"Woy!"
Arif langsung menggebrak pintu kamar Dika dengan nyaring dan berteriak hingga membuatnya kaget bukan main. Sang anak langsung bangkit dari ranjang dan bertanya perihal kedatangannya yang tiba-tiba ke kamar.
"Ayah kenapa sih? Main masuk-masuk aja ke kamar? Kenapa gak ketuk pintu dulu coba?"
"Aku ini ayahmu, paham?! Jadi, terserah aku mau ngetuk pintu dulu atau nggak!"
Arif langsung berkacak pinggang dan mengamati sang anak dengan tatapan menyelidik. Yang ditatap pun langsung merasa cemas. Dika merasa ada yang tak beres sekarang.
"Ayah kenapa? Kok ngeliatin aku sampai segitunya?"
"Kamu makin sering jalan ke luar ya sekarang. Ke mana emangnya?"
"Ya ampun, Yah. Aku lagi jalan sama temen-temen aku di luar. Apa itu salah?"
Namun, Arif tak percaya begitu saja dengan ucapan Dika. Pria bertubuh tambun itu memonyongkan bibir saat mendengar jawaban sang putra. Baginya, jawaban Dika terlalu klasik.
"Kamu punya pacar kan sekarang? Makanya selalu pergi ke luar terus."