Tidak terasa kini sudah hari Jumat malam. Setelah Jing Wushuang menerima telepon dari kakeknya, dia baru teringat kalau keluarganya mengadakan acara pada hari Sabtu. Akhir-akhir ini, terlalu banyak hal yang terjadi hingga dirinya lupa akan acara tersebut. Sebenarnya dia tidak ingin hadir pada acara itu, lagi pula kakinya juga belum pulih sempurna. Namun setelah dipikir-pikir lagi, dia sudah lama sekali tidak menemui kakeknya. Selain itu, dia tidak ingin orang lain salah paham serta berpikir dirinya sakit hati dan terpaksa untuk mengalah.
Karena kakinya yang belum pulih, Jing Wushuang pun tidak bisa mengendarai mobil sendiri. Oleh karena itu, pagi-pagi sekali, Su Ran datang untuk mengantarnya bekerja. Namun karena malam harinya sahabatnya itu memiliki urusan, dia tidak bisa datang untuk menjemputnya. Namun, pulang kerja adalah jam-jam sibuk, dan di cuaca yang seperti ini, hampir sebuah hal tidak mungkin untuk menunggu taksi di depan pintu kantor. Akhirnya, asistennya di kantor yang membantunya untuk memesan taksi. Namun, sudah cukup lama taksi tersebut belum datang juga.
Asisten Jing Wushuang merupakan gadis yang baru lulus bernama Tang Xiaotang. Dia bekerja magang di kantor ini sudah hampir satu tahun. Beberapa waktu lalu, karena dirinya diangkat menjadi seorang manajer, dia pun memindahkan gadis itu menjadi asistennya. Dan baru saja, asistenya itu mengenalkan sebuah aplikasi pemesan taksi yang bernama 'Didi' kepadanya, serta sekaligus mengajari bagaimana cara menggunakannya. Untuk menghemat waktu, gadis itu juga membantunya untuk memesankan taksi. Sungguh tidak ada cara lain, dia pun kini terpaksa mencoba aplikasi permainan yang ada di ponselnya.
Setelah kembali bekerja beberapa hari, Jing Wushuang bekerja lembur hari ini hingga cukup malam. Saat ini, kantor sudah kosong tanpa seorang pun, namanya saja akhir pekan, jadi ada yang pergi berkencan dan ada yang pergi ke karnival. Hari ini dia menggunakan sepatu flat shoes, dia berjalan dengan lesu menuju pintu kantor saat waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam.
Hujan masih turun di gelapnya malam, sehingga membuat lampu jalanan pun tertutup oleh kabut. Tidak jauh dari sini, terdapat sebuah bangunan yang menjadi ikon Kota S dengan nama yang tidak masuk akal. Bangunan itu bernama Xiao Man Yao. Sama seperti namanya, bangunan itu memiliki bentuk seperti seorang wanita yang memiliki pinggang kecil dan ramping. Puncak dari menara itu kini sudah tenggelam oleh hujan dan kabur, hanya bagian pinggang dari bangunan itu yang terus menampilkan cahaya warna-warni indah dengan lampu yang berkedip.
Jing Wushuang memerhatikan bangunan itu dan membuatnya melamun. Ketika tersadar, dia melihat jam tangan yang melingkar manis dan waktu sudah menunjukkan sudah pukul 9 lewat 10 menit. Jadi, bisa dikatakan bahwa dia telah menunggu taksi tersebut sekitar 10 menit di depan pintu kantornya, namun tak kunjung datang. Dia pun akhirnya membuka aplikasi tersebut dan melihat posisi taksi yang datang untuk menjemputnya tetap berada di tempat dan tidak bergerak. Tempat yang sama yang dilihatnya sebelum dia turun dari lantai atas tadi. Dia tidak mengetahui apakah terjadi sesuatu dengan orang ini.
Melihat terdapat nomor yang tertera di sana, Jing Wushuang pun langsung meneleponnya. Belum saja dia berbicara, orang di seberang telepon berkata, "Di sini sangat macet, aku tidak bisa bergerak. Kamu cari saja taksi lainnya." Lalu dia menutup sambungan telepon tersebut.
Jing Wushuang dibuat tertegun oleh beberapa saat. Kakinya terluka dan dia tidak bisa berdiri terlalu lama. Akhirnya setelah berdiri hampir 20 menit, orang tersebut mengatakan kalau dia tidak bisa datang. Sungguh keterlaluan! Aku akan berikan komen buruk! Batinnya.
Jing Wushuang sangat kesal. Dia sudah bersiap memutar kakinya untuk kembali ke dalam, namun siapa sangka, baru saja berbalik badan, dia justru menabrak dada bidang seseorang. Dia pun memegang hidungnya yang sakit dan air matanya juga hampir keluar. Tapi dia tetap tidak lupa meminta maaf kepada orang tersebut, "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja."
Tiba-tiba, indera penciuman Jing Wushuang mengenali aroma parfum bercampur dengan aroma rokok yang tidak asing baginya. Dia lalu mengangkat kepalanya dan sepasang mata yang berlinang air mata itu menatap orang yang ada di depannya. Seketika kepalanya terangkat, dia kembali terdiam. Dia tidak lagi melihatnya sejak pria itu pergi dari rumah sakit dengan keadaan kesal. Benar sekali. Orang yang ada di depannya adalah bos besarnya, Mu Jinchen.
Mu Jinchen secara reflek mengulurkan tangannya dan menstabilkan posisi wanita yang menabrak dadanya itu. Setelah melihat dengan jelas, dia tidak tahan untuk tidak mengerutkan dahinya. Jing Wushuang benar-benar sangat kecil, bahkan tingginya hanya sebatas dadanya saja. Wanita ini tampak memegang hidungnya dengan menggemaskan, ujung hidung dan matanya pun sama-sama memerah, sementara mulut kecilnya yang seperti ceri terbuka sedikit. Wanita itu mengusap matanya dan menatapnya sejenak. Terlihat masih ada kerlingan air mata yang bisa kapan saja menetes. Wanita kecil ini mengapa begitu menyedihkan.