Erissa menyadari bahwa Zedva tak sepenuhnya sadar, Zedva masih berada jauh didalam kegelapan dirinya sendiri. Jujur saja, Erissa tak tau harus melakukan apa.
"Kau menyukai nya kan? Kau tak ingin kehilangannya kan? Bawa dia kembali ke sisi terang dengan cara mu." Tegur Azazel pada Erissa.
Azazel mengalah, Azazel kembali ke dalam tubuh Erissa. Membiarkan Erissa menyampaikan segala perasaannya, tentu saja Erissa heran dengan sikap Azazel ini karena tabiat roh iblis itu keras kepala dan tak suka mengalah.
"Cepat sadarkan dia, jangan berpikir tentangku sialan." Ketus Azazel ketika melihat Erissa memikirkan sikap Azazel.
Erissa sedikit tersenyum simpul dan kembali pada kenyataan bahwa dirinya harus berpikir cermat untuk menyadarkan kembali Zedva tanpa terluka. Erissa kembali mengingat-ingat masa lalunya bersama Zedva.
Masa kecil yang penuh senyum tanpa beban, ketika mengingat tentang masa lalunya bersama Zedva. Perasaannya bercampur aduk antara senang dan sedih.
"Vazed, kau itu penakut ya dan lemah. Kau selalu kalah lomba lari dengan ku dan kau takut serangga-serangga itu, memang lucu ya." Kekeh Erissa, suaranya melembut tak seperti suara nya seperti biasa; keras dan tak bersahabat.
Zedva tetap pada jalannya yang lambat, Erissa terus bercemooh tentang masa lalu keduanya dan semakin dia bercerita semakin kasar perkataan Erissa.
Tanpa disadari Erissa, tangan Zedva sudah berada di leher Erissa untuk mencekik.
"Berhenti....Setidaknya.... Aku.... lebih... bisa... diandalkan..oleh.... pihak.....gereja....sialan...." Zedva berkata pelan menanggapi perkataan Erissa.
Erissa yang berada di tangan Zedva tersenyum tulus lalu memeluknya tanpa basa-basi.
"Kau tau, aku berhasil memasuki guild ini dan akan menyusul mu lalu aku jadi yang terkuat di antara kita." Erissa berkata hangat.
Tetapi, kehangatan yang diberikan Erissa dibalas tinjuan keras di perutnya, alhasil Erissa terlempar ke belakang.
Roh jahat itu berhasil kembali mengambil alih tubuh Zedva.
Tanpa pikir panjang lagi, Erissa kembali memeluk tubuh Zedva. Erissa menerima bertubi-tubi pukulan dari roh jahat itu.
"Tolong aku." Suaranya sangat dalam dan jauh, Erissa sangat yakin itu adalah suara Zedva yang meminta pertolongan padanya.
Erissa mendengar hal itu tepat di jantung Zedva.
"Ayo kita lakukan."