Tải xuống ứng dụng
63.33% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 38: Permulaan Perdamaian

Chương 38: Permulaan Perdamaian

Biên tập viên: Wave Literature

Ji Xiaonian hanya terpaku di tempat selama beberapa saat ketika melihat Bai Yan pergi bersama Fang Miaoling. Kalau bukan karena teman-temannya yang memanggilnya, dia mungkin masih terus berada di tempat itu sambil melamun. Dia awalnya sungguh mengira pria itu akan sekaligus mengantarnya pulang. Namun, kenyataan yang pahit seolah memberinya satu pukulan keras agar terbangun dari angan-angannya itu.

Setelah itu, Ji Xiaonian pun kembali ke kamarnya dan mulai membereskan barang-barangnya. Lalu, dia meraih ponselnya dan menghubungi Lu Yifei. Awalnya, dia ingin meminta agar pria itu mengantarkannya pulang ke rumah. Namun begitu telepon diangkat, suara dari seberang sana terdengar terburu-buru dan berkata, "Xiaonian, aku ada urusan. Jadi aku tidak berada di kampus. Kamu naik taksi sendiri pulang ke rumah ya."

Mungkin inilah yang dinamakan sudah jatuh masih tertimpa tangga. Ji Xiaonian pun hanya menghela napas panjang, lalu mematikan teleponnya. Dia kemudian bangkit berdiri lalu menarik kopernya menuju gerbang sekolah. Disana dia menghentikan sebuah taksi lalu pulang kerumah. Dia tidak lagi berharap akan menunggu Bai Yan menjemputnya, bahkan bisa saja pria itu tidak sedikitpun teringat bahwa di dalam asrama tersebut masih ada dirinya.

Ji Xiaonian pulang ke rumah dengan perasaan sedih. Dia meninggalkan kopernya di ruang tamu, lalu hendak kembali ke kamarnya untuk tidur. Baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah, terdengar suara lembut yang memanggil dari belakang tubuhnya.

"Kamu sudah pulang? Aku membuat puding. Kamu mau mencicipinya?" kata Yu Shengjie.

Ji Xiaonian menghentikan langkah kakinya dan menoleh, dilihatnya sesosok makhluk yang begitu tampan dan tinggi semampai, berdiri dihadapannya sambil mengenakan celemek di tubuhnya. Sebuah senyuman manis terlihat tersungging pada bibir pria itu. Kedua tangannya memegang sebuah piring berisi puding lengkap dengan saus fla yang terlihat menggoda.

Melihat Yu Shengjie lagi-lagi berada di dalam rumahnya, emosi Ji Xiaonian lagi-lagi meledak. "Kamu kenapa lagi-lagi berada di rumahku?" ucapnya dengan ketus.

Ya Tuhan, orang ini kenapa terus-terusan menghantui hidupku sih? Aku pikir aku sudah terbebas darinya di sekolah tadi. Siapa sangka malah bertemu dengannya di rumahku sendiri. Sebenarnya apa sih maunya? Batinnya kesal.

"Apa maksudmu dengan 'lagi-lagi berada di rumahmu'?" tanya Yu Shengjie sambil berjalan mendekat.

"Kak Ji Chen berkata bahwa ini adalah rumahku juga. Aku di sini untuk menjaga dan melayanimu. Jadi kamu tidak ingin bertemu denganku?" tutur Yu Shengjie sambil tersenyum lembut.

Mendengar ucapan Yu Shengjie barusan membuat Ji Xiaonian kesal dan segera berjalan menuruni tangga mendekatinya. "Iya, aku sangat teramat tidak senang melihatmu di sini. Jadi, segera pergi dari sini," ujarnya dengan ketus sambil mendorong tubuhnya ke arah pintu keluar.

Namun, Yu Shengjie sama sekali tidak berniat untuk keluar dari rumah itu. Tangan kirinya memegang piring berisi puding itu, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan Ji Xiaonian. 

"Kak Ji Chen sedang pergi keluar negeri dan dia tidak akan pulang untuk sementara waktu. Sedangkan pembantu di rumahmu sudah ku suruh pulang. Kamu yakin tidak mau membiarkanku untuk tinggal di sini menjagamu? Kalau aku pergi, siapa yang nanti akan memasak makanan untukmu? Siapa yang akan mencuci baju dan membantumu bersih-bersih?" ucap Yu Shengjie lembut.

"Ji Xiaonian, aku sudah mengatakan padamu, kalau aku disini untuk menjagamu. Aku begitu tulus untuk melakukannya, lalu apa yang membuatmu keberatan dengan keberadaanku disini?" sambungnya lagi.

Mendengar perkataan Yu Shengjie, Ji Xiaonian mundur selangkah dan menatapnya menyelidik. "Kakakku keluar negeri?"

Bagaimana mungkin kakakku pergi keluar negeri tanpa memberitahuku terlebih dahulu? Batin Ji Xiaonian meragukan perkataan Yu Shengjie.

"Kalau dia tidak pergi keluar negeri, bagaimana mungkin saat ini dia membiarkanmu seorang diri di rumah. Dan bagaimana mungkin aku dapat berada di sini untuk menjagamu?" jawab Yu Shengjie dengan cepat.

Tidak peduli bagaimana Ji Xiaonian memperlakukannya, Yu Shengjie selalu tersenyum sabar setiap berbicara dengannya. Seolah-olah dirinya adalah orang yang begitu sabar dan tidak dapat marah sekalipun.

Ji Xiaonian tidak mempercayai Ji Chen pergi keluar negeri tanpa memberinya kabar. Dia cepat-cepat merogoh saku celananya untuk meraih ponsel dan menghubunginya untuk memastikan. "Halo, Kak. Kamu di mana? Nanti malam kamu akan pulang untuk makan bersamaku, kan?"

"Xiaonan, aku tiba-tiba ada urusan mendadak. Jadi tidak sempat memberitahumu kalau aku harus pergi keluar negeri selama beberapa waktu. Tapi kamu tidak perlu khawatir, di rumah ada Shengjie yang akan menjagamu. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, minta saja padanya untuk menolongmu. Oke? sahut suara dari seberang sana.

"Keluar negeri? Apa ada sesuatu yang telah terjadi, Kak? Kenapa tiba-tiba harus pergi begitu saja?" tanya Ji Xiaonian dengan nada suara terdengar khawatir.

"Tidak ada apa-apa, bukan masalah besar. Aku hanya perlu memeriksa sesuatu disini. Setelah itu aku akan segera pulang," tutur Ji Chen berusaha menenangkan adiknya.

"Xiaonian, keluarga Shengjie mengalami kebangkrutan. Ayahnya berada di penjara, sedangkan ibunya meninggal terkena serangan jantung tidak lama ini. Bisa dibilang dia sebatang kara saat ini. Sekarang dia berada di sana, jadi kita harus baik-baik menjaganya. Apa kamu mengerti?" jelas Ji Chen pada Ji Xiaonian, berjaga-jaga jika adiknya itu tidak senang hati melihat Yu Shengjie berada di rumahnya.

"Selama aku tidak ada di rumah, usahakan kamu jangan sampai bertengkar dengannya. Baik-baiklah dengannya," sambungnya lagi.

Mendengar penjelasan Ji Chen barusan, sorot mata Ji Xiaonian beralih pada pria yang ada disampingnya saat ini. Lagi-lagi Yu Shengjie tersenyum lembut sambil memandangnya membuat sebuah perasaan bersalah muncul pada hatinya.

Ji Xiaonian tadinya mengira, Yu Shengjie adalah seorang pria yang keras kepala, sombong dan tidak tahu diri. Tidak disangka di balik senyumannya, pria itu ternyata menyimpan beban yang sangat berat dalam hidupnya.

"Baiklah, aku mengerti. Kakak baik-baik jaga diri di luar sana. Aku akan mematikan teleponnya," kata Ji Xiaonian.

