Sebenarnya Chen Qidong tidak melakukan sedetail ini kepada latar belakang pegawai lain. Hanya saja, melihat sikap Mu Jinchen kepada Jing Wushuang kemarin malam, membuatnya sesegera mungkin untuk mempelajarinya. Dia telah berada di samping pria itu selama bertahun-tahun, jadi perasaan apa yang berubah darinya, dia juga mengetahuinya. Karena itu, semalam dia sengaja mempersiapkannya. Dan tentu saja, apa yang dipelajarinya itu berguna hari ini.
"Ternyata memang tidak seperti luarnya," ucap Mu Jinchen. Sudut bibirnya pun terangkat semakin lebar. Dia teringat saat dirinya menggendong Jing Wushuang. Tubuh mungil yang cantik dan kaki panjang dengan lengannya yang kurus, tidak disangka ternyata memiliki kekuatan sebesar itu. Wanita itu memiliki wajah yang suka menggertak, tapi dia juga tidak khawatir jika digertak orang lain. Sungguh menarik.
Chen Qidong melihat wajah majikannya lagi-lagi tersenyum dalam. Ini semakin meyakinkan dirinya kalau Jing Wushuang memang berbeda dari wanita lainnya. Mu Jinchen tidak akan tertarik tentang pembicaraan wanita, kecuali itu adalah lawannya di mall.
"Apa ada agenda untuk sore hari?" tanya Mu Jinchen yang tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya.
"Tuan Guo dari Grup Shanda ingin mengajak Tuan untuk makan. Selain itu, Tuan kemarin mengatakan ingin memeriksa penyelesaian Chen Yu Film dan Televisi City. Dua hari ini pasti sudah selesai."
Mu Jinchen menjentikkan jemarinya perlahan di atas meja, lalu berkata," Ubah agenda makan dengan Tuan Guo menjadi malam hari. Setelah ini, kita pergi melihat Chen Yu Film dan Televisi City."
"Baik." Chen Qidong pun langsung menjelaskan kepada sekretaris bahwa Mu Jinchen akan pergi ke Chen Yu Film dan Televisi City.
***
Di waktu yang bersamaan, Mu Yuhao bergegas pergi ke Rumah Sakit Daerah, tetapi dia justru tidak menemukan apa-apa. Dia pun bertanya kepada suster yang berjaga. Wajah seorang suster wanita itu langsung memerah ketika melihat seorang pria tampan berbicara di depannya saat ini. Lalu, suster tersebut mengatakan kalau Jing Wushuang telah keluar.
"Bukannya lukanya sangat parah? Bagaimana bisa dia pergi seorang diri begitu saja tanpa izin ?" Mu Yuhao tampak sangat khawatir. Dia mengerutkan dahinya dan sangat tidak puas ketika Jing Wushuang meninggalkan rumah sakit tanpa izin.
Suster wanita yang melihat Mu Yuhao khawatir setengah mati mengira kalau pria yang ada di depannya ini adalah kekasih Jing Wushuang. Tiba-tiba timbul rasa kecewa dalam hati sang suster. Dia pun bertanya, "Apa kekasih Tuan tidak memberitahumu kalau dia hanya keseleo pada kakinya? Lagi pula ada temannya yang menemaninya, jadi setiap waktu dia bisa pergi."
"Kekasih? Iya, iya, iya! Lalu apa dia mengatakan pergi ke mana?" Mendengar kata 'kekasih', wajah khawatir Mu Yuhao seketika sirna. Dia merasa bahagia dengan kata tersebut.
Senyum yang muncul di wajah Mu Yuhao justru membuat suster tersebut tertegun dan berkata, "Tuan, apa tidak lebih baik kalau Anda telepon sendiri dan menanyakannya?"
Mu Yuhao menepuk jidatnya, seketika wajahnya berubah masam. Bagaimana bisa aku lupa akan hal ini, batinnya.
"Dasar otakku ini. Baiklah terima kasih. Aku akan menanyakannya," ucap Mu Yuhao sambil berjalan ke samping sambil mengeluarkan ponselnya. Lalu, dia segera menelepon Jing Wushuang.
Suster wanita yang berada di samping menggelengkan kepalanya. Kalau terlalu khawatir, hal paling dasar pun bisa dilupakan.
Setelah beberapa kali nada dering, akhirnya telepon Mu Yuhao diangkat juga. Dia langsung bertanya dengan tidak santai, "Jing Wushuang, kamu pergi ke mana? Mengapa kamu tidak berada di rumah sakit?"
Jing Wushuang mengerutkan alisnya. Ketika menerima telepon Mu Yuhao pada jam seperti ini, dia mengira kalau ada masalah di kantor. Kalaupun ada masalah, seharusnya asistennya juga mencarinya. "Saya sedang berada di luar. Direktur Mu, apa ada masalah?" tanyanya. Terdengar sedikit jaga jarak dari nada bicaranya.
"Aku mendengar kalau kamu terluka. Aku datang untuk melihatmu. Kamu di mana? Aku akan pergi mencarimu."
Sekali mendengar hal ini, alis Jing Wushuang semakin mengerut. Bukankah aku sudah mengatakan dengan sangat jelas kepada Mu Yuhao? Bagaimana dia masih bersikap seolah sangat mengenalku? Pikirnya.
"Tidak perlu. Baterai ponselku sudah hampir habis. Kalau bukan urusan kantor aku akan menutupnya."
"Jing Wushuang, sebenarnya kamu tidak perlu menolak perhatian dari seorang teman biasa. Aku benar-benar menganggapmu sebagai teman." Mu Yuhao menunjukkan kembali hal yang terbaik darinya dan kembali menegaskan statusnya kepada Jing Wushuang.
"Bukan begitu. Baterai ponselku benar-benar habis. Aku ada di film dan televisi… Tut tut tut… Halo…"