Seusai Mu Yuhao menyelesaikan ucapannya, layaknya seorang pria berumur 17 tahun yang mengungkapkan perasaannya, hatinya berdegup kencang seperti seekor rusa yang sedang melompat. Pandangannya yang memanas menatap Jing Wushuang dan menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya.
Sementara Jing Wushuang rupanya tidak terlalu kaget ketika mendengar Mu Yuhao tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepada dirinya. Justru muncul perasaan seperti 'oh jadi seperti itu…' baginya. Bukannya dia yang terlalu narsis, tapi sebenarnya ini sangat mudah ditebak. Jika seorang pria lajang mengajak keluar rekan wanitanya keluar dan itu bukan masalah pekerjaan, sepertinya tidak ada alasan lain.
Sudut bibir Jing Wushuang terangkat lebih lebar. Tangannya yang putih menyentuh ujung cangkir kopinya, sementara sepasang matanya menatap Mu Yuhao tanpa berkedip. "Direktur Mu, saya dengar usia Anda 23 tahun?"
Mu Yuhao tidak mengerti mengapa Jing Wushuang menanyakan hal itu, tapi dia tetap menganggukkan kepalanya.
"Saya sudah berumur 25 tahun dan tidak memiliki keinginan untuk berpacaran dengan yang lebih muda dariku. Lagi pula, saya menyukai yang dewasa dan stabil. Direktur Mu, Anda bukanlah tipe saya."
"Tapi…"
"Tidak ada tapi. Oh iya, sifat kita juga sangat bertolak belakang," Jing Wushuang teringat alasan kuat yang dipakai oleh pria tadi. Dia kini menggunakan alasan yang membuatnya menahan tawa. Kini masalah pribadinya sudah terselesaikan. Jika saja Mu Yuhao menggunakan alasan urusan kantor untuk mengajaknya keluar kembali, maka dia akan tidak akan tinggal diam. Tangan putihnya kemudian mengangkat cangkirnya dan meminum kopi dingin yang tersisa. Rasa dingin dan pahit dari kopi hitam itu memenuhi mulutnya.
Mu Yuhao secara tidak sengaja menangkap Jing Wushuang mengernyitkan alisnya. Dia berpikir bahwa seseorang yang menyukai kopi hitam sungguh aneh sekali. Hanya menatap wanita di depannya menyeruput kopi hitamnya saja, hatinya merasa agak pahit. "Wushuang, aku tahu kalau aku tidak sopan. Kamu jangan terburu-buru untuk menolakku. Berikan aku kesempatan sekali lagi ya?"
Jing Wushuang mengambil selembar tisu yang ada di sampingnya dan mengusapkan ke bibirnya. "Direktur Mu, Anda juga melihat kejadian barusan. Perasaan bukanlah suatu hal yang bisa dipaksakan. Saya juga ingin memberikan hati ini berdegup untuk seseorang sekali, tapi nyatanya tidak ada. Jadi saya hanya bisa mengatakan maaf. Kalau Anda sudah tidak ada urusan lain, maka saya akan benar-benar kembali tidur."
Jing Wushuang pun bangkit dan mengambil mantel yang ada di sampingnya. Dia memasukkan rambutnya ke dalam mantelnya dan mengancing kerahnya. Lalu dia mengambil tasnya dan meletakkannya di tangannya. "Direktur Mu, lain kali kalau Anda ingin mengajak kencan wanita, jangan memilih pada cuaca yang seperti ini. Itu kesalahan besar."
Jing Wushuang yang mengenakan mantelnya tampak semakin menawan. Wanita itu sudah berbicara dengan sangat jelas akan hal tersebut, maka Mu Yuhao tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini adalah pertama kalinya dia mengajak kencan wanita dan juga pertama kalinya mengungkapkan perasaan. Dia tidak menyangka bahwa dirinya akan gagal, tapi setidaknya dia mengungkapkan apa yang diinginkannya.
"Selanjutnya aku, akan mencari hari yang indah dan cerah untuk kembali mengajakmu kencan. Aku juga telah mempunyai SIM, jangan lupa kalau aku ini juga memiliki prioritas," ucap Mu Yuhao.
Jing Wushuang yang mendengarnya justru tertawa, lalu berkata, "Direktur Mu, saya pikir saat ini Anda sudah tidak bisa kembali ke masa lalu. Anda lahir lebih muda dua tahun dariku, sebaiknya biarkan kesempatan itu Anda berikan kepada wanita lain."
"Wushuang…"
Jing Wushuang langsung memejamkan matanya, jemarinya dia ketukkan beberapa kali di depan mulutnya. Menunjukkan kalau dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini lagi. Sementara Mu Yuhao segera bangkit dari kursinya dan meraih mantel, lalu meletakkannya di tangannya. "Biar aku antar kamu pulang."
Jing Wushuang dengan sigap mengeluarkan kunci mobil yang berada di dalam tasnya dan menggerak-gerakkannya sambil berkata, "Tidak perlu, saya bawa mobil. Selamat tinggal."
"Selamat tinggal."
Mu Yuhao memperhatikan punggung Jing Wushuang yang kian lama kian jauh. Tatapannya kini semakin penuh dengan ambisi. Dia, pria dewasa berusia 23 tahun, tidak bisa dikatakan kalau dirinya masih anak-anak. Dia masih muda. Dia tidak bisa menolak untuk tidak mendengar semua yang telah dikatakan oleh wanita itu. Andai saja tidak ada drama perundungan yang baru saja terjadi, pasti dirinya tidak akan menyerah seperti ini. Harus dikatakan, wanita ini sungguh benar-benar sangat istimewa. Dia tiba-tiba merasa kalau beberapa wanita yang datang kepadanya cukup membosankan dan tidak memikat. Tapi ternyata, wanita baru menarik jika mereka sendirilah yang datang mendekati.