ดาวน์โหลดแอป
33.33% 全心全意爱你 / Chapter 9: BAYI DI DALAM KERDUS

บท 9: BAYI DI DALAM KERDUS

Selesai sarapan pagi seperti biasanya, Sakura bersama dengan Bu Hanna juga Mbak Sukma. Membantu anak-anak Panti yang akan berangkat ke sekolah, dengan mengecek semua perlengkapan mereka.

Karena kebanyakan dari mereka, mayoritas masih berusia di bawah 12 tahun. Sehingga memerlukan banyak perhatian dan bantuan, untuk menjalankan kegiatan mereka setiap harinya.

Ada seorang anak Panti Asuhan, yang paling dekat dengan Sakura bernama Maura, usianya baru tujuh tahun. Kedekatan mereka terjalin sejak awal pertemuan mereka.

Kala itu tujuh tahun yang lalu. Waktu Sakura membuka pintu Panti Asuhan, selesai salat subuh untuk merapikan seisi rumah. Tiba-tiba saja dia melihat ada bayi yang tergeletak di depan pintu. Bayi itu diletakkan dalam sebuah kardus dan terlihat tertidur dengan nyenyak.

Semenjak itulah Sakura secara khusus. Senantiasa membantu Bu Hanna, merawat bayi yang diberi nama Maura oleh dirinya. Hingga saat ini, Maura senantiasa lebih dekat dengan Sakura, seperti seorang Ibu dengan anaknya saja. Bahkan Maura memanggil Sakura dengan panggilan Ummi kecil.

"Hati-hati di jalan ya, Maura. Kalau pulang sekolah jangan mampir kemana-mana lagi, langsung pulang!" pesan Sakura sambil membantu Maura memakai tas ransel di pundaknya.

"Iya, Ummi kecil. Nanti Ummi bantu Maura kerjakan PR lagi ya. Semalam yang bantu mengerjakan Mbak Sukma, ga seru ahh!" sahut Maura sambil mencium tangan Sakura.

"Insyaallah, nanti malam kita belajar bersama ya, sayang!"

"Nanti sore Ummi kecil mengajar di TPA 'kan?" tanya Maura lagi.

"Ummi belum bisa memastikan hal tersebut, Maura. Sebab hari ini Ummi ada undangan dari teman, Mudah-mudahan nanti sore sudah pulang sehingga bisa mengajar di TPA. Lagi pula kan ada Mbak Sukma yang akan mengajar jika Ummi tidak ada."

"Aah, enak kan sama Ummi. Kalau sama Mbak Sukma hobinya marah-marah, sedangkan Ummi kecil sabar. Makanya, nanti Ummi kecil cepat pulang ya, jangan sampai tidak mengajar!" pesan Maura penuh harap.

"Insyaallah, Ummi usahakan! Sudah sana, segera berangkat sekolah. Kak Ega sudah menunggu kamu tuh, sejak tadi!"

"Baik Ummi kecil, assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Setelah berpamitan Maura berlari kecil menuju ke arah Kak Ega, yang sudah menunggunya di depan pintu gerbang.

"Anak itu, tidak pernah berubah sejak dulu. Selalu manja terhadap dirimu, Sakura!" ucap Bu Hanna yang berdiri di samping Sakura, sambil menatap kepergian anak-anak Panti ke sekolah.

"Iya, Bu. Mungkin karena kedekatan kami, juga Maura tidak memiliki siapa pun lagi selain kita. Jadi sikapnya sangat manja, selalu mencari perhatian."

"Dan sepertinya, kau pun sangat suka memanjakan anak itu, Sakura!"

"Ya, begitulah Bu. Karena aku juga sangat menyayangi dirinya, rasanya seperti anak aku sendiri. Oh ya, Bu. Nanti jam delapan, aku pamit untuk pergi ke acara seorang teman, ya."

"Siapa temanmu itu Sakura, dan ada acara apa?"

"Ibu pasti ingat, dengan teman sekolah aku yang bernama Azam. Dulu dia pernah beberapa kali datang ke Panti Asuhan kita ini. Untuk belajar kelompok bersama dengan teman-teman aku yang lain. Juga suka datang memberikan sumbang untuk anak-anak di Panti Asuhan kita."

"Oh iya, tentu saja Ibu ingat dengan Nak Azam. Dia seorang anak lelaki yang tampan dan juga soleh. Apakah dia temanmu, yang akan mengadakan acara itu?"

"Iya, Bu. Beberapa tahun yang lalu, karena mengikuti perintah Papanya. Azam melanjutkan kuliah bisnis di luar negeri. Sekarang dia sudah kembali lagi ke tanah air, dan memiliki sebuah Perusahaan. Nah, saat ini dia mengundang teman-teman sekolah SMA kami, untuk menghadiri peresmian perusahaan barunya itu."

"Ya sudah kalau begitu. Tapi jangan lupa, nanti sampaikan salam Ibu buat, Nak Azam."

"Insyaallah, Bu. Sekarang aku mau bersiap-siap dulu. Sebab sebentar lagi, supir nya Azam pasti akan datang menjemput."

***

Jam 08:00 WIB

Sakura sudah duduk menunggu di ruang tamu. Dengan mengenakan setelan gamis berwarna ungu, sepadan dengan jilbab yang dikenakannya. Riasan make up yang sederhana, terlihat semakin menambah kecantikan wajahnya yang alami.

Hanya selama sepuluh menit Sakura menunggu. Akhirnya sebuah mobil sedan berwarna putih memasuki halaman Panti Asuhan. Lalu keluar lah lelaki separuh baya dari dalam mobil, dengan menggunakan seragam safari berwarna hitam. Dia langsung berjalan menuju ke pintu masuk Panti Asuhan.

Sakura yang sudah dapat menebak siapa lelaki tersebut, segera bangkit dari posisi duduknya. Kemudian berjalan menuju ke pintu masuk. Sebelum lelaki itu mengetuk pintu, Sakura sudah terlebih dahulu membukanya.

"Assalamu'alaikum. Apakah Mbak yang bernama, Sakura?" Lelaki itu langsung bertanya sambil tersenyum ramah.

"Waalaikumsalam, benar Pak. Apakah Bapak supir pribadinya Azam, yang ditugaskan untuk menjemput saya?" jawab Sakura balik bertanya.

"Iya benar, Mbak Sakura!"

"Baiklah kalau begitu, kita langsung berangkat saja, Pak. Tapi sebelumnya, saya pamit kepada Ibu saya terlebih dahulu."

"Siap, Mbak! Saya tunggu di mobil, ya!"

"Silahkan, Pak."

Lalu Sakura berjalan ke dalam rumah untuk berpamitan kepada Bu Hanna. Setelah itu dia pun berangkat dengan mobil yang menjemputnya menuju ke tempat tujuan.

Setelah di perjalanan kurang lebih selama satu jam. Akhirnya mobil yang dinaiki Sakura memasuki halaman sebuah kantor mewah. Lalu mobil tersebut berhenti, tepat di depan pintu masuk utama gedung tersebut.

"Silahkan turun di sini Mbak Sakura. Tuan Azam sudah menunggu di lobby utama gedung."

"Oh ya, baik, Pak. Terimakasih sebelumnya."

Sakura segera turun dari dalam mobil. Saat dia hendak berjalan memasuki gedung, dia berpapasan dengan seorang perempuan. Dia mengenakan setelan gamis berwarna biru, yang sangat dikenalnya.

"Aisyah?!"

"Sakura?! Masyaallah... senang sekali bisa bertemu denganmu di sini, kangen tau!"

"Sama, aku juga kangen! Ternyata benar apa yang dikatakan Azam, bahwa dia mengundang teman-teman semasa SMA kita dulu." sahut Sakura sambil berpelukan erat penuh kerinduan dengan Aisyah.

"Apa kesibukanmu sekarang, Sakura?"

"Sekarang aku mengajar di TPA, Aisyah. Bagaimana dengan kau sendiri?"

"Alhamdulillah, sekarang aku menjadi seorang Bidan, yang bertugas di sebuah salah satu rumah sakit swasta, Sakura!"

"Hebat, aku senang sekali mendengarnya Aisyah. Karena menjadi seorang Bidan, sudah menjadi impianmu sejak dulu, bukan?"

"Iya, kau benar Sakura. Demikian juga dengan menjadi seorang Ustazah. Itu juga menjadi impianmu sejak dulu Sakura, dan sekarang hal itu tercapai. Aku juga menjadi ikut bahagia mendengarnya."

"Astaga! Ternyata, tamu yang aku tunggu sejak tadi malah mengobrol di sini, ya?!" sapa sebuah suara dari belakang Sakura. Yang langsung memutus percakapan antara Sakura dan Aisyah.

"Azam!" seru Sakura sambil menoleh ke belakang lalu tersenyum bahagia.

"Maafkan kami Azam. Rasa rindu yang membuat aku dan Sakura jadi terus mengobrol di sini," ucap Aisyah menjelaskan.

"Ya sudah kalau begitu, sekarang percakapannya dilanjutkan di dalam saja. Karena acara peresmiannya, sebentar lagi akan segera dimulai. Lagi pula nanti di dalam, kalian dapat bertemu dengan teman-teman SMA yang lainnya," ajak Azam menjelaskan.


next chapter
Load failed, please RETRY

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C9
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