Titin dan Puji adalah sahabat sejak kecil. Ketika SMA, mereka pindah sekolah ke kota. Mereka mendapatkan teman yang diduga psikopat dan untuk menyelidikinya perlu kerjasama dengan beberapa warga sekolah, terutama pihak BK. Kebersamaan mereka berujung sebuah rasa. Akankah mereka bisa mengendalikan rasa itu?
Masa kecil yang penuh dengan canda tawa suka dan duka. Bermain dengan teman-teman sebayanya dan belajar bersama adalah aktivitasnya sebagai santri Madrasah Ibtidaiyah. Hingga suatu saat Abahnya memutuskan untuk mengijinkan saudaranya tinggal di rumahnya dan menetap di sana. Namun problem mulai terjadi, saat Ia mengenal dan akrab dengan salah satu putra saudara Abahnya yang terpaut 3 tahun lebih tua darinya. Hampir tiap hari mereka selalu bermain bersama, bercanda berlari-lari seperti sepasang Sayyidah Fathimah dan Sayyidina Ali. Pada suatu masa, mereka terlibat dengan perasaan yang tak seharusnya mereka rasakan. Perasaan yang belum boleh tumbuh dalam hati mereka masing-masing. Karena derajat keluarga mereka yang tak sepadan. Cinta yang rumit karena status keluarga, Ia harus terpisah karena keduanya mondok di tempat yang berbeda.
Salwa Humairah adalah seorang gadis cantik nan periang, ai anak tunggal dari pasangan suami isteri yang taat akan agama. Takdir dari Salwa sendiri adalah merasakan kepahitan hidup, ia kehilangan ayah dan ibunya sekaligus dalam satu waktu. Kini ia harus bisa menjalani ketidakadilan dunia kepada dirinya sendirian. Hingga suatu hari ia bertemu dengan pria yang membuat mentalnya menjadi sedikit membaik. Hanya saja memang dunia tak mengijinkan salwa tersenyum untuk waktu yang lama. Banyak hal hal yang harus Salwa lewati dengan penuh ketegaran hati, ia terus mendewasakan diri dengan memegang teguh agama yang dianut nya.