Sungguh jangan salahkan Jing Wushuang soal hal ini. Setiap hari dan setiap malam, dia selalu tidak mengisi baterai ponselnya. Baterainya bisa tahan hingga saat ini saja sudah terbilang luar biasa.
"Siapa? Aku mendengar suara pria. Mengapa wajahmu menjadi suram lagi?" Su Ran yang sedang mendorong kursi roda, memajukan kepalanya dan bertanya di samping telinga Jing Wushuang.
Jing Wushuang tersenyum getir, lalu menjawab, "Wakil direktur. Kemarin dia tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku juga sudah menolaknya."
"Wow! Wakil direktur? Kedengarannya bagus. Orangnya bagaimana? Beritahu padaku." Su Ran seperti seorang paparazi yang mencium adanya gosip di sini.
Jing Wushuang melihat mata sahabatnya bersinar dan wajahnya juga siap untuk bergosip. Dia benar-benar merasa wanita itu sangat menggemaskan. Sebenarnya ekspresi Su Ran yang meminta untuk bergosip cukup imut juga, sahabatnya itu memang paling menyukai membicarakan orang lain.
"Tidak ada apa-apa. Dia lebih muda 2 tahun dibanding kita."
"Oh…. Kalau begitu jangan sama dia. Semua orang tahu kalau kamu menyukai pria yang dewasa seperti Tang Mubai…" Di tengah ucapannya, Su Ran menyadari kalau dia telah salah bicara. Dia pun buru-buru meralatnya, "Wushuang. Aku salah. Aku seharusnya tidak menyebut nama ini."
Jing Wushuang mengerti putus cintanya saat itu cukup mengejutkan Su Ran. Jangankan wanita itu, dia yang mengingat saat itu juga merasa kalau tidak seperti dirinya. Kalau mengingatnya saat ini, mungkin dia hanya tersenyum pahit. Mungkin apa yang didengarnya dalam telepon kemarin terlalu kuat atau mungkin setelah bertemu kembali dengan Tang Mubai. Tang Mubai, pria yang ada dalam ingatannya itu sudah bukan lagi menjadi sebuah kenangan baginya, mungkin karena ada seseorang lain yang berdiri di sampingnya dengan aura yang lebih kuat. Alasan yang bermacam-macam itu dan perasaan yang sulit untuk disingkirkan dari pikirannya, membuatnya sulit untuk mengatakan kepada sahabatnya. Bahkan dirinya sendiri juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimanapun, tangan yang selalu membuat hatinya berdebar tiba-tiba mampu melepaskan perasaannya pada mantan kekasihnya itu.
Jing Wushuang tidak menyangkal semua masa lalunya dengan Tang Mubai. Lagi pula, itu adalah salah satu bagian dari ingatannya. Mau bagaimanapun juga, dia tidak mungkin kembali ke masa lalu dan menghapus kenangannya itu. Oleh karena itu, sejak hari ini dan seterusnya, dia tidak akan lagi menoleh ke belakang. Dia hanya bisa untuk terus menatap yang ada di depannya.
"Su Ran, sejak aku putus cinta saat itu, apakah itu terus mengejutkanmu?"
Mendengar nada bicara Jing Wushuang yang tidak seperti sakit hati, Su Ran menghembuskan napas lega, lalu menjawab, "Tentu saja. Lihat setan itu, aku sama sekali tidak ragu kalau sedetik berikutnya kamu bisa mati. Saat itu aku juga berpikir, sebenarnya pria semacam apa yang mampu membuatmu menjadi seperti itu. Lalu kemarin malam aku melihatnya, ternyata dia biasa saja. Dia ternyata tidak lebih baik dari tunangan keparatku."
Jing Wushuang tertawa, lalu meletakkan tangannya di punggung tangan Su Ran. "Iya, memang biasa saja. Karena itu aku sudah mengatakannya, banyak wanita ketika mereka masih muda menemui sampah masyarakat seperti itu. Sedangkan kamu belum lahir saja sudah bertemu Jun Xiang, itu namanya takdirmu bagus." Dia menghentikan perkataannya sebentar dan mengelus tangan sahabatnya sambil melanjutkan ucapannya, "Jadi Su Ran, selanjutnya kamu tidak perlu merasa bersalah ketika menyebut pria itu."
Su Ran yang awalnya mendorong kursi roda Jing Wushuang, tiba-tiba langsung berjalan ke depan sahabatnya ini. Mata bundarnya berkedip beberapa kali untuk memastikan agar tidak ada yang menetes dari matanya. Kemudian dia berkata dengan bahagia, "Aku percaya kalau kamu sudah melepaskan dia."
Lalu Su Ran kembali ke belakang dan mendorong kursi roda Jing Wushuang, lalu berseru, "Ayo, ayo, ayo. Mulai hari ini kita akan mencari pria baik untuk berkencan denganmu."
Jing Wushuang tertawa pasrah. Dia paling takut ketika Su Ran mengatakan hal semacam ini. Mungkin besok sahabatnya itu sudah mempersiapkannya untuk pergi kencan buta. Jangan sampai deh… pikirnya.
Jing Wushuang kembali mendengar Su Ran berbicara, "Kamu harus percaya kalau Tuhan lah yang menentukan takdir seseorang. Mulai hari ini, kita akan memasuki dunia perfilman. Kalau kamu menemui pria ketiga yang belum menikah, kamu harus pergi berkencan dengannya. Kalau tidak, orang-orang akan menilai kamu telah meninggalkan dunia ini terlalu lama. Mereka mengira kamu tidak tahu caranya menjalin cinta. Anggap itu sebagai tes pertama kalimu untuk kembali masuk ke pasar baru."
Su Ran berbicara dengan sangat bahagia dan mendorong Jing Wushuang untuk masuk ke industri perfilman.