Manajer Zhang mengalihkan pandangannya ke arah Su Ran, "Tunangan Nona ini…"
Su Ran dengan cepat langsung menjawab, "Jun Xiang!"
"Tuan Xiang? Aku belum pernah mendengar, ternyata Tuan Xiang memiliki seorang tunangan?" Manajer Zhang melihat Su Ran dengan wajah penuh curiga karena Jun Xiang adalah salah satu pria idaman di kota ini. Memangnya sejak kapan pria itu memiliki seorang tunangan? Belum lagi mulut wanita ini sungguh pedas. Apa Tuan Xiang tidak stres menghadapinya? Batinnya.
"Buat apa aku membohongimu? Ini… Ini kartu yang dia berikan kepadaku," kata Su Ran sambil memperlihatkan kartu di tangannya.
Manajer Zhang mengambil kartu Su Ran dan memerhatikannya, ternyata memang kartu Jun Xiang. Hanya ada belasan kartu yang dikeluarkan di kota ini dan setiap kartu tersebut harus melewati persetujuan darinya. Jadi tidak mungkin jika dia tidak mengenalinya.
"Baik. Kalau begitu mau aku panggilkan Tuan Xiang?"
"Jangan. Aku berniat memberikannya sebuah kejutan. Kalau tidak aku tidak akan langsung meneleponnya, iya kan?"
"Baiklah. Tuan Xiang berada di ruang 1808. Tolong dua orang ikut denganku," ucap Manajer Zhang sambil menggerakkan tangannya seperti memberi isyarat. Tidak lupa salah satu tangannya memberi isyarat kepada resepsionis itu untuk memberi kabar pada Jun Xiang karena dia tidak ingin kalau kedua belah pihak akan terjerat masalah.
Jing Wushuang tiba-tiba berbicara dengan suara yang agak pelan, "Manajer Zhang, resepsionis ini harus meningkatkan pelayanannya dalam menerima tamu. Resepsionis adalah yang pertama dilihat dalam bisnis seperti ini. Aku tidak ingat tentang regulasi apa saja dalam Internasional Chen Yu. Seorang resepsionis seperti ini tidak memiliki sopan santun. Memang benar untuk tidak memberikan informasi tamu secara sembarangan, tapi perilakunya… Tamu selamanya adalah benar. Dan yang paling dasar dari seorang pelayan adalah kecakapan. Manajer Zhang, apa perlu aku sendiri yang mengajarkan mereka?"
Raut wajah Manajer Zhang seketika langsung berhenti tersenyum. Resepsionis yang barusan ini adalah saudaranya sendiri dan parasnya pun cantik, oleh karena itu dia meminjam tempat ini untuk memanfaatkan kecantikannya dan mendapatkan uang. Setelah dia mendapatkan maunya, wanita ini pun kembali dan bersantai di rumah karena tujuan awalnya pun sebenarnya tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Resepsionis itu tentu saja mendengar perkataan Jing Wushuang, namun dia menekuk bibirnya dan mencoba untuk menghiraukannya. Sementara sang manajer pun hanya bisa berkata 'iya'. Ini adalah kelalaian dari tugasnya. Setelah ini, dia pasti semakin memperketat untuk mengajarinya.
Ketiga orang itu pun akhirnya tiba di ruang 1808. Tanpa menunggu Manajer Zhang mengetuk pintu, Su Ran langsung menggunakan kakinya dan mendorong pintu ruangan tersebut. Teriakan pun langsung menggema dalam ruangan itu, "Dasar keparat, berani-beraninya kamu berkencan di belakangku!"
Pergerakan Su Ran cepat sekali, bahkan Jing Wushuang yang berniat untuk menahannya pun terlambat. Dia hanya bisa menjangkau pundak temannya itu. Dasar Su Ran ini, gumamnya dalam hati.
Sementara Manajer Zhang yang melihat Su Ran yang bergerak begitu tiba-tiba, seketika menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Manajer itu menatap Jing Wushuang penuh cemas dan berharap bisa menyembunyikan dirinya sendiri. Jangan katakan bahwa semua ini adalah salahnya, bahkan dia saja takut kalau ini adalah akhir dari hidupnya.
Seiring dengan dorongan dan teriakan Su Ran, pintu dari ruang tersebut pun terbuka...
Pandangan Jing Wushuang tidak sengaja terjatuh pada seorang pria yang sedang duduk di tengah sofa mewah. Tubuh tingginya sedang membungkuk malas dengan lengan panjangnya bersandar di sandaran sofa. Jemarinya mengapit sebatang rokok yang setengah terbakar dan kedua kakinya pun dia topang dengan asal di atas meja. Kemeja sutra hitam gelap yang dikenakan pria itu memberi kesan seolah seekor jaguar yang siap bertarung. Berbahaya dan menantang. Untuk sekejap, pria itu menunjukkan aura kekuatan dan ketampanan seorang pria dewasa. Pada wajahnya yang halus, sepasang mata menyipit sedalam lautan. Wajahnya menyiratkan berbagai kesan, entah itu tanggung jawab, pendiam, tenang, bahkan dingin dan berkelas. Dia adalah salah satu mahakarya sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Terukir mempesona pada seorang pria dewasa berusia 32 tahun.
Bagaimana itu bisa dia? Batin Jing Wushuang yang detak jantungnya kini berdetak lebih kencang. Tidak mungkin dia melupakan pria semacam ini, apalagi baru tadi pagi mereka bertemu.