Untungnya hal ini tidak berlangsung lama, dokter pun akhirnya keluar. Kalau tidak, dia mungkin akan selalu membahas pertanyaan apakah wanita takut sakit atau tidak dengan Mu Jinchen.
Dokter tersebut membawa catatan riwayat penyakit, lalu berkata, "Pasien sejak awal memiliki penyakit maag, apa kalian tidak tahu? Pasien harus selalu memerhatikan pola makan. Sekarang sudah jam berapa? Makan siang pun tidak makan. Memangnya tidak bisa istirahat sebentar?"
Wajah Mu Jinchen berubah serius dan sepatah kata pun tidak keluar dari bibirnya. Sementara Chen Qidong yang berada di dekatnya dengan segera menjawab, "Iya, iya. Itu salah kami. Lalu bagaimana keadaan pasien sekarang, Dok?"
"Kami sudah melakukan beberapa tindakan serius. Kram yang terjadi di perutnya juga cukup parah, jadi sekarang pasien sedang diinfus. Untuk dua hari ini, sementara pasien hanya bisa makan makanan cair. Perhatikan perawatannya. Kalian anak-anak muda ini bisa saja menyiksa tubuhnya…" Dokter itu lagi-lagi berkata dengan cerewet.
Chen Qidong yang melihat wajah majikannya semakin lama semakin serius merasa kalau dia sudah harus memotong pembicaraan ini. "Kalau begitu apa kami boleh pergi untuk melihat dia?"
"Pergilah..."
"Terima kasih dokter."
Ketika Mu Jinchen dan Chen Qidong memasuki kamar pasien, Jing Wushuang sedang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Tangannya yang terpasang jarum infus, dengan botol infus terbalik yang mengalirkan cairan setetes demi setetes ke pembuluh darahnya. Saat ini, wajahnya sudah hampir mirip dengan sebuah kertas putih.
Melihat kedatangan Mu Jinchen dan Chen Qidong, Jing Wushuang menggerakkan tubuhnya. Kemudian tersenyum sungkan dna berkata, "Maaf, aku kembali merepotkan kalian."
Mu Jinchen mendekat dan membenarkan guling yang di belakang tubuh Jing Wushuang. "Repot apanya. Berbaringlah yang nyaman. Kenapa tidak bilang kalau perutmu sakit?"
Mu Jinchen baru saja mendengar dokter itu mengatakan kalau Jing Wushuang memiliki sakit maag. Mendengarnya saja membuatnya tidak nyaman. Kalau mengingat ucapan Jun Xiang kemarin malam, karena Tang Mubai, wanita ini mabuk hingga melukai perutnya. Mungkin karena kejadian itu hingga meninggalkan penyakit seperti ini.
"Penyakit lama. Awalnya aku mengira kalau tidak terlalu serius. Siapa yang tahu… Bagaimanapun, aku minta maaf. Tuan Mu, kalian pergi mengurus kesibukan kalian lagi saja. Di sini ada perawat yang bisa menjagaku. Kalian pasti banyak urusan yang harus dikerjakan. Tolong jangan berpikir kalau aku menahan kalian."
Perut Jing Wushuang terus merasa tidak nyaman, tapi dia benar-benar tidak mengira kalau bisa separah ini. Dia mengira kalau sakitnya akan berlalu begitu saja. Biasanya setelah dia makan beberapa makanan, perutnya sudah tidak apa-apa lagi. Siapa yang tahu kalau bisa seperti ini.
Mu Jinchen berpikir bahwa seorang pria dewasa benar-benar tidak bisa menjaga orang sakit sendirian. Lalu dia menyuruh Chen Qidong, "Panggil Ibu Wu datang kemari. Sekalian suruh dia bawa beberapa makanan yang bisa dimakan untuk orang maag."
"Baik," jawab Chen Qidong. Dia pun segera keluar.
Ibu Wu adalah seorang pengurus di keluarga Mu. Sejak di rumah lama, wanita itu secara khusus menjaga makanan yang biasanya dimakan oleh Mu Jinchen. Sejak kecil juga melihat pertumbuhannya. Ketika dia berada di luar negeri, wanita itu selalu bertanggung jawab untuk menjaga rumahnya.
"Sebenarnya tidak perlu serepot ini. Di sini ada perawat," kata Jing Wushuang. Dia adalah orang yang cukup takut kalau dirinya merepotkan orang lain. Mungkin karena dari kecil hingga dewasa dia terbiasa untuk selalu menyelesaikan apa pun masalahnya sendiri. Kecuali dengan sahabat baiknya seperti Su Ran, dia jarang sekali merepotkan orang lain.
"Apa kamu selalu bersikap sok kuat seperti ini?" tanya Mu Jinchen. Melihat wajah kecil Jing Wushuang yang pucat namun penuh tekad, entah mengapa, ada perasaan aneh di hatinya. Nada bicaranya pun tidak enak.
Mu Jinchen berpikir kalau wanita akan merasa lebih bergantung ketika mereka sedang sakit. Tapi Jing Wushuang tidak. Selain tubuhnya yang benar-benar tidak mampu bergerak, hal lain seperti membutuhkan bantuan orang, wanita ini selalu menunjukkan bisa menahan dirinya kapan pun itu. Wanita dengan paras cantik dan manis sepertinya tidak seharusnya seperti ini. Sebenarnya apa yang telah Jing Wushuang lalui hingga dirinya bisa sekuat ini? Pikirnya.
Tampak sedikit rasa bersalah pada wajah Jing Wushuang ketika mendengar Mu Jinchen mengatakan hal tersebut. Wanita mana yang tidak ingin menjadi seperti seorang ratu? Siapa yang tidak ingin kalau dirinya dimanja dan dirawat oleh orang lain? Tapi, apakah aku bisa? Batinnya.
Kemudian, dengan nada bicara yang berubah semakin asing, Jing Wushuang berkata, "Bagaimanapun kondisiku, sepertinya tidak ada hubungannya dengan Tuan Mu. Tapi aku akan tetap berterima kasih. Tolong kembalilah."