Tải xuống ứng dụng
53.33% Pria Ketigaku / Chapter 32: Tiga Generasi Dalam Satu Atap

Chương 32: Tiga Generasi Dalam Satu Atap

Biên tập viên: Wave Literature

Musim semi di Kota S selalu seperti musim di mana mantra hujan tidak henti-hentinya turun. Hujan kerap kali turun selama 10 hari berturut-turut. Untungnya, hari ini cukup baik. Meskipun tidak melihat matahari, cuaca pun masih dingin, tapi setidaknya hujan telah berhenti.

Pukul 6.30 pagi buta, tiga orang yang sedang beres-beres di dalam vila bersiap untuk keluar. Mu Zhilan sudah menunggu di ruang tamu pagi-pagi sekali dan terlihat Bibi Rong juga berdiri di sampingnya. Melihat Mu Jinchen turun, dia langsung berdiri dengan senyum merekah di bibirnya untuk menyambutnya. Sambil membantu adiknya itu merapikan dasinya, dia juga bertanya dengan suara yang hangat, "Semalam tidurnya nyenyak?"

Mu Jinchen yang memiliki suara berat juga mencoba merendahkan suaranya. Berhadapan dengan seorang wanita yang hangat seperti Mu Zhilan, siapa pun juga pasti berubah menjadi hangat. "Aku berada dii rumah sendiri, bagaimana bisa tidak nyenyak."

Mu Jinchen masih merasa jet lag. Kenyataannya, dia tidak bisa tidur nyenyak tadi malam. Namun, Mu Zhilan pasti akan suka jika dia berkata seperti ini.

Senyum yang ada di wajah Mu Zhilan semakin lebar. Dia membalik telapak tangan Mu Jinchen dan berkata, "Lagi-lagi membohongiku. Kantung matamu masih terlihat hitam. Pasti jet lag yang kamu alami belum hilang."

Tiba-tiba, suara yang terdengar seperti pura-pura kesal memotong pembicaraan mereka, "Ibu, sebelumnya aku terjatuh dan melukai tanganku, namun ibu baru menyadari setelah beberapa hari. Sedangkan kantung mata paman yang menghitam, ibu langsung menyadarinya. Aku curiga banyaknya pori yang ada di wajahnya, ibu juga bisa melihatnya dengan jelas. Ibu tidak peduli kepada anak ibu dan hanya memedulikan paman. Aku cemburu, huh. Sebenarnya anak ibu itu aku atau paman, sih?" Mungkin hanya Mu Yuhao lah yang bisa berbicara seperti ini di rumah.

"Dasar. Itu terdengar seperti kamu mematahkan tanganmu. Pasti kamu sengaja menyembunyikannya karena takut kalau ibu mengomel. Kalau bukan karena Bibi Rong mengetahuinya, mungkin kamu terus menyembunyikannya. Kamu ini punya alasan saja."

Seketika gelak tawa Mu Yuhao membuncah, tawanya terlihat seperti bunga yang sedang merekah. Dia dengan cepat berlari ke depan dan merangkul bahu Mu Zhilan., "Hehe, sekarang sudah beda. Paman sudah kembali, aku ingin sering dimanja. Ibu memiliki adik yang segalanya dan mungkin dengan cepat ibu melupakan kalau dirimu memiliki seorang putra."

Dengan nada yang tidak enak, Mu Zhilan memarahi anaknya itu, "Omong kosong. Kalau saja kamu memiliki setengah dari kepintaran pamanmu ini, aku juga bisa mengkhawatirkanmu."

Mu Yuhao terlihat cemberut dan wajahnya masam. "Tidakkah ibu selalu membandingkanku dengan paman? Lihatlah di dunia ini, berapa banyak orang yang bisa dibandingkan dengan paman?"

"Sejak kecil, kamu selalu belajar apa pun dengan pamanmu. Bahkan baju, sepatu dan tas sekolah, semuanya ingin yang sama dengannya. Setelah di kantor pun, kamu ingin banyak belajar dengannya. Kamu ini jangan selalu bermain-main."

Ketika kecil, Mu Yuhao benar-benar seorang anak yang sangat mengagumi sosok Mu Jinchen. Apa pun itu harus sama dengan pria itu, baru dia menerimanya. Lalu dia mendorong bahu Mu Zhilan ke depan dan berkata, "Itu semua saat kecil. Ibuku yang cantik, kita cepat pergi yuk. Kakek pasti sudah menunggu sangat lama."

"Anak ini…"

Dalam tawa yang hangat, ketiganya berjalan beriringan di jalan setapak kecil diikuti oleh Bibi Rong di belakangnya. Di samping jalan setapak kecil itu, terdapat sebuah pohon kapuk yang kini hanya tinggal batangnya saja. 

Bunga kapuk juga disebut sebagai bunga pahlawan, yaitu bunganya Kota S. Kakeknya sangat menyukai pohon kapuk. Ketika mereka masih sangat kecil, kakeknya selalu mengajari mereka tentang pohon kapuk. Anak cucu keluarga Mu harus belajar seperti pohon kapuk., sebagai seorang pria harus berdiri tegap apa pun yang terjadi.

Ketika diadakan perluasan di rumah ini, kakek juga tidak membolehkan orang merusak rumput yang ada di halaman rumahnya. Karena itu, ada dua pohon kapuk yang menjulang besar di samping jalan setapak ini untuk menghubungkan vila dengan rumahnya. Tapi saat ini, pohon kapuk ini hanya menyisakan batangnya tanpa tersisa sehelai daun pun. Tapi tunggu hingga hujan-hujan ini berlalu, pohon tersebut akan merekah indah dengan warna merah menyala. 

Kota S adalah kota di bagian utara yang empat musimnya sangat tidak jelas. Dalam setahun terdapat empat musim, bunga-bunga akan bermekaran sepanjang tahun dengan pepohonan yang rindang. Pohon kapuk lah yang dapat melihat perubahan musim sepanjang tahun. Karena alasan inilah kakeknya sangat menyukai pohon kapuk.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C32
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng dịch thuật
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập