ดาวน์โหลดแอป
29.62% 全心全意爱你 / Chapter 8: KUPU-KUPU MALAM

บท 8: KUPU-KUPU MALAM

Tante Soraya yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia malam. Terkenal sebagai "Mami", bagi anak asuhnya para kupu-kupu malam. Memiliki banyak koneksi pelanggan besar, yang senantiasa meminta pelayanan wanita penghibur. Dapat sangat dengan mudah membantu Renata, untuk meraih banyak uang dengan jalan instan.

Di tambah lagi dengan kecantikan Renata yang di atas rata-rata. Membuat hal tersebut semakin mempermudah dirinya. Bahkan Renata menjadi primadona di klub malam milik Tante Soraya. Yang menjadi rebutan para lelaki hidung belang, di antaranya adalah Ivan Sebastian.

Karena itulah, Renata yang tadinya hanya seorang pelayan di sebuah cafe. Akhirnya hanya dalam waktu tidak sampai satu tahun. Sudah dapat memiliki cafe sendiri yang mewah, sesuai dengan impiannya selama ini.

Pekerjaan Renata di dunia malam selama ini, menjadi sebuah rahasia besar yang disembunyikannya dari siapa pun. Terutama kekasihnya Ethan Sanders. Tadinya segala sesuatunya berjalan lancar, sesuai dengan rencana Renata.

Tetapi pada saat Ivan mendengar, bahwa Renata akan menikah dengan Ethan Sanders. Dia mendatangi Renata lalu memberikan sebuah ancaman, yang berakhir dengan sebuah perjanjian.

"Renata, kau tidurlah denganku selama tiga hari tiga malam, di Hotel Diamond Bali. Jika tidak, aku akan membongkar semua rahasia yang kau miliki!" ancam Ivan sambil menyeringai culas.

"Jangan gila, Ivan. Aku akan segera menikah dengan kekasihku, Ethan. Lagi pula, aku sudah memutuskan berhenti dari dunia malam ini. Jika kau mengancam, membongkar semua rahasiaku. Toh, rahasiamu juga akan terbongkar, bahwa kau suka jajan perempuan nakal!" sahut Renata mencoba bersikap tenang menghadapi Ivan. Walau pun di dalam hatinya penuh rasa cemas, mendengar ancamannya itu.

"Jangan kau pikir, aku sama dengan lelaki yang menjadi pelangganmu yang lainnya, Renata. Mereka semua jelas akan ketakutan, jika rahasia mereka terbongkar. Mengingat mereka sudah berumah tangga, juga memiliki jabatan tinggi di berbagai instansi pemerintah. Sedangkan aku, hanyalah seorang pengusaha muda yang masih bujangan. Dengan adanya gosip, suka jajan perempuan. Rasanya hal tersebut hanya akan merupakan angin lalu. Semua orang akan berkomentar, wajar lah seorang lelaki bujangan dan sukses seperti aku sedikit nakal! Tapi, bisa kau bayangkan. Jika sampai Ethan Sanders yang kau cintai itu tahu, siapa sebenarnya dirimu. Dia pasti akan menggagalkan rencana pernikahan kalian, dan membencimu penuh kehinaan!" sahut Ivan sambil tertawa terkekeh penuh kemenangan.

Mendengar semua perkataan Ivan, seketika Renata terdiam. Air matanya hampir menetas, mendengar semua perkataan Ivan. Yang menurut pemikirannya, akan menjadi sebuah kebenaran.

"Baiklah, Ivan. Tetapi aku harap, setelah ini kau jangan pernah mengganggu aku lagi!" ucap Renata akhirnya dengan terpaksa.

"Good! Bersiaplah, Renata. Kita berangkat sekarang, sayang!" ucap Ivan sambil tersenyum puas.

Sebuah pengorbanan besar yang harus Renata lakukan, untuk menutupi sebuah kebohongan. Tetapi semuanya ternyata sia-sia belaka. Karena entah bagaimana caranya, ternyata hal tersebut malah diketahui Ethan dan menghancurkan segalanya.

***

"Kita sudah tiba di Panti Asuhan, Mbak Sakura!"

"Oh, i-iya, Pak Leon. Terimakasih, karena sudah mengantarkan saya pulang ...."

"Sudah merupakan tugas saya, Mbak."

Kemudian Renata segera keluar dari dalam mobil, lalu langsung berjalan menuju ke pintu masuk. Di sana terlihat Bu Hanna dan Mbak Sukma menyambut kedatangan dirinya. Sedangkan Leon kembali mengendarai mobilnya menuju ke jalan raya.

