Sementara itu, Gregor menerima berita tentang meninggalnya istri dan kelahiran putrinya sambil masih dipenjara di dalam kamarnya sendiri. Rasanya begitu pahit manis—menyadari apa yang seharusnya menjadi urusan yang membahagiakan telah berubah menjadi tragedi. Namun, meskipun sedih atas kematian Sephina, ia hanya bisa merasa takut terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.
'Saya tidak bisa membiarkan ayah saya membunuh putri saya yang baru lahir juga.'
Dengan mengambil pedangnya sekali lagi, dia berlari keluar dari kamarnya di mana ksatria istana menghentikannya.
"Saya akan menemui istri saya yang sudah mati. Berani kalian menghalangi saya?" Dia mengacungkan pedangnya dan mengarahkannya ke lehernya sendiri. "Jika kalian berani menghalangi saya, saya akan mengambil nyawa saya sendiri."
Menyaksikan Pangeran Mahkota yang marah, ksatria saling pandang untuk memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan.
"Biarkan Yang Mulia keluar," ujar Ksatria Raja yang kebetulan tiba di saat itu.