Mu Jinchen mendengarkan dengan seksama dan terlihat beberapa kali dia mengerutkan keningnya, lalu dia kembali menghirup rokok yang ada di jemarinya. Aroma nikotin langsung merebak dan masuk ke dalam tubuhnya. Ekspresinya kini seperti terlihat tidak ingin melanjutkan topik itu lagi, tapi pada akhirnya dia membuka suara, "Memangnya keluargamu belum menyelesaikan masalah itu?"
Mereka adalah sahabat yang tumbuh besar bersama. Sesepuh dari keluarga mereka pun saling mengenal. Masalah yang terjadi pada keluarga Tang, mereka juga mengetahuinya
"Bagaimana bisa langsung diselesaikan begitu saja. Itu semua adalah masalah bersejarah. Hingga aku bersekolah di luar negeri selama dua tahun ini membuatku tidak sedikit merasa putus asa. Aku akan mencoba para sesepuh di keluarga ku untuk merubah cara. Sekarang giliranmu, kedatanganmu kali ini, kamu bersiap untuk menunjukkan kekuatanmu hah?"
Mu Jinchen telah menjelajahi pasar luar negeri selama sepuluh tahun lamanya. Dan kepulangannya kali ini adalah secara langsung akan memulai babak baru dalam kompetisi persaingan perdagangan. Dia percaya tidak akan lama lagi, pangsa pasar Kota S akan segera terbagi kembali. Dia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Iya, aku masih merasakan terikat dengan Kota S. Tapi, pola Kota S sudah berubah banyak selama beberapa tahun terakhir. Jadi aku juga harus memikirkan cara untuk mengambilnya kembali."
Di satu sisi, Jun Xiang tiba-tiba teringat akan masalah lain. Nada bicaranya pun terdengar sedikit mengejek, "Dengar-dengar tadi pagi kamu pergi kencan buta?"
Mu Jinchen mengerutkan dahinya. Di luar negeri, dia adalah pria lajang yang dinilai bak seorang raja. Dan di dalam keluarganya, hanya menyisakan seorang pria, yaitu Mu Jinchen, sehingga yang dihadapinya adalah pertanyaan-pertanyaan seputar menikah. "Dari mana kamu mendengar berita itu?" tanyanya.
Jun Xiang langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video. "'Putri Kota S gagal dalam kencan butanya, dia menangis tidak ingin melepaskannya'. Bagaimana? Apa kamu sudah cukup terkejut?"
Video yang ditunjukkan oleh Jun Xiang merupakan video pendek. Terlihat seorang wanita menangis tersedu-sedu memohon kepada seorang pria yang berdiri dengan tegapnya. Dan terdengar, 'Tidak tidak. Aku tidak mau pergi. Sifat kita tidak cocok katamu? Baiklah, aku akan merubahnya, oke? Kamu suka yang bagaimana?' dari mulut wanita itu. Hanya satu kalimat itu. Di dalam video tersebut, terlihat seorang pengawal dari pria itu sedang mempersilakan sang wanita. Sedangkan pria yang berlagak seperti 'bos' tersebut tidak mengatakan sepatah kata pun. Dari awal hingga akhir pun dia sama sekali tidak melirik wanita yang menangis itu. Terlihat wajah dari sang wanita dan kedua pria lainnya hanya terlihat sosok belakang dari tubuh itu. Jelas sekali, pria dan wanita yang sedang kencan buta di dalam video itu adalah Li Lisha dan Mu Jinchen.
Jun Xiang tidak menyerah untuk terus menggoda dan tertawa di atas sahabatnya ini, "Bagaimana? Bagaimana rasanya ditembak oleh putri Kota S?"
Mu Jinchen menghembuskan asap rokoknya secara perlahan, lalu melihat sahabatnya itu dengan tatapan sinis. Bibir tipisnya hanya melontarkan satu kata, "Membosankan."
"Di industri ini siapa yang tidak tahu Li Lisha telah menyukaimu sangat lama. Dan kamu bisa-bisanya langsung menolaknya. Benar-benar keterlaluan."
"Itu keinginan kakakku."
"Kakak Lan? Para kakekmu khawatir tapi juga tahu kalau kamu hanya akan mendengarkan ucapan Kakak Lan," kata Jun Xiang.
Mu Jinchen teringat nada bicara kakaknya yang bersemangat ketika mengetahui bahwa dia akan pulang malam ini. Namun, hatinya terasa agak bosan. "Aku hanya mendengarkan diriku sendiri sekarang."
Sedangkan Tang Mubai mengangkat botol whisky, kemudian berkata, "Kita ini sudah sulit untuk berkumpul seperti ini. Jangan membahas topik menyebalkan seperti. Ini, cheers!"
Dua pria lainnya mengambil botol bir dan melakukan cheers dengan Tang Mubai. Dan mereka pun langsung meneguk bir itu.
Jun Xiang sukses membuat mereka semua mabuk, lalu dia pun memulai aksinya untuk menggosip. "Mubai, beberapa hari lalu aku mendengar dari kakekku kalau kamu mau menikah? Kamu menyembunyikan tunanganmu itu terlalu rapat. Bahkan teman-temanmu ini belum melihatnya." Dia tidak tahu dari mana kakeknya mengetahui kabar bahwa Tang Mubai akan menikah. Sekembalinya dia ke rumah, kakeknya tiba-tiba memanggilnya dan memarahinya.
Saat itu, di dalam kompleks rumah yang sama, tidak peduli siapa yang akan menikah, pasti akan dimarahi ketika mereka pulang. Itu adalah sebuah drama yang tidak berhenti selama beberapa tahun. Para orang tua atau sesepuh seolah ingin menggambarkan seorang penjahat yang datang dan mengutuk mereka untuk sementara waktu. Tidak masalah ketika orang tersebut tidak memiliki siapa-siapa untuk dinikahi, lagi pula dia juga belum menikah selama 20 tahun.