Tải xuống ứng dụng
33.33% Janji Hati (Long Distance Relationship). / Chapter 2: Episode 2

Chương 2: Episode 2

Enam jam kemudian.. 

Bandung 

Di alun-alun Bandung.. 

"Akhirnya sampai juga di Bandung, sekarang sudah sampai di alun-alun, kabari yayang dulu deh..", kata Irfandi dalam hati. 

"Fandi.." 

"Inggih rif, enten menapa ?" 

(Iya rif, ada apa ?), tanya Irfandi. 

"Sampeyan kersa ngapain ?" 

(Kamu mau ngapain ?), tanya Arif juga. 

"Kula kersa memberi prungon dhateng yayang ku, rif.."   

(Saya mau memberi kabar ke yayang ku, rif..), jawab Irfandi. 

"Hu.., landesan bucin" 

(Hu.., dasar bucin), sorak Arfan yang mengejek Irfandi. 

"Bodo ah..", keluh Irfandi. 

Di rumah pak Krisna 

Di meja makan.. 

"Assalamu'alaikum, permisi pak Krisna, bu Dewi, dan raden-raden", Paijo memberikan salam pada semua yang ada di meja makan. 

"Wa'alaikumussalam jo..", pak Krisna menjawab salam dari Paijo mewakili semua yang ada di meja makan. 

"Ada apa jo ?", tanya bu Dewi. 

"Saya ingin bertanya bu Dewi..", jawab Paijo. 

"Bertanya soal apa lik jo ?", tanya Citra. 

"Saya ingin bertanya, mbak Titah mana ya ?", tanya Paijo juga. 

"Titah..", jawab Fira yang di potong perkataannya oleh Titah yang baru saja datang. 

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan. 

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah. 

"Itu jo, Titah nya", jawab pak Krisna. 

"Iya pak Krisna..", seru Paijo. 

"Lik jo, kata mas Betta..", kata Titah yang ingin bertanya pada Paijo dan di potong perkataannya oleh Paijo. 

"Pasti nyari ini ya mbak ?", tanya Paijo yang memotong perkataan Titah. 

"Nah iya benar, hp ku, terimakasih ya mas jo..", jawab Titah. 

"Sami-sami mbak, ya sudah kalau begitu saya lanjutkan pekerjaan saya dulu ya", kata Paijo. 

"Iya..", seru semua yang ada di meja makan. 

"Assalamualaikum", Paijo memberikan salam pada semua yang ada di meja makan. 

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Paijo. 

"Ya sudah sarapan dulu yuk nduk..", kata bu Dewi. 

"Iya mah..", seru Titah. 

"Tah, dik.., hp kamu tuh bunyi", kata Fira. 

"Oh iya mbak..", seru Titah lagi. 

"Siapa tuh.., Bee dalam kurung mas Irfandi, cie.., pacarnya, pacarnya orang mana dik ?", tanya Citra yang meledek Titah. 

"Iih mbak Citra, pacar aku orang Purwokerto mbak, hehe..", jawab Titah yang malu karena di ledek oleh Citra. 

"Eeh tunggu deh..", kata Renaldy. 

"Kenapa nal ?", tanya Pras. 

"Itu lihat pipinya merah, cie..", jawab Renaldy yang ikut-ikutan Citra meledek Titah. 

"Diam dulu dong mas, mau balas chat nih..", keluh Titah yang pipinya memerah saat di ledek oleh kakak-kakak nya. 

"Iya deh kita diam..", seru Pras. 

Di alun-alun Bandung lagi.. 

"Gimana Fandi, sudah belum ?", tanya Arif. 

"Belum, ini baru mau ngetik Arif..", jawab Irfandi. 

"Buruan..", kata Arfan. 

"Iya, sabar Arfan..", sambung Irfandi. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat whatsapp. 

"Assalamu'alaikum mas, saya sudah ada di rumah ya, mas sudah tidur belum ?", tanya Titah.

"Wa'alaikumussalam sayang, terimakasih ya sudah kabari mas, mas mau jalan sekarang ya, nanti lanjut lagi ya sayang, dan kalau sudah mau sampai aku kabari kamu, muah..", Irfandi memberikan kabar pada Titah.

"Assalamu'alaikum yank, aku sudah sampai Bandung nih, sekarang aku lagi di alun-alun, aku mampir ke alun-alun Bandung sebentar ya untuk istirahat, nanti kalau sudah mau sampai rumah kamu, aku kabari kamu lagi", kata Irfandi yang memberikan kabar pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam mas, iya aku tunggu kabarnya kalau sudah sampai depan komplek panyawangan kasih kabar aku ya, oh iya maaf ya mas lupa kasih tau mas, tadi mas whatsapp aku, gak aku balas ya, itu karena aku sedang mencari hp ku, makannya baru bisa balas chat dari mas nya..", sambung Titah yang mendapatkan kabar dari Irfandi. 

"Oh iya sayang, gak apa-apa, ya sudah aku lanjut jalan ke rumah kamu ya, assalamu'alaikum", kata Irfandi yang memberitahu Titah kalau dia mau melanjutkan perjalanan ke rumahnya. 

"Oh iya mas, hati-hati di jalan ya sayang ku, wa'alaikumussalam", sambung Titah. 

                     ** 

Di alun-alun Bandung lagi.. 

"Sampun durung Fandi ?" 

(Sudah belum Fandi ?), tanya Arfan. 

"Sampun yuk lajeng dhateng griya yayang ku"  

(Sudah yuk lanjut ke rumah yayang ku), jawab Irfandi. 

"Tengga riyen sekedhap kula kersa bayar es dawet nya riyen Arfan, Fandi.."  

(Tunggu dulu sebentar saya mau bayar es cendol nya dulu Arfan, Fandi..), kata Arif. 

"Buruan rif..", sambung Arfan. 

Di rumah pak Krisna 

Di meja makan lagi.. 

"Nduk.." 

"Inggih mah.." 

(Iya mah..) 

"Panjenengan menawi dhahar pelan-pelan mboten usah buru-buru" 

(Kamu kalau makan pelan-pelan tidak usah buru-buru), kata bu Dewi. 

"Tau sugih kresa kemana kemawon panjenengan menika dik.." 

(Tau kaya mau kemana saja kamu ini dik..), sambung Renaldy. 

"Anjeun hoyong teurang naha nal ?"

(Kamu mau tau kenapa nal ?), tanya Titah dengan berbisik-bisik pada Renaldy. 

"Heueuh saleresna naha da sarta aya naon da,teu sepertos biasana anjeun neda terburu-buru sepertos ieu ?"

(Iya memang kenapa sih dan ada apa sih, gak seperti biasanya kamu makan terburu-buru seperti ini ?), tanya Renaldy juga dengan berbisik-bisik pada Titah. 

"Dik Citra.." 

"Iya mbak Nurul, ada apa ?", tanya Nurul juga. 

"Mereka berdua ngomongin apa sih ?", tanya Nurul juga yang mencurigai Titah dan Renaldy karena berbicara dengan berbisik-bisik. 

"Gak tau mbak..", jawab Citra. 

"Anjeun hoyong teurang naha ?" 

(Kamu mau tau kenapa ?), tanya Titah lagi masih dengan berbisik-bisik pada Renaldy. 

"Nya iyalah abdi hoyong teurang"

(Ya iyalah saya mau tau), jawab Renaldy yang masih berbisik-bisik pada Titah. 

"Yeuh maos yeuh.." 

(Nih baca nih..), kata Titah yang masih berbisik-bisik pada Renaldy dan Titah juga memberikan hpnya pada Renaldy. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat whatsapp. 

"Assalamu'alaikum mas, saya sudah ada di rumah ya, mas sudah tidur belum ?", tanya Titah.

"Wa'alaikumussalam sayang, terimakasih ya sudah kabari mas, mas mau jalan sekarang ya, nanti lanjut lagi ya sayang, dan kalau sudah mau sampai aku kabari kamu, muah..", jawab Irfandi memberikan kabar pada Titah.

"Assalamu'alaikum yank, aku sudah sampai Bandung nih, sekarang aku lagi di alun-alun, aku mampir ke alun-alun Bandung sebentar ya untuk istirahat, nanti kalau sudah mau sampai rumah kamu, aku kabari kamu lagi", kata Irfandi yang memberikan kabar pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam mas, iya aku tunggu kabarnya kalau sudah sampai depan komplek panyawangan kasih kabar aku ya, oh iya maaf ya mas lupa kasih tau mas, tadi mas whatsapp aku, gak aku balas ya, itu karena aku sedang mencari hp ku, makannya baru bisa balas chat dari mas nya..", sambung Titah yang mendapatkan kabar dari Irfandi. 

"Oh iya sayang, gak apa-apa, ya sudah aku lanjut jalan ke rumah kamu ya, assalamu'alaikum", kata Irfandi yang memberitahu Titah kalau dia mau melanjutkan perjalanan ke rumahnya. 

"Oh iya mas, hati-hati di jalan ya sayang ku, wa'alaikumussalam", sambung Titah. 

                     ** 

Masih di meja makan.. 

"Oh..", seru Renaldy yang sudah membaca isi chat Titah dan Irfandi. 

"Kamu kenapa nal ?", tanya Pras. 

"Gak apa-apa mas, oh ya dik benar sudah sampai alun-alun mas Irfandi nya ?", tanya Renaldy juga. 

"Memangnya situ gak baca dengan benar tadi nal ?", tanya Titah juga dengan kesal. 

"Baca sih..", jawab Renaldy. 

"Kalau sudah tau kenapa tanya lagi Bambang..", keluh Titah masih dengan kesal. 

"Ya tapi tidak harus buru-buru nduk makannya, ingat Allah SWT tidak menyukai hambanya makan dengan terburu-buru, makan pelan-pelan saja, nanti kalau sudah sampai depan komplek panyawangan kan dia kabari nduk..", sambung pak Krisna yang memberikan Titah sebuah nasihat. 

"Iya ayah, maaf..", kata Titah. 

"Ya sudah makannya pelan-pelan ya nduk..", sambung bu Dewi. 

"Inggih mah.." 

(Iya mah..) 

Di depan rumah.. 

"Hadeh.., ini orang kemana sih di cari sampai ke rumah temannya gak ada", keluh Tiyo yang mencari Titah. 

Di ruang tengah lagi.. 

"Mas Betta, loh kok masih kotor sih mas Betta, kan tadi saya minta tolong untuk di lap kacanya, kok malah gak di lap sih..", keluh Paijo, saat Paijo melihat kacanya masih kotor. 

"Mas jo.." 

"Apa ?", tanya Paijo. 

"Bagaimana saya bisa lap kacanya mas jo, orang lapnya gak kamu kasih ke saya..", jawab Betta. 

"Ah masa sih mas Betta ?", tanya Paijo lagi.  

"Iya.., tuh..", jawab Betta lagi. 

"Tuh apa ?", tanya Paijo lagi. 

"Itu lapnya di tangan mas jo..", jawab Betta lagi. 

"Atakiwir..", Paijo kaget melihat lap masih dia pegang dan belum di berikan pada Betta. 

"Kenapa mas jo ?", tanya Betta. 

"Lupa saya, lupa kasih lapnya ke mas Betta", jawab Paijo. 

"Hemm, capek deh..", keluh Betta.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C2
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập