Mungkin jalan dalam proses pendewasaan terjadi perubahan yang tidak disadari. Namun, perasaan yang ada di antara para pria ini entah bisa diungkapkan atau tidak, tetap selalu bertahan. Setidaknya, hingga saat ini.
Di waktu yang bersamaan, setelah Su Ran dan Jing Wushuang meninggalkan tempat itu, dia menerima telepon dari kakeknya, Xia Jingshan. Kakeknya menyuruhnya untuk kembali ke rumah pada akhir pekan tidak peduli apa pun itu. Semenjak bekerja, dia menyewa satu apartemen kecil di luar sana. Beberapa waktu lalu, dia pun akhinya membeli apartemennya itu. Ketika pekerjaannya sungguh sibuk, dia bisa tidak pulang ke rumah selama sebulan. Bukan karena keluarga Kakek Xia tidak memperlakukannya dengan baik. Kenyataannya, selain istri dari pamannya dan keponakan perempuannya, semua orang memperlakukan dirinya dengan sangat baik, terlebih kakeknya. Bisa dikatakan, dia tumbuh di tangan pria tua itu. Jadi, sejak awal dia tidak pernah menolak maksud kakeknya.
Sejak orang tua Jing Wushuang bercerai ketika dia berumur tujuh tahun, ibunya membawa dia kembali ke rumah Xia dan tumbuh di sana. Selain itu, ibunya mengikuti perjalanan Budha ke seluruh negeri yang membuatnya jarang melihat anaknya itu selama bertahun tahun. Saat itu, dia sempat berpikir untuk lebih baik hidup bersama ayahnya. Namun, ibunya berkata kalau pria tidak becus ketika merawat anak perempuan. Bagaimanapun, saat itu dia baru berusia tujuh tahun dan tidak bisa hidup seorang diri.
Meskipun keluarga kakeknya memperlakukan dirinya dengan sangat baik, tapi sejak awal Jing Wushuang merasa seperti hidup dengan keluarga lain. Permasalahannya adalah karena marga 'Jing' pada namanya. Dia tidak mengetahui mengapa orang tua yang tampak saling mencintai di depannya tiba-tiba ingin berpisah, dan yang menginginkannya adalah ibunya. Meskipun ayahnya menyetujuinya, tapi satu permintaan ayahnya adalah dia tidak boleh mengganti marganya.
Saat kecil, Jing Wushuang berkata kalau dia ingin naik pesawat. Ayahnya pun menyuruhnya untuk naik di lehernya dan membawanya terbang. Dari bibir sang ayah terus berkata, "Wushuang, Wushuang kecilku. Tidak peduli yang terjadi di masa depan, kamu selamanya tetap dunia ayah. Kamu adalah satu-satunya anak kesayangan ayah."
Setelah bercerai, ayahnya hidup melajang seorang diri dan hidup bersama kakeknya. Kakek dan ayahnya adalah orang yang jarang sekali keluar rumah. Dia pun kerap kali mengunjungi mereka. Dalam hatinya, keluarga Jing adalah keluarganya sendiri, tetapi dia harus hidup bersama ibunya. Ketika kecil, dia sempat membenci ibunya karena tidak bisa memberikan kepadanya keluarga yang utuh. Namun, seiring usia yang bertambah dewasa, dia perlahan memahami kesulitan yang dialami ibunya. Dia juga mengerti, mungkin ini adalah yang disebut saling mencintai, tapi tidak bisa saling memiliki.
Keluarga Jing hanya memiliki satu generasi, hanya ada kakek, ayah dan Jing Wushuang. Benar-benar keluarga yang amat sedikit. Tiap kali Jing Wushuang memasuki rumah yang dulunya pernah megah itu, dia selalu merasakan kesunyian. Entah karena alasan apa, tapi kakeknya juga tidak menyuruh ayahnya untuk menikah lagi. Mungkin sang kakek takut akan terjadi hal seperti ini lagi. Itulah yang membuat ayahnya hanya memiliki dirinya. Dia berpikir, kakeknya mengerti bahwa sebenarnya ayahnya selalu memikirkan mantan istrinya itu.
"Jing Wushuang, kamu kerasukan apa sih? Aku memanggilmu beberapa kali. Setelah kamu mengangkat telepon, kamu terlihat melamun terus."
Ucapan Su Ran akhirnya membawa jiwa Jing Wushuang kembali lagi. "Tidak apa. Barusan kakek menyuruhku untuk pulang akhir pekan ini tidak peduli apa pun itu."
"Pulang ya pulang. Memangnya apa salahnya untuk pulang?"
"Su Ran, orang lain tidak tahu masalahnya. Apa jangan-jangan kamu tidak tahu alasannya? Dia telah kembali. Tadi pagi saja dia meneleponku," ucap Jing Wushuang dengan panik. Jika di dunia ini masih ada orang yang paling tidak diinginkan dirinya untuk bertemu dan tidur satu kamar, pasti tidak lain dan tidak bukan adalah saudara perempuannya ini.
Su Ran mengetahui kalau Jing Wushuang tidak menyukai keluarganya itu. Dia juga tahu tentang hubungan antara sahabatnya itu dengan ayahnya. Selain itu, dia tidak memikirkan lainnya. "Siapa? Memangnya siapa yang kembali?"
Baru saja Su Ran menutup mulut, dia tiba-tiba terbelalak dan kaget, "Maksudmu si wanita jalang Xia Ziwei itu kembali?"
"Su Ran...."
Meskipun Jing Wushuang tidak menyukai saudara perempuannya itu, tapi mendengar Su Ran mengatakan 'wanita jalang', tetap saja dia merasa tidak enak.