Jing Wushuang memerhatikan Su Ran yang terengah-engah. Ini beda sekali dengan Su Ran yang biasanya. Bukannya aku tidak memberitahu Su Ran? Batinnya.
"Su Ran, kenapa kamu bisa ada di sini?"
"Bagaimana bisa aku tidak ada di sini? Jing Wushuang, sebenarnya apa yang terjadi? Baru saja kita berpisah, kakimu sekarang sudah berubah seperti kaki babi?"
Sudut mata Jing Wushuang menoleh ke arah kakinya dan melihat kakinya sendiri yang sudah membengkak dan merah. Baiklah, dia mengakui bahwa kaki babi benar-benar cocok untuk mendeskripsikan kakinya saat ini.
"Tidak apa, tadi hanya terjatuh biasa," jawab Jing Wushuang.
"Terjatuh biasa katamu? Terjatuh biasa memangnya bisa berubah seperti ini? Jing Wushuang, kamu cukup kompeten juga rupanya. Sakit tidak?"
"Sudah lebih baik sekarang. Katakan, kenapa kamu bisa ada di sini?"
"Tadi Jun Xiang meneleponku. Dia mengatakan sesuatu yang tidak jelas dan aku mengira kalau seseorang meninggal. Benar-benar mengagetkanku saja," ucap Su Ran yang masih terengah-engah.
Setelah mendapat telepon dari Mu Jinchen, Jun Xiang langsung menelepon tunangannya itu. Awalnya Su Ran tidak mengangkat telepon itu, tapi dia mendapat pesan di Wechat yang mengatakan kalau Jing Wushuang dirawat di rumah sakit daerah dan itu sangat membuatnya terkejut.
"Jun Xiang? Tunanganmu itu?"
Su Ran memutar bola matanya, lalu membalas, "Memangnya di Kota S ini aku mengenal berapa Jun Xiang?"
Jing Wushuang seketika bisa menebak siapa yang menelepon Jun Xiang. Seketika dia mengulum bibirnya, dia tidak menyangka kalau pria itu memiliki sifat penuh perhatian juga. Tapi, dia bisa melihat pria itu pasti seorang yang sangat berhati-hati ketika melakukan sesuatu.
"Lihat, kakimu seperti ini, tapi bisa-bisanya kamu masih mengulum bibir dengan wajah yang memerah seperti itu. Jujur katakan padaku, sejak kapan kamu dan Mu Jinchen menjadi dekat? Kamu terluka, tapi aku yang sahabatmu tidak tahu, malah dia yang tahu," tutur Su Ran. Jun Xiang mengatakan apa yang dikatakan oleh Mu Jinchen, tentu saja saat itu dia juga terus memikirkan hal tersebut.
"Mu Jinchen…" Jing Wushuang diam-diam memikirkan nama itu. Terlihat senyum hangat melingkar di atas bibirnya saat ini.
Jin, berarti pelit dan enggan. Chen adalah suatu tempat di mana orang kaya berada atau berarti seorang raja. Jinchen, dua kata ini sangat cocok menempel pada pria itu. Pantas saja pria itu selalu memiliki aura seorang raja yang mendominasi. Aura seorang pria kelas atas.
Su Ran menepuk bahu sahabatnya itu, lalu berkata, "Hei, cara memanggilmu saja begitu manis. Jujur padaku, bagaimana kalian bisa pergi bersamaan?"
"Su Ran, bukankah keluargamu juga dari keluarga konglomerat? Kamu juga pernah mendapat pendidikan tinggi di luar negeri. Bisakah cara bicaramu lebih halus dari ini?" Meskipun Jing Wushuang terbiasa dengan sifat ceplas ceplos Su Ran, tapi baginya, terkadang dia tetap tidak bisa menerima itu semua.
Sedangkan Su Ran justru berpura-pura marah, dia mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Kamu masih ingin ucapanku enak didengar? Tidak adil! Ketika aku memiliki tunangan, aku langsung memberitahumu secepat mungkin. Tapi kamu memiliki seorang pacar, justru tidak memberitahuku. Yang sebelumnya pun juga seperti ini…"
Su Ran tidak melanjutkan ucapannya. Melihat ekspresi Jing Wushuang yang sedikit berubah membuatnya menyesal akan perkataannya. "Jing Wushuang, bukan itu maksudku."
Kencan pertamanya adalah suatu hal yang tabu bagi Jing Wushuang. Dia bukannya sengaja untuk tidak memberi tahu Su Ran. Lagi pula, ketika awal dirinya berkencan, saat itu sahabatnya tersebut sedang sekolah di luar negeri. Dan ketika wanita itu kembali, hubungan mereka justru telah kandas.
Jing Wushuang hanya tersenyum, lalu menjawab, "Tidak apa."
"Oh iya, barusan sepertinya aku melihat Tang Mubai di depan pintu. Tapi aku juga tidak jelas melihatnya, entah itu dia atau bukan."
Raut wajah Jing Wushuang kembali berubah. Dia tersenyum getir dan berkata, "Pasti kamu salah lihat. Dia tidak mungkin datang kemari. Kalau datang pun juga tidak ada hubungannya denganku."
Kata kebanyakan orang, seseorang yang memiliki hubungan lama dengan kekasihnya adalah sebuah kekejaman. Sebenarnya, orang memiliki banyak hubungan lah yang lebih kejam. Karena itu, mereka tidak ingin mengalaminya untuk kedua kalinya seumur hidup.
"Ya, mungkin aku salah melihatnya. Sudahlah tidak perlu dibahas. Astaga, aku lelah sekali. Suster, tolong bawakan aku kasur tambahan. Malam ini, aku akan menginap di sini," ucap Su Ran.
Mendengar Su Ran akan menginap, hati Jing Wushuang terasa menghangat. Tidak lama kemudian, dia merasa kalau wanita itu tidak perlu melakukan hal ini. "Aku tidak apa-apa kok, jadi kamu tidak perlu menemaniku di sini. Lagi pula, di sini banyak dokter dan suster. Kalau kamu tidak kembali, Bibi Su bisa mengkhawatirkanmu," ujarnya.