"Assalamu'alaikum!" ucap Sakura sambil mencium tangan Bu Hanna sambil berusaha tersenyum.

"Waalaikum salam, akhirnya kau pulang juga, Nak. Ibu sangat mengkhawatirkan dirimu sejak tadi."

"Apakah Mbak Sakura sudah makan?" tanya Mbak Sukma penuh perhatian.

"Alhamdulillah, aku sudah makan tadi, Mbak. Sekarang aku mau langsung mandi dan salat magrib, sebab sudah memasuki waktunya."

"Kita salat berjamaah ya, Nak?" ajak Bu Hanna.

"Maaf Bu. Untuk kali ini, aku ingin salat sendiri di dalam kamarku."

"Oh ya, tidak masalah," ucap Bu Hanna penuh pengertian.

Kemudian mereka bertiga berjalan beriringan masuk ke dalam rumah, menuju ke kamar masing-masing.

Tiba di dalam kamar, Sakura langsung bersiap untuk mandi. Sudah tidak sabar rasanya, dia ingin mengadukan perasaan hatinya saat ini kehadapan sang Khalik. Menumpahkan segala keluh kesah yang ada. Agar hatinya menjadi lebih ikhlas dan lapang, menjalani takdir yang sudah digoreskan untuk dirinya saat ini.

Hamparan sajadah berwarna hijau muda, menjadi saksi setiap tetesan air matanya. Sebab kepada siapa lagi dia harus mengadu. Jika bukan kepada pemilik solusi kehidupan langsung.

Setelah puas menceritakan semua perasaan hatinya dalam tangis dan doa. Sakura menghapus air matanya dengan menggunakan mukena putih yang dikenakannya.

Saat itu terdengar suara HP miliknya berdering. Lalu dia segera menerima telepon masuk tersebut, yang ternyata dari Azam teman semasa SMA nya dulu. Yang selama ini kuliah dan menetap di Seattle Amerika Serikat.

"Tumben sekali Azam menelfon aku setelah sekian lama. Ada kabar apa, ya?" gumam Sakura bertanya di dalam hatinya.

"Halo, assalamu'alaikum!"

"Halo, waalaikumsalam. Apa kabarmu, Sakura?"

"Alhamdulillah, aku baik-baik saja, Azam. Bagaimana dengan kau sendiri? Eh ya, tumben sekali kau menelpon aku,

apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu?"

"Aku hanya ingin mengundang dirimu, ke acara peresmian perusahaan aku yang baru di Jakarta, Sakura. Nanti kita bisa sekalian reunian, dengan beberapa teman semasa SMA kita dulu. Karena aku juga mengundang Aisyah dan Seruni, yang dulu sangat dekat denganmu."

"Wah, kau semakin sukses saja, Azam. Aku ikut senang mendengarnya. Ternyata kau sudah kembali ke tanah air, bahkan sudah memiliki perusahaan sendiri lagi!"

"Ya, begitulah, Sakura. Alhamdulillah. Oh ya, besok kau bisa datangkan ke acaraku?"

"Insya'allah aku akan datang. Karena aku juga sangat kangen, ingin bertemu dengan teman-teman SMA kita. Kau kirim saja alamat Perusahaanmu yang baru itu, Azam."

"Aku rasa, aku tidak perlu mengirimkan alamat perusahaan aku yang baru. Sebab aku akan memerintahkan kepada supir pribadiku, untuk menjemputmu besok, Sakura."

"Oh, baiklah kalau begitu. Jam berapa supirmu akan menjemput aku nanti?"

"Sekitar jam 8 pagi, bagaimana?"

"Baiklah, aku akan bersiap jam 8 nanti!"

"Good. Sampai jumpa besok, Sakura. Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam ...."

Sakura tersenyum bahagia. Senang rasanya bisa kembali mendengar suara Azam.

Setelah sekian lama mereka tidak pernah berjumpa.

Azam merupakan sosok lelaki, yang pertama kali menggetarkan hatinya. Kemudian menciptakan butiran hujan rindu hampir setiap saat. Lelaki yang merupakan cinta pertama bagi Sakura.

Dulu rasanya sangat sulit sekali, Sakura melepaskan rasa cinta di dalam hatinya untuk Azam. Tetapi untung saja, akhirnya mereka dipisahkan oleh rentang waktu juga tempat yang berjauhan.

Karena Azam harus melanjutkan kuliah di luar negeri. Sehingga rasa itu sedikit demi sedikit dapat dikikis dalam hati Sakura. Sebuah zina hati yang harus dihindari, sebelum menjadi pasangan halal untuk mencinta tentunya.


next chapter
Load failed, please RETRY

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C8
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