Tải xuống ứng dụng
41.66% Pria Ketigaku / Chapter 25: Satu Panggilan Salah Paham (1)

Chương 25: Satu Panggilan Salah Paham (1)

Biên tập viên: Wave Literature

"Sakit?" Mu Jinchen tidak memedulikan Qidong. Dengan suara pelan dia menatap wanita yang hampir menangis karena menahan sakit yang dirasakannya. Di matanya, Jing Wushuang benar-benar sungguh kasihan. Hidung dan matanya semuanya memerah, ditambah dengan wajah kecil yang tanpa riasan membuat wajahnya semakin terlihat pucat. Dia jarang sekali melihat wanita yang memiliki kulit seputih ini. 

Jing Wushuang kemudian menggelengkan kepalanya perlahan untuk menjawab pertanyaan dari Mu Jincheng. Sejak awal, ini adalah kesalahannya dan sekarang dia merepotkan orang lain untuk membawanya ke rumah sakit. Dia benar-benar sudah merasa sangat tidak enak saat ini.

Mu Jinchen tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi tiba-tiba dia mendekat ke samping Jing Wushuang hingga membuatnya langsung mundur menyandarkan tubuhnya ke belakang. Kedua pasang matanya berkedip bingung menatap wajah tampan pria yang ada di depannya. Mobil yang gelap membuat bulu matanya hampir saja menyentuh wajah pria itu. Sisi wajah dari pria ini benar-benar sungguh tampan. Wajah yang halus juga penuh dengan aura kejantanan yang mengagumkan dan setiap pori di wajah itu seperti memancarkan pesona seorang pria dewasa. Dia tidak bisa menahan wajahnya yang kini semakin memerah.

Klik! 

Terdengar suara dari sabuk pengaman. 

Keduanya Sungguh dekat. Kemudian, suara magis dan rendah dari Mu Jinchen kembali terdengar, "Kalau seperti ini akan lebih aman."

Napas hangat berembus di depan kening Jing Wushuang, ditambah dengan aroma seperti mint yang mana campuran dari alkohol ringan dan tembakau. Itu adalah aroma seorang pria dewasa. Dia untuk kesekian kalinya kesulitan menahan napasnya. Untungnya setelah selesai bicara, pria itu kembali menjauhkan tubuhnya, lalu saat itulah dia baru bisa bernapas lebih tenang. Terdengar lagi suara 'klik' dari sabuk pengaman untuk kedua kalinya. Kali ini, berasal dari Mu Jinchen yang memasang sabuk pengamannya sendiri.

Wajah Qidong saat ini bisa dikatakan wajah yang penuh keterkejutan. Bahkan majikannya ini membantu seorang wanita untuk memasangkan sabuk pengaman. Dia berpikir bahwa pasti karena sudah terlalu banyak yang terjadi akibat kecelakaan hari ini, dirinya terus berhalusinasi. 

Perjalanan menuju rumah sakit tidak terlalu lama, hanya sekitar sepuluh menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Jing Wushuang mulai merasa malu-malu. Saat ini dia tidak sanggup untuk berjalan, namun pasti banyak orang yang mengawasinya. Apa aku kembali meminta tolong pria ini untuk menggendongku sekali lagi? Gumamnya dalam hati.

Mu Jinchen terlihat seperti mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Jing Wushuang. Lalu dia menyuruh Qidong, "Telepon Kepala Rumah Sakit Xiao."

Qidong pun dengan segera langsung melakukan perintahnya. Tidak lama kemudian, terlihat beberapa dokter dan suster membawa sebuah tandu ke arah mereka. Dia kemudian terlihat sibuk memberikan instruksi atau apa di luar mobil, sedangkan salah satu suster membuka pintu mobil belakang.

Mu Jinchen lagi-lagi mendekat ke arah Jing Wushuang, sehingga dia pun refleks langsung menolehkan kepalanya. Dan karena ketidak hati-hatiannya, bibirnya tidak sengaja mengenai pipi pria itu. Kedua orang itu pun seketika membeku secara bersamaan.

"Aku membantumu untuk melepaskan sabuk pengaman," ucap Mu Jinchen.

Aroma jernih dan menenangkan merebak di sekitar Jing Wushuang, lagi-lagi napasnya terikat karena Mu Jinchen. Pria ini benar-benar seorang pria yang dengan mudahnya membuatnya gugup. Tidak hanya karena auranya yang kuat, tapi pria seperti ini terlalu memiliki daya pikat yang dalam. Kemudian, dia mengembuskan napasnya dengan perlahan dan mencoba untuk menjaga emosinya agar tetap stabil. Lagi pula, dia bukanlah seorang remaja yang baru saja lulus sekolah, jadi dia tahu bagaimana menenangkan emosinya sendiri.

"Hari ini aku berterima kasih kepada kalian. Ini adalah salahku. Maaf sudah menyita banyak waktu kalian. Aku benar-benar minta maaf," tutur Jing Wushuang. Nada bicaranya terdengar sedikit asing. Setelah selesai bicara, dia mengulurkan tangannya untuk menyuruh suster agar membantu dirinya duduk di atas tandu. 

Sementara Mu Jinchen hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa. Pandangannya terfokus pada wajah pucat Jing Wushuang, lalu terlintas sedikit rasa iba di lubuk hatinya. Sudah semalam ini, jadi tidak mungkin dia memberitahu keluarganya. Apa dia bisa melakukannya seorang diri? Batinnya.

Melihat Jing Wushuang yang sudah memasuki rumah sakit, Mu Jinchen termenung beberapa saat. Lalu, dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon Jun Xiang. Dia mencoba beberapa kali, sebelum akhirnya teleponnya itu diangkat oleh sahabatnya itu.

"Hei, tidak mungkin, ini tidak mungkin. Baru saja beberapa saat kita berpisah, kamu sudah merindukanku lagi?" Baru saja telepon itu diangkat, langsung terdengar suara ejekan dari Jun Xiang.

"Apa kamu bersama kucing ganas mu itu?"

"Tidak. Dia menyebalkan sekali, dia pulang sendirian. Ada apa?" Jun Xiang tidak tahu mengapa Mu Junchen tiba-tiba bertanya ini padanya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C25
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng dịch thuật
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập