Baixar aplicativo
46.66% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 28: Dicium Paksa

Capítulo 28: Dicium Paksa

Editor: Wave Literature

"Gadis kecil, maaf saja tidak ada artinya," sahut pria itu sambil tersenyum licik.

Mata Ji Xiaonian melotot menatap pria itu, wajahnya kini terlihat cemberut, menunjukkan suasana hatinya sedang buruk mendengar perkataan tersebut. Tentu saja, pria tampan kan kebanyakan adalah pria berengsek, batinnya sambil menatap tajam ke arah pria tampan di depannya. Kalau dia berani memerasku, aku pasti akan segera menghubungi Lu Yifei untuk memberi pelajaran padanya! Lihat saja!

"Hahaha!" Terdengar suara tawa licik dari mulut pria itu. Tidak lama kemudian, dia melangkah maju mendekat ke tubuh Ji Xiaonian dan meletakkan wajahnya sangat dekat dengan telinga gadis itu, lalu berkata, "Sebagai tanda permintaan maaf, traktir aku makan di kantin deh! Aku lapar!"

Terasa hembusan napas pria itu menyentuh daun telinga Ji Xiaonian