergi keluar sambil melihat bayonet peninggalan Andrian yang bercahaya electro yang misterius, kemudian mereka tidak mau pergi ke kota, mereka berada di suatu kastil Raiden Shogun. Kemudian, Jiro masih tetap melihat bayonet tersebut dan berkata,"aku harus mencari kemana ya? Hmmmmm",ujarnya didalam hati dan berfikir tentang kejadian yang misterius di suatu tempat, daerah Watatsumi, hingga dirinya pun merasa heran dengan bayonet ditangannya namun, dia mulai sadar bahwa Jiro ikut sama Kokomi pergi tidak hanya mencari makanan melainkan kesuatu tempat dimana Jiro belum kenal dengan tempat-tempat yang lainnya yang sangat misterius. Kemudian, Jiro berdiri lagi sambil meninggalkan kastil dan Yae Miko yang sedang duduk dengan tenang sambil berhadapan dengan dirinya kemudian, dia akan mengikuti Jiro kemana dia pergi.

"Jiro kau mau kemana?",ujar Yae Miko yang sedang berjalan bersama Jiro

"aku pergi ke daerah Kakak Kokomi, sejak aku pingsan kak",ujar Jiro membuat Yae Miko bingung

"untuk apa? melukis dia lagi?",ujar Yae Miko kepada Jiro

"bukan",jawab dalam satu kata,"aku ingin pergi ketempat aku pingsan Kakak",jawab Jiro lagi

"emangnya ada apa disana Jiro?",ujar Yae Miko yang membuatnya bingung

"entahlah, Kakak Kokomi yang tau tentang itu. Apakah Kakak pernah kesana sebelumnya?',ujar Jiro sambil memperhatikan rauk muka Yae Miko yang sedang berfikir kembali,"apakah Kakak pernah kesana sebelumnya?",tambahnya

"aku tidak tau Jiro, tapi menurutku kita pergi saja dan menemui Kokomi di sana Jiro",ujar Yae Miko sambil berjalan dengan cepat hingga menjelang sore mulai dirasakan olehnya bahkan, melihat Jiro sedang berjalan dan menemui Kokomi yang sedang berjalan sambil mendekat dan berbicara tentang dirinya yang akan membawa Jiro pergi kesuatu tempat membuat Jiro kaget dimana Kokomi akan mengajaknya pergi ke suatu tempat hingga berpaling bersama Kokomi untuk ikut bersamanya.

"Jiro, kau mengajak dia?',ucap Yae Miko dengan kaget melihat Kokomi ingin ikut bersama

"tidak, aku yang mau ikut bukan Jiro menyuruhku untuk mengajak aku",jawab Kokomi kepada Yae Miko yang sedikit tegang

"baiklah, yuk Jiro kita pergi bersama",ucap Yae Miko hingga Kokomi ikut bersamanya untuk pergi kesuatu tempat dimana dia mengetahui tujuan jalan-jalan bersama Jiro kesuatu tempat yang indah

Begitu mereka sampai ditempat tujuan, ternyata Kokomi mengajak Jiro ke suatu tempat dengan gelap disiang hari, serta melihat lingkungan yang kosong hanya dedaunan kecil di atas tanah cokelat membuat Jiro heran dengan pemandangan tersebut sambil berkata,"tempat apa ini?",ujarnya

"ini di kolam Suigetsu Jiro",jawab Kokomi dengan lembut membuat Jiro heran dengannya kemudian, melihat sebuah kolam tersebut yang misterius baginya

"kolam... Suigetsu?",ujar Jiro yang heran dengan kolam tersebut,"kola mini tidak ada apa-apanya Kakak Kokomi",tambahnya dengan rauk muka bingung

"dulu banyak sekali ikan di dalam kolam ini, tapi... aku merasa tidak mengerti bagaimana bisa keindahan tempat ini sudah berubah sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan aku dengar Jiro, banyak peperangan di daerah ini maupun Inazuma yang kau injak",ucap Kokomi kepada Jiro

