"Baiklah, aku akan melakukannya," jawab Malik.
Raut wajah Malik menunjukkan keputusasaan. Tampak anak rambut tumbuh di sekitar jambangnya. Penampilan Malik saat ini berbeda jauh dengan dirinya yang dahulu. Malik yang sekarang, seperti pria yang tak terurus. Ia bahkan tidak peduli pada dirinya sendiri.
"Malik," Lily meletakkan nampan di meja, dengan cepat ia lalu berlari mendekati pria itu. "Ada apa? Apa kau ingin mengganti pakaianmu?" tanyanya.
Malik berdiri seraya menatap stelan jas, ia tidak tahu stelan mana yang harus ia kenakan hari ini.
"Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," kata Malik.
"Tapi, Malik, Tuan Rayyan sudah bilang, kau tidak boleh keluar atau melakukan pekerjaan apa pun," Lily tampak tak setuju.
"Apa Rayyan adalah majikanmu?" lontar Malik dingin. "Apa dia pemilik rumah ini? Apa dia yang menggaji semua karyawan yang ada di sini?"
"Aku tidak sakit, Lily!" tandas Malik.
"Cepat siapkan pakaianku, dan siapkan mobil untukku!"