"Kita sudah menunggumu, Gregor," ia mendengar ayahnya berkata dengan nada apatis. "Bagus kau akhirnya datang."
Shanel segera memalingkan kepalanya untuk menatap suaminya. Matanya yang berkaca-kaca memintanya untuk melakukan sesuatu. "Gregor…"
Gregor hanya menoleh kepadanya tanpa kata. Ia kemudian memusatkan perhatiannya kembali kepada pria di atas takhta, dan meski ada kemarahan di dadanya, ia tidak punya pilihan selain membungkuk.
Suara tanpa emosi Sang Raja bergema di dalam aula takhta sekali lagi.
"Aku harap aku sudah memberimu cukup waktu untuk bersama dengan istri almarhummu."
Kepala masih tertunduk, Gregor nyaris tersedak untuk mengeluarkan jawaban yang sopan terdengar.
"Aku berterima kasih…atas belas kasihanmu…"
"Apa yang terjadi adalah hal yang menyedihkan, dan sebagai ayahmu, aku merasa buruk bahwa sebuah nyawa berharga telah hilang, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada kerajaan kita dan rakyatnya. Aku yakin kau mengerti mengapa aku membuat pilihan tersebut."