"kota Narukami?",ujar Jiro

"iya, disini ada pertumpahan darah bahkan, aku melihat kola mini sudah tidak ada ikan lagi yang berenang maka dari itu, kola mini sudah terbengkalai beberapa ribuan tahun yang lalu",ujar Kokomi dengan wajah sedih melihatnya hingga melihat Jiro sedang menelusuri kolam tersebut bersama Yae Miko

"peradaban sudah runtuh, tetapi membekas masih ada sebagai saksi keindahan bahkan, seperti kolam pun juga sudah tua dan tidak bertuan, sedih sekali aku mendengar cerita itu",ujar Jiro didalam hati sambil melihat okomi yang murah senyum kepada dirinya

"mau lanjut Jiro?",ucap Kokomi yang ingin mengajak Jiro dan Yae Miko pergi ketempat-tempat pulau Watatsumi yang kosong

"boleh, walaupun tempat ini untuk mencari tempat-tempat yang cocok untuk melukis Kakak",jawab Jiro sambil melihat pemandangan indah di sekitar daerah Watatsumi hingga tak lama kemudian, dia melihat Kokomi berhenti berjalan dimana dirinya memperlihatkan sebuah tempat yang tidak asing bagi Jiro, dirinya melihat sebuah desa yang sudah tua dan tidak digunakan lagi oleh orang lain termasuk para militer, Kokomi berkata kepada Jiro tentang desa tersebut,"ini adalah desa Bouro, Jiro",ujar Kokomi kepada Jiro,"yang merupakan tempat para tentara yang sedang latihan untuk menyerang keshogunan dimasa itu",tambahnya

"jadi, ditempat ini, ada orang Kakak?",ucap Jiro kepada Kokomi

"ada tapi hanya beberapa orang saja yang berada ditempat ini",jawab Kokomi kepada Jiro dengan menatapnya

"mereka... masih menyerang kesana, Kakak?",ujar Jiro

"tidak, mereka sudah percaya dengan ucapan mereka tidak akan menyerang itu lagi",jawab Kokomi,"karena, aku yang akan tanggung jawab soal ini, Jiro",tambahnya

"baik, aku baru tau tapi, jika tentara militer sudah kalah, mereka mulai melancarkan kearah musuh bukan?",ucap Jiro yang membuat Kokomi bingung mendengar pertanyaan Jiro

"maksud Jiro..... jika tentara Inazuma, tentara ini aktif untuk membantu mereka?",ucap bertanya lagi,"iya, Jiro, mereka akan aktif jika tentara itu telah kehilangan nyawa dalam menghadapi musuh yang besar, maka dari itu tentara ditempat ini aktif untuk membantu mereka",tambahnya kepada Jiro hingga mengerti

"Hmmmm, aku sudah puas Kakak",ujar Jiro yang sudah mengetahui desa kecilnya didaerah Watatsumi",ujar Jiro kepada Kokomi yang sedang menghadap Jiro yang wajah yang sudah puas dengan jalan-jalannya

"mau kemana lagi Jiro?",ucap Kokomi dengan lembut

"sebaiknya, kita kembali ketempat yang awal Kakak, bagaimana?",jawab Jiro kepada Kokomi

"boleh",jawab dengan satu kata kepada Jiro,"kita akan kembali lagi ya, Jiro",tambahnya sambil mengajaknya termasuk Yae Miko pergi keluar dari tempat tersebut dan berada di tempat awal, kuil Sangonomiya.

Begitu mereka sampai ditempat tersebut, bahkan Jiro melihat tempat yang ada didepan mata ada pelangi yang indah membuat Jiro merasa bingung dan berkata,"kenapa pelangi itu tidak menghilang? seharusnya sudah menghilang Kakak",ujar Jiro sambil berjalan kedepan dan tidak menemukan apa-apa di bawah celah sungai tersebut

"hati-hati Jiro, dibawah sana sangat berbahaya",ucap Yae Miko yang akan menemani Jiro yang sedang melihat kebawah namun, Jiro tidak melihat apa-apa hingga tak lama kemudian dia menemukan sebuah pantulan cahaya kecil dibawah aliran sungai tersebut sambil melompat ke bawah membuat Yae Miko tidak bisa menangkap Jiro yang sedang terjun kebawah membuatnya khawatir dan tidak ikut terjun kebawah bersamanya.

Jiro berada di dalam dasar sungai sambil berenang untuk mencari cahaya misterius tersebut, bahkan dirinya menemukan sebuah potongan bayonet hingga Jiro mengeluarkan sebuah pedang bayonet misterius dari Andrian. Lalu, ketika potongan terakhirnya berhasil dipasang, Jiro merasakan sesuatu setelah dirinya telah menyatukan tiga potongan ujung bayonet hingga dirinya masuk kedalam tempat yang gelap gulita, hingga dirinya berada di suatu tempat, yang membuatnya bingung yang ternyata berada di suatu apartemen di kamar tidurnya, Andiran walaupun tidak ada Andrian ditempat tersebut hingga berkata,"tempat ini... tempat... kamar tidurnya Andrian bukan?",ucap Jiro sambil berjalan keluar hingga melihat kota Narukami yang begitu sepi, namun dia melihat ke depan terdapat seorang perempuan dengan ekor putih layaknya ruba putih membuat Jiro heran dengan perempuan tersebut yang mencoba untuk menghindar dengan sikap yang aneh. Jiro berusaha untuk menemuinya, yang berada di sebuah kuil Narukami, hingga melihat seorang perempuan dengan ekor putihnya yang misterius tersebut.

"permisi Nona",ucap Jiro dengan ragu sambil mendekatinya secara pelan-pelan namun, tak lama kemudian perempuan tersebut menghadap Jiro dengan cepat

"selamat datang di daerahku, anak muda",ucap Kitsune Saigu melihat wajah Jiro yang begitu kaget dan terkejut melihatnya, lalu dirinya melihat wajah tersbeut yang heran dengan dirinya,"Hmmmm, kau baru tau tempat ini kan, anak muda?',tambahnya dengan nada lembut kepada Jiro

"aku baru tau, tempat ini, Nona. Apakah... kau... selama ini..... ada didalam tubuhku?",ucap Jiro,"aku merasakan tubuhku ini, ada kau",tambahnya dengan nada gemetar karena, takut kepada Kitsune Saiguu yang ingin menyerang dirinya

"kenapa kau kaku seperti itu anak muda, oh kau takut kepadaku karena aku ingin menyerangku kan?",ucap Kitsune Saiguu kepada Jiro,"aku tidak bermaksud untuk menyerang kau anak muda",tambahnya dengan senyuman yang tajam dan misterius membuat Jiro heran dengannya

"hah, kau tau membaca pikiranku ini dibandingkan kau, selalu tenang dalam pikiran dan hal apapun itu",ucap Jiro dengan mengeluarkan nafas dengan pelan sambil menghadap Kitsune Saiguu yang sedang menghadapnya

"sebaiknya kau harus tenang, tapi aku tidak akan memaksamu keputusan apa yang kau inginkan dalam hati nuranimu. Karena, kau menganggap tempat ini sebuah ancaman padahal, tempat ini tempat kenyamananmu",jawab Kitsune Saiguu dengan tatapannya tajam serta mengerti isi hati Jiro dari pikiran dan lainnya

Jiro mengeluarkan sehela nafas dengan lembut dan berusaha untuk tenang dalam apapun sambil berkata kepadanya,"aku ingin istirahat dibandingkan aku melakukan itu karena, aku tau kau orang yang baik sama seperti Kakak Yae Miko",jawab Jiro dengan berkata jujur serta ingin tenang dalam hal apapun

"Hmmm, sebaiknya ikutlah denganku Jiro, lebih baik ambil keputusan yang penting dibandingkan mengambil keputusan yang tidak penting",ujar Kitsune Saiguu sambil berpaling dihadapan Jiro bahkan, dirinya pergi kesuatu tempat

"terimakasih Nona",ucapan Jiro dilanjutkan oleh Kitsune Saiguu

"panggil aku Kakak saja Jiro",jawab Kitsune Saiguu kepada Jiro yang kaget mendengarnya sambil melihat dia berada dibelakang sambil berpegangan untuk pergi kuil hingga menikmati ketenangannya sambil melihat bunga sakura yang berada didepan mata Jiro yang begitu indah di tempat tersebut lalu, Kitsune Saiguu telah menuangkan teh hangat kepadanya dimana Jiro melihat keindahan tersebut yang membawanya sebuah alunan nada warna dipohon sakura. Kitsune tau tentang Jiro dan berkata,"kau sedang menikmati keindahan bunga sakura yang tumbuh di atas pohon kan?",ucap Kitsune Saiguu yang sedang memperhatiin Jiro yang sedang melihat bunga sakura yang sudah bermekar

"bunga mekar... aku baru tau tentang bunga seperti itu",ujar Jiro hingga Kitsune Saiguu hanya melihat Jiro saja

"kau senang melihatnya Jiro?",ucap Kitsune kepada Jiro dengan lembut

"iya",jawab Jiro dalam satu kata kepadanya

"haaaah, bunga Sakura yang indah mengingat seorang laki-laki yang berani membela Raiden Shogun di beberapa ribuan tahun yang lalu, bahkan dia menggunakan pedang kecilnya untuk melawan makhluk yang ganas namun, dia tewas secara misterius. beliau telah meninggalkan tempat ini, bahkan sudah ada disana dengan tenang dan tenteram",ucap Kitsune Saiguu yang telah membayangi seorang laki-laki misterius, Andrian yang membuat Jiro kaget mendengar cerita tersebut darinya

"kau tau dari mana tentang beliau?",ucap Jiro dengan heran mendengar cerita tersebut

"hidup pasti ada matinya, iya kan Jiro?",ucap Kitsune Saiguu kepada Jiro yang kaget mendengar hal tersebut sambil meminum teh sebelum mengeluarkan ucapan sesuatu tentang makna yang diucap oleh dirinya sendiri

"ada pula, kematian itu tidak hanya melihat umur atau angka saja melainkan sebab akibat dari suatu kejadian yang hanya satu kali, Kakak",ujar Jiro kepada Kitsune Saiguu,"Kakak tau? kematian Bapak Andrian itu, dia masih muda dan mati akibat dibunuh oleh tentara walaupun masih muda tapi sudah tewas akibat pertempuran itu",tambahnya kepada Kitsune Saiguu yang membuatnya terkejut mendengar ucapan tersebut

"kau sudah tau tentang arti kehidupan sampai mendengar makna seperti itu membuatku mengerti",ucap Kitsune Saiguu dengan rauk muka senang mendengar ucapan Jiro

"tentang kematian sampai mati suri, itu sebuah takdir Kakak. Yang misterius dan tidak bisa menjawab apa-apa dengan langsung kepada orang lain termasuk aku",ucap Jiro yang membuat Kitsune Saiguu mengerti tentang arti dunia yang sudah keluar menjadi ruh ditempat yang lain

"aku sudah mengerti Jiro, Kakak mengerti itu dan Kakak telah mengetahui tentang arti kehidupan yang begitu luas di dunia ini",ucap Kitsune Saiguu yang mencoba menantang Jiro dengan makna hidup di dunia dan dunia Teyvat

"kehidupan itu ada yang sempit juga Kakak, tidak hanya luas seperti luas gunung yang tinggi bahkan, tidak setinggi langit yang Kakak pikirkan. dunia ini memang ada sempitnya, seperti diuji dalam keikhlasan dan menahan segala hal sampai mengerti arti kesalahan dunia ini, agar hidup tidak sempit Kakak",jawab Jiro kepada Kitsune Saiguu sambil melihat pemandangan pepohonan sakuran yang sudah bermekaran dimana-mana hingga berkata lagi.

Kitsune Saiguu kalah dalam arti makna dunia yang sudah diinjak bahkan, Jiro pun tersenyum sebagai balas budinya hingga dirinya berkata kepada Jiro,"iya, manusia sepertimu ada kedua sisi antara jahat dan baik, tapi kau menyembunyikan kekurangan yang kau hadapi iya kan Jiro?",ucap Kitsune Saiguu kepada Jiro

"iya, kekuranganku harus dihadapi walaupun menghantuinya tapi, aku ikhlas segalanya",jawab Jiro dengan panjang lebar kepada Kitsune Saiguu hingga dirinya mengeluarkan bayonet yang bercahaya electro dan berkata,"bayonet ini... aku harus membukanya Kakak",ucap Jiro yang terkejut melihat cahaya tersebut dibayonet milik Andrian hingga Kitsune Saiguu berpaling dan pergi meninggalkan Jiro namun, dia mengajaknya untuk ikut bersama

"Jiro, ayo ikut dengan Kakak",ucap Kitsune dengan lembut kepada Jiro untuk pergi kesuatu tempat, bahkan dirinya berada di suatu kamar tidur Andrian membuat Jiro kaget melihatnya

"jadi, kita akan pergi ke kamar tidur Kakak?",ucap Jiro yang bingung melihat Kitsune Saiguu yang akan membuka pintu lemari hingga memegang sebuah kotak yang sama ditemukan oleh dirinya

"kau mencari kotak ini kan, Jiro?",ucap Kitsune Saiguu yang sedang memegang kotak misterius dimana Jiro menemukannya sebelumnya

"iya, kotak ini dikunci dengan bayonet dibagian ujung itu",jawab Jiro yang telah mengetahuinya,"aku heran isi didalam kotak ini, apa ya Kak?", tambahnya

Kotak misterius akan dibuka dengan ujung bayonet yang dipegang Jiro, kemudian kotak ada ditangan Kitsune Saiguu yang ingin tau isi didalamnya hingga Jiro pun sadar ketika dirinya diselimuti cahaya putih bahkan, dirinya melihat wajah Yae Miko dengan wajah sedih dan bingung dimana Jiro sadar hingga merasakan sesuatu dikedua tangannya yang sedang memegang bayonet dengan rapat hingga Jiro terkejut melihatnya dan muncul cahaya electro di bayonet tersebut dan pergi ke kamar Andrian yang tidak terkunci membuat Yae Miko curiga dengan Jiro yang langsung pergi sambil memegang lengannya untuk berhenti.

"kau mau pergi kemana?",ucap Yae Miko yang heran dengan Jiro,"kau tidak boleh sendirian, Kakak tau tentang bayonet itu",tambahnya

"iya, aku ingin tau isi didalam kotak yang ada didalam lemari itu",jawab Jiro sambil pergi kekamar tidur Andrian bersama Yae Miko dan Kokomi yang ingin tau isi kotak misterius dimana Jiro sangat curiga

Akhirnya, mereka melihat bayonet yang sudah ada ujungnya, dimana ujung tersebut merupakan kunci membuka kotak tersebut, lalu ketika Jiro membukanya, mereka melihat isi kotak tersebut yang merupakan penyimpanan dua kepingan logam koin mora dan dua keping primogame yang ada didalam kotak tersebut membuat mereka terkejut melihat kepingan koin tersebut.

"jadi ini, isi didalam kotak yang kau temukan?",ucap Kokomi yang terkejut melihat isi didalam kotak misterius milik Andrian

"iya, Kakak tau kan?",ucap Jiro sambil menghadap Yae Miko yang bengong melihat isi kotak milik Andrian

"iya, aku baru tau isi kotak ini, Jiro",jawab Yae Miko dengan pelan yang telah melihat isi dibalik kotak misterius

"yaaah, koin ini kita membeli sesuatu deh untuk kita bersama",ucap Jiro yang merasa senang sambil melihat Kokomi berfikir sementara Yae Miko pun akan ikut bersamanya

"boleh Jiro, aku sama Yae Miko juga ikut untuk jajan",jawab Kokomi

"kalau begitu, kita pergi kerestoran karena, penemuan bayonet misterius sudah dipecahkan",jawab Jiro sambil membawa Kokomi dan Yae Miko pergi kesebuah restoran dimana mereka sering pergi ke restoran tersebut yang sangat enak termasuk Jiro yang membuatnya puas dengan makanan yang dipesan dengan harga yang sesuai dengan harga primogames.

***


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C38
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