Setelah menutup telepon, ketika Ji Xiaonian berdiri menghadap Yu Shengjie yang sedang tersenyum di hadapannya, seluruh emosi dan rasa kesal yang tadinya dia rasakan seolah menghilang begitu saja. Dia sangat mengerti bagaimana sedihnya kehilangan kedua orang tua sehingga dia tidak lagi menanggapi pria itu dengan ketus seperti sebelumnya.

"Aku masih ingat ketika masih kecil, kamu sangat suka makan puding, jadi aku mempelajarinya dan membuatkannya untukmu. Cicipi sedikit, apa rasanya cocok dengan seleramu atau tidak," ucap Yu Shengjie sambil mengangkat piring berisi puding yang ada di tangannya dan memberikannya pada Ji Xiaonian.

Ji Xiaonian menundukkan kepalanya menatap puding yang dihias dengan cantiknya di piring kecil itu. Teringat akan masalah keluarga yang dihadapi Yu Shengjie, dia tidak lagi berniat untuk mencari gara-gara dengannya.

"Kenapa kamu menyuruh pembantu rumah untuk pulang?" tanya Ji Xiaonian sambil menerima piring dari tangan Yu Shengjie.

"Pembantumu sudah tua begitu, sudah seharusnya beristirahat sejenak. Bagaimana bisa kamu sampai hati membiarkan dia mengurusmu seorang diri? Tenang saja, aku bisa mencuci baju dan memasak. Bersih-bersih rumah juga salah satu keahlianku. Mulai hari ini, urusan rumah serahkan padaku. Ada atau tidaknya pembantu rumahmu, aku jamin tidak akan membuatmu repot," jawab Yu Shengjie yang lai-lagi sambil tersenyum manis.

Melihat Ji Xiaonian tiba-tiba bersikap baik padanya, cukup membuat Yu Shengjie bingung. Di berpikir, sebenarnya apa yang sudah Ji Chen katakan padanya sehingga membuat sikapnya kini berubah 180 derajat padanya?

Ji Xiaonian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun mengambil sendok dan menyuapkan potongan puding ke dalam mulutnya. Setelah dia mengecap rasanya, jangan dikatakan lagi, rasa puding ini benar-benar sesuai dengan kesukaannya.

"Bagaimana? Enak atau tidak?" tanya Yu Shengjie was-was.

"Iya, enak sekali. Benar kamu sendiri yang membuatnya?" tanya Ji Xiaonian sambil tersenyum senang.

"Tentu saja aku sendiri yang membuatnya," jawab Yu Shengjie dengan bangga.

"Aku akan menghabiskannya. Besok kamu akan membuatkannya lagi untukku, kan?"

"Tidak masalah!"

Ji Xiaonian tersenyum senang. Melihat hal itu, Yu Shengjie ikut tersenyum padanya. Dia perlahan-lahan menyadari ternyata pria yang ada di hadapannya itu tidak seburuk yang dia kira sebelumnya. Namun sebenarnya dia tahu jelas, segala permasalahan keluarganya telah membuat pria itu telah mengalami asam garam pahitnya kehidupan.

Ternyata apa yang Ji Chen katakan itu benar, kini Yu Shengjie membutuhkan dirinya dan kakaknya sehingga mereka harus baik-baik menjaganya. Sama seperti ketika masih kecil sewaktu kakaknya membawanya berlibur ke Australia dan tinggal di rumahnya.

Setelah puas makan puding kesukaannya, Ji Xiaonian menyandarkan tubuhnya di sofa sambil membaca novel. Di saat yang sama, Yu Shengjie terlihat sedang mencuci beberapa macam buah-buahan, lalu memberikannya pada gadis itu. 

"Makan buah dulu. Dan lagi, setelah makan, kalau tidak ingin gendut, aku sarankan kamu untuk berjalan-jalan sejenak," tutur Yu Shengjie lembut.

Mendengar kata-kata 'gendut', Ji Xiaonian langsung bangkit berdiri dan berkata dengan semangat, "Aku tidak mau bertambah gendut. Aku mau menjaga tubuhku, ayo kita pergi berjalan-jalan sejenak!"

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C38
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng dịch thuật
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập