Kemudian, Mu Yuhao mengambil segelas air dan meneguknya. Lalu dia berkata, "Aku tidak tahu apakah hari ini aku mengagetkannya, tapi semalam ini Jing Wushuang memberikanku pesan kalau besok, lusa, hingga besok lusa dia izin tidak masuk kerja. Ini hal yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Terdengar seperti Mu Yuhao sedang membiarkan Mu Jinchen untuk mendengar, tapi pamannya itu lagi-lagi tidak bersuara.
Mu Jinchen yang sedang memejamkan matanya seketika membuka matanya. Dia langsung duduk dan meletakkan rokok yang ada di jemarinya. "Mengapa?" tanyanya.
Wajah Mu Yuhao terlihat sedikit bingung dan menjelaskan, "Itu, rekan kerja wanita yang paman lihat tadi pagi, Jing Wushuang. Hari ini aku mengungkapkan perasaanku kepadanya. Tapi dia berkata kalau dia tidak bisa menerima hubungan dengan pria yang lebih muda. Padahal dia hanya lebih tua dariku setahun lebih. Bukankah dia terlihat terlalu membesarkannya? Kalau tidak bisa menerima ya tidak perlu izin tidak masuk kerja juga, kan?
Mu Jinchen menatap sepasang mata keponakannya ini dan berkata dengan pelan, "Mungkin dia benar-benar ada urusan." Dia sudah melakukan kesalahan sekali ketika menelepon Jun Xiang, jadi dia tidak ingin memberitahu kepada Mu Yuhao tentang kecelakaan yang dialami oleh Jing Wushuang. Lagi pula, wanita itu tidak mengatakan alasannya, pasti dia ingin merahasiakannya.
"Tidak mungkin. Jing Wushuang itu orang yang gila kerja. Aku mendengar dari Li Dan, sebelumnya Jing Wushuang pernah demam hingga 39 derajat dan dia tidak mengajukan izin. Pasti kali ini dia sengaja untuk menghindar dariku. Paman, ini adalah pertama kalinya bagiku untuk mengungkapkan perasaan seperti ini dan ternyata gagal. Tapi aku tidak akan menyerah, wanita sesempurna ini pantas untuk diperjuangkan berkali-kali."
Mu Jinchen mengangkat alisnya, lalu melirik keponakannya, Mu Yuhao. Seorang pria dengan tubuh tinggi semampai, tampan, ramah dan kulit yang bagus. Wajahnya juga mulus ditambah dengan sepasang mata yang jernih. Seorang pria berusia 23 tahun yang setiap aspek dari dirinya sudah mendeskripsikan seorang pria dewasa yang sempurna, tidak seharusnya kalau dia bisa gagal dalam kencannya.
"Paman, kenapa melirik aku seperti itu? Apa jangan-jangan paman juga menyadari kalau aku ini tampan? Tenang saja, bagaimanapun aku tidak bisa melebihi dirimu. Oh iya, dewasa dan stabil…" Tiba-tiba, Mu Yuhao menatap pamannya sendiri dengan serius. Kalau dibandingkan dengan paman, siapa yang lebih dewasa dan stabil dibandingkan pria satu ini? Pikirnya.
"Jing Wushuang berkata kalau dia menyukai pria yang dewasa dan stabil. Bukankah itu seperti paman? Baiklah, aku sudah memutuskan. Sejak hari ini, aku akan belajar apa yang dikatakan dan yang dilakukan olehmu, semuanya! Dengan begitu, aku bisa menjadi seorang yang dewasa dan stabil." Mu Yuhao terus membenarkan dirinya dan membuat suatu keputusan besar.
Sedangkan di otak Mu Jinchen tiba-tiba terlintas sosok wanita yang wajahnya mudah sekali memerah itu. Jadi dia suka pria yang dewasa dan stabil? Tentu saja, dia masih seorang anak kecil. Pasti merasa kurang perhatian, batinnya.
Mendengar kalau Jing Wushuang menyukai pria yang dewasa dan stabil, Mu Jinchen merasakan ada yang berbeda di hatinya. Dia kemudian tidak sengaja memukul Mu Yuhao. Keponakannya yang berusia 16 tahun dulu, ternyata lebih dewasa dari yang berusia 23 tahun saat ini. Dia lalu membisikkan satu kalimat kepadanya, "Seorang pria yang dewasa itu menggambarkan temperamennya."
"Aku juga dewasa loh. Apa paman merasa temperamenku ini tidak cukup dewasa hah?"
"Kalau dibandingkan dengan Tang Mubai, menurutmu kamu sendiri bagaimana?" Setelah mengatakan itu, Mu Jinchen meninggalkan keponakannya dan membiarkan dirinya berpikir bagaimana menjadi seorang yang dewasa. Lalu, dia naik ke lantai atas.
"Kak Tang? Ada apa tiba-tiba menyebut Kak Tang?" Mu Yuhao melihat pamannya justru melengos naik ke lantai atas tanpa menjawab pertanyaannya. Dia lalu berteriak dari belakang, "Paman, aku katakan terlebih dahulu. Aku yang pertama melirik wanita ini. Dia milikku. Paman tidak boleh menyukainya."
Sebagai seorang pria, Mu Yuhao tentu memahami pesona pamannya ini. Menyukai pamannya adalah sebuah hal paling mudah yang dilakukan dan itu cukup memberi tekanan yang berat baginya. Sudah seharusnya bagi dirinya untuk mengantisipasi hal ini. Tidak masalah jika Jing Wushuang menyukai pamannya, namun yang terpenting adalah dia harus memastikan pamannya ini tidak menyukai wanita itu. Dengan begitu, tidak ada masalah. Tidak peduli dalam hal apa pun, pamannya adalah musuh dalam imajinasi baginya
Sedangkan Mu Jinchen tidak memedulikannya. Untuk pertanyaan yang tidak enak seperti ini, dia biasanya tidak akan menjawabnya. Menyukai Jing Wushuang? Wanita itu… Baginya, Jing Wushuang hanyalah seorang anak kecil. Dia tidak pernah menganggapnya sebagai wanita. Baginya, ini seperti bukan perkara yang mudah.