"Tadi minta alamat Kak Nadia di Jogja. Terus, sama Bapak dikasih Kak," jawab Juwita.
"Astaga ... Bapak ngapain sih main kasih alamat kosku segala Iih ... ada-ada saja," batin Nadia.
"Bapak kok nggak bilang sama aku dulu sih Dik? Gimana sih Bapak ini?" tanya Nadia dengan wajah gusarnya.
"Ya ... mana saya tahu Kak. Makanya itu, aku inisiatif sendiri saja kasih tahu Kak Nadia. Apa perlu Kak Nadia tanya langsung saja ke Bapak?" sahut Juwita.
"Nggak usah Dik, biarin aja. Lagian kan juga sudah terlanjur juga," sahut Nadia.
"Mbah Kakung gimana sekarang Dik perkembangannya? Semakin membaik kan ya?" tanya Nadia.
"Alhamdulillah Kak, sudah makin bagus Kak," jawab Juwita.
"Syukurlah kalau begitu. Tapi masih di rumah apa dah balik Dik?" tanya Nadia.
"Masih di rumah Kak. Habis bikin huru-hara lagi, biasalah Mbak Putri," jawab Juwita.
"Ta ... Ta. Bahasamu itu lho. Huru-hara. He ...he," sahut Nadia.