Jing Wushuang merasa seolah telah ditembak oleh wanita cerewet ini ditengah amunisi gizi yang telah dia dapatkan hari ini.
"Baiklah Su Ran, kalau kamu ingin menginap, ya sudah menginap saja di sini, tapi aku tidak suka ucapanmu barusan. Aku kerja di Chen Yu Internasional bukan karena urusan uang. Melewati usahaku selama dua tahun ini, aku sudah belajar akan banyak hal. Bukankah kamu tahu kalau aku selalu makan, minum, bermain dan bersenang-senang denganmu? Lagi pula, kakek yang menyuruhku untuk berkembang di perusahaan itu, mana bisa aku melupakan itu?"
"Langsung saja katakan kalau aku ini tidak giat dan tidak ada kemajuan. Lalu, kamu bekerja keras sehingga menjadi contoh bagi wanita saat ini."
Jing Wushuang menarik tangan Su Ran dan berkata, "Su Ran, kamu jangan memfitnahku seperti itu. Aku putus asa dengan situasiku hingga orang lain juga tidak memahaminya. Kamu masih tidak paham juga ya? Tidak semua orang memiliki nasib baik seperti kamu yang dari kecil tumbuh dalam keluarga manis dan hangat."
"Omong kosong… Memangnya apa bedanya antara kondisi dan asal keluargamu denganku? Kalau bukan si wanita jalang Xia Ziwei itu…"
Lalu Jing Wushuang berkata dengan suaranya yang tulus, "Bukan dia. Su Ran, kamu masih tidak paham. Secara materi, aku memiliki yang kamu miliki, tapi aku juga tidak iri ketika aku tidak memilikinya. Apa yang aku inginkan adalah aku bisa mengandalkan kedua tanganku sendiri untuk mendapatkannya. Tapi aku iri kamu bisa tumbuh dalam perhatian dan kasih sayang kedua orang tuamu. Sebuah keluarga yang utuh, hal seperti ini yang tidak aku punya."
"Baiklah baiklah, aku tahu. Harusnya aku yang iri kepadamu, parasmu lebih cantik, nilaimu lebih baik dari aku dan kamu lebih kompeten dari aku. Bahkan ini juga lebih besar dariku," Su Ran tertawa jahat dan mencubit hidung Jing Wushuang yang tinggi itu.
Jing Wushuang segera memeluk Su Ran, kemudian mereka tertawa cekikikan bersama. Su Ran lagi-lagi berkata, "Dan lagi, kedua orang tuaku sangat suka denganmu. Apa jangan-jangan putri mereka sebenarnya adalah kamu? Aku jadi tidak ingin dengan orang tua yang cerewet itu."
"Aku belum ingin keluarga yang cerewet."
"Apa kamu berpikir aku tidak cukup cerewet?"
"Kamu tidak harus melakukannya," ucap Jing Wushuang.
"Oh iya, apa belum ada kabar dari Bibi Xia?" tiba-tiba Su Ran teringat ibu Jing Wushuang yang saat ini mengikuti perjalanan Budha. Bibi Xia adalah wanita selain sahabatnya yang tidak kalah cantiknya darinya.
Jing Wushuang menggelengkan kepalanya dan kedua mata hitamnya pun terlihat suram "Sudah hampir setengah tahun aku tidak mendengar kabarnya. Dan aku bahkan hampir lupa bagaimana wajahnya sekarang."
"Sebenarnya Wushuang, orang tua hidup dengan sehat dan bahagia, bukankah itu adalah keinginan terbesar kita? Bibi Xia bisa hidup senyaman ini, bukankah kita seharusnya bahagia untuknya?"
Jing Wushuang menghela napas, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Su Ran. "Tapi Su Ran, aku rindu padanya."
Kalimat itu terucap pelan dari bibir Jing Wushuang, sedangkan Su Ran hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Su Ran mengusap punggung sahabatnya itu dan tidak berbicara lagi. Sejak kecil, dia hidup dengan kedua orang tua di sampingnya. Orang tua setiap hari suka mengganggu dirinya, hingga rasanya dia ingin sekali terbang tinggi dan jauh untuk meninggalkan mereka. Mungkin ini adalah salah satu sifat buruk dari manusia, yakni mereka memiliki sesuatu, tetapi tidak menghargainya. Ketika mereka tidak mendapatkannya, penyesalan lah yang di dapatkannya.
***
Jing Wushuang sudah izin selama tiga hari berturut-turut, namun karena kejadian itu, dia terpaksa menambah sehari izin untuk tidak masuk kerjanya. Pagi hari di hari keempat, seusai menghabiskan infusnya, dia akhirnya keluar dari rumah sakit dan kembali ke apartemennya untuk proses pemulihan.
Di pagi buta, Jing Wushuang menelepon Ibu Wu dan mengatakan kalau wanita paruh baya itu tidak perlu datang kembali ke rumah sakit. Ibu Wu sangat menyukai wanita yang cantik dan ceria itu. Dia mengetahui kalau tidak ada orang yang menjaganya dan makan pun juga tidak nyaman. Jadi, bagaimanapun itu, dia tetap akan datang untuk menjenguk wanita tersebut.
Jing Wushuang pun juga tidak bisa menahan Ibu Wu. Jadi, dia pun dengan terpaksa memberikan alamat apartemennya kepada wanita tua itu,
Keesokan paginya, Su Ran sudah kembali untuk kembali beraktifitas, terkadang dia juga kembali untuk melihat Jing Wushuang. Namun, dia sangat terkejut melihat kehadiran Ibu Wu di apartemen sahabatnya itu. Setelah wanita itu menjelaskan semuanya, rasa dendamnya kepada Mu Jinchen akhirnya hilang seketika. Kini akhirnya dia bisa sedikit tenang karena telah menemukan seseorang yang bisa dipercaya untuk menjaga sahabatnya itu.