Mendengar penjelasan tersebut, Jing Wushuang langsung mengerutkan dahinya. Asisten Chen yang dimaksud pasti sopir yang barusan ini. Dia juga melihat kalau sopir itu sempat berjalan bersama kepala rumah sakit tadi.
Jing Wushuang kemudian menoleh untuk melihat sekelilingnya. Kamar ini hampir mirip seperti kamar hotel bintang mewah. Dia pun kembali berkata, "Kepala Xiao, saya hanya terluka sedikit. Tidak perlu untuk menginap di kamar yang sebagus ini. Bantu aku untuk pindah dikamar biasa saja, itu sudah cukup."
Jing Wushuang memiliki alasan dan percaya, tidur semalam di kamar ini tidak mungkin lebih murah dari hotel bintang 5 sekalipun. Hanya karena kakinya yang terkilir, ini terlalu berlebihan untuk menghabiskan uang.
"Tidak masalah, Nona jangan memikirkan tentang uang. Nona Jing hanya perlu tenang untuk tinggal di sini. Aku pergi untuk mengurusi hal lain dulu. Dokter Liu, ini aku serahkan kepadamu. Dan kalian, rawat Nona Jing dengan baik," ucap Kepala Xiao kepada dokter dan beberapa suster yang ada. Setelah itu, dia pun meninggalkan ruangan tersebut.
Kenapa Xiao meninggalkan Jing Wushuang dengan wajahnya yang bingung. Pasti pria itu yang membayarnya, batinnya. Bahkan namanya saja dia tidak mengetahuinya. Dia hanya tahu kalau pria itu adalah paman Mu Yuhao dan juga teman Tang Mubai, lalu ada seorang lagi yang bekerja sebagai asisten bernama Qidong. Bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk menyuruh Mu Yuhao kapan pun, membayar biaya rumah sakit kepada Mu Jinchen.
"Nona Jing, ketika proses pengobatan mungkin agak sakit, jadi tolong tahan sebentar. Kalau tidak sanggup menahan sakitnya, Nona bisa menggunakan anestesi terlebih dahulu." Dokter Liu memandang wanita yang menawan ini dan merasa kalau dia tidak akan kuat untuk menahan rasa sakitnya.
"Tidak apa, aku bisa."
"Nona Jing berasal dari mana?"
"Ehm?" Jing Wushuang tidak habis pikir kalau dokter ini tiba-tiba mengubah obrolannya, bahkan dengan cepat.
"Aku melihat Nona Jing sangat ramah. Apa Nona orang asli kota kami?"
Meskipun tidak tahu untuk apa dokter ini menanyakan hal tersebut, tapi Jing Wushuang dengan sopan dan jujur menjawab pertanyaannya, "Iya, aku hidup dan besar di sini."
"Nona Jing terlihat masih muda. Apa sudah 20 tahun?"
"Eh…"
Krak...
"Ah…"
Seiring Jing Wushuang yang merintih kesakitan, Dokter Liu ternyata sudah menyelesaikan pengobatannya. "Coba gerakkan sedikit demi sedikit. Lihat, apakah sudah lebih baik?" katanya.
Kedua tangan Jing Wushuang memegang kakinya, lalu dia perlahan mengerakkan tumitnya itu. Ternyata sungguh benar-benar sudah lebih baik, rasanya tidak sesakit dan setegang barusan. Dia pun menggigit bibirnya dan menganggukkan kepalanya, kini wajah kecilnya terlihat sumringah.
Di saat bersamaan, terlihat seorang pria dengan paras terpelajar berdiri di depan pintu kamar pasien. Pria itu sepertinya berlari ketika menuju ke kamar Jing Wushuang dengan rambut yang terlihat berantakan dan napasnya yang juga tidak stabil. Namun, setelah berdiri di depan pintu kamar pasien, dia justru diam tidak bergerak.
Dokter Liu mengambil kain di sampingnya, lalu mengusap tangannya. Kemudian dia berbicara kepada suster yang ada di sebelahnya, "Bantu Nona Jing untuk diberikan obat. Bawakan sekotak obat pereda nyeri untuknya."
Setelah selesai memberikan instruksi, Dokter Liu menoleh kepada Jing Wushuang dan berkata, "Malam ini mungkin Nona akan sedikit demam dan sedikit nyeri. Tahan sementara ya, besok pasti sudah bisa membaik."
"Terima kasih dokter..."
"Sama-sama. Kalau begitu saya pergi dulu. Kalau ada sesuatu panggil saja. Nona bisa langsung menekan bel ini." Dokter Liu merasa kalau wanita cantik ini cukup tangguh juga, tidak seperti penampilan luarnya yang terlihat lemah.
Jing Wushuang pun sekali lagi mengucapkan terima kasih.
"Tuan ini, apa Anda teman dari Nona Jing?" Dokter Liu sedang berpikir, bagaimana bisa wanita secantik ini tidak memiliki kekasih yang menemaninya. Tapi kini dia justru melihat sosok pria terpelajar berdiri di depan pintu kamar pasien. Tidak lama kemudian, dia melihat seorang wanita yang berceloteh dengan berapi-api seperti meriam baja kecil dan mendorongnya ke samping.
Mulut wanita itu terus berteriak, "Air panas! Air panas! Maaf permisi!"
Dokter Liu terus melihat wanita itu dan tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Lalu dia kembali menoleh, entah sejak kapan pria tampan tadi sudah pergi. Baguslah kalau ada orang yang datang, pikirnya. Dia pun menutup pintu dan kemudian kembali bekerja.
Jing Wushuang memerhatikan Su Ran yang terengah-engah. Ini beda sekali dengan Su Ran yang biasanya. Bukannya aku tidak memberitahu Su Ran? Batinnya.