Sang sultan berdiri di atas kedua tubuh iblis yang terbelah tersebut. cahaya matahari begitu terang juga bersinar di atasnya, menandakan puncak dari waktu yang dinamakan siang telah tiba.
Anna menengadah melihat matahari itu, rasa rindu pun mulai mengalir di hati Anna. Rupanya dirinya pun telah lupa akan waktu, entah berapa lama waktu yang sudah terlewat mulai saat dirinya memasuki kubah dari dunia semu tersebut.
Tiba-tiba, tak usai mereka menikmati indahnya matahari bersinar di atas mereka, tubuh sang gadis yang telah kehilangan kepalanya segera bergerak selagi mematerialkan belati mawar hitam yang segera ia sabetkan ke kaki sang sultan di sampingnya. Tetapi sang sultan yang saat itu sudah mendapatkan ke enam sayapnya lagi, tentu dapat menghindar dengan mudah. Hal itu pun menimbulkan jarak antara mereka, dan juga memberikan kesempatan bagi sang gadis untuk kembali berdiri di kedua kakinya.