Para pria yang awalnya ingin merayakan pesta dan berkumpul bersama, akhirnya terganggu oleh kedatangan dua wanita tersebut. Di situasi yang canggung seperti ini, Manajer Zhang memilih untuk diam dan keluar. Setelah menutup pintu ruangan itu, dia langsung mengusap-usap dadanya. Mangkuk-mangkuk makanan di dalam sementara akan baik-baik saja, kan? Batinnya.
Sementara itu, Mu Jinchen yang berada dalam ruangan tersebut menekan dan mematikan puntung rokoknya. Lalu, dia kembali menyandarkan tubuhnya dengan malas namun elegan. Dengan lembut dia menekan sudut bibirnya dengan ibu jarinya, lalu menggoda, "Kalian berdua para sampah, apa kalian ingin menjelaskan sesuatu?"
Jun Xiang melempar bantal yang ada dan sempat memaki beberapa kata, lalu berbicara, "Tidak ada yang bisa dikatakan. Kalau kucing ganas kecil itu, dia memang sejak kecil punya sifat yang tidak bisa diatur dan hari ini aku membiarkan kalian tertawa melihatnya. Lalu, wanita cantik yang dibawanya kemari adalah sahabat yang sering dia ceritakan. Kalau tidak salah, namanya Jing Wushuang. Hei Mubai, sepertinya Kota S ini benar-benar kota yang kecil. Jing Wushuang sepertinya tidak mengharapkan pertemuan denganmu, Mubai."
Jun Xiang menatap Tang Mubai dengan wajah seperti sedang bergosip. Tiap kali dia menyebut si kecil kucing ganas itu, dia merasa keningnya langsung berkedut.
Siapa yang menyangka hingga memiliki tiga orang anak, dua keluarga itu hanya memiliki anak laki-laki. Hingga akhirnya lahirlah Su Ran yang menjadi anak keempat dan anak perempuan pertama. Katanya, ketika mengetahui ibu wanita itu mengandung seorang anak perempuan, yaitu Su Ran, kedua keluarga tersebut sudah memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua. Jun Xiang lebih tua tujuh tahun dari wanita itu. Sejak kecil, dia sudah menyadari bahwa dirinya telah memiliki seorang tunangan. Ketika acara genap satu bulan usia Su Ran, meja yang penuh dengan barang-barang tidak ada satu pun yang diambil oleh gadis kecil itu. Dia justru menarik-narik ujung baju Jun Xiang dan tidak melepaskannya. Sekali dicoba untuk melepaskan, dia langsung menangis.
Kedua keluarga mereka selalu berpikir bocah kecil berumur tujuh tahun dan gadis kecil berumur satu bulan ini adalah jodoh yang ditentukan oleh Tuhan. Setelah beberapa tahun kemudian, Su Ran selalu mengikuti Jun Xiang ke mana pun. Ketika wanita itu berumur beberapa tahun, pernah suatu hari dia menangis tanpa henti karena tidak melihat Jun Xiang. Dan saat itu Jun Xiang pun terpaksa tinggal di rumahnya. Jun Xiang mulai merasa risih dan tertekan ketika wanita itu mulai sensi akan suatu hal. Dia yang pada dasarnya memiliki IQ di atas 160, merasa jika wanita itu sangat kekanak-kanakan seperti hari ini. Menurutnya, ini semua adalah proses bagi dirinya dalam memerangi kebijaksanaan dan keberanian dengan tunangannya.
"Keluargamu?" ejek Mu Jinchen.
"Iya, keluargaku." Jun Xiang melampiaskan kekesalannya dengan memukul pundak Mu Jinchen. Dia tidak mungkin tidak mengetahui seberapa kuat sahabatnya ini. Jangankan wanita, kalau sahabatnya itu menginkan sendiri, tidak seorang pun yang mampu menahannya. Semur hidup, dia belum pernah menikmati obrolan asyik dengan orang lain kecuali dengan sahabat yang ada di hadapannya ini.
Mu Jinchen hanya tertawa. Ternyata masih ada saja keluarga seperti itu, batinnya. Dia mengambil rokok yang ada di atas meja, lalu menyalakannya dan berkata, "Tauge seperti ini masih saja kamu makan, memangnya tidak pahit?"
"Kamu tidak bertanya Tang Mubai apakah pahit atau tidak?"
Tang Mubai kembali tersadar dan menampilkan sosoknya yang elegan dengan kehangatan dari matanya. "Tanya aku? Aku belum sempat mencobanya. Aku tidak tahu."
"Benarkah? Tidak jarang Su Ran memakimu ketika di depanku. Tentu saja sebelumnya aku tidak tahu kalau itu adalah dirimu. Kalau aku tahu kamu akan dimaki seperti itu oleh Su Ran, aku pasti lebih awal menelepon dan memberi selamat kepadamu. Tapi saat itu Jing Wushuang pasti cukup terpukul, yang aku ingat dia minum alkohol hingga membuatnya berdarah. Dan lagi hampir saja membuat keparat-keparat kecil berbuat sesuatu kepadanya. Untung saja Su Ran bersamanya saat itu. Kalau tidak…" Jun Xiang tidak melanjutkan ucapannya itu. Su Ran bukanlah seorang yang pendendam. Wanita itu hanya terlalu membenci pria yang telah menyakiti Jing Wushuang, karena sama saja pria itu telah menyakiti wanita tersebut teramat dalam.
Tang Mubai mengambil sebotol whisky dan meneguknya. Lalu dia menyalahkan dirinya sendiri, "Semua adalah salahku. Jika aku bisa memilih, aku tidak akan menyakitinya. Orang sering kali bisa melakukan sesuatu tanpa dia sadar. Terkadang, ketika ingin melindungi seseorang, justru menimbulkan rasa sakit yang lain. Tidak peduli seperti apa, pada akhirnya aku telah menyakitinya."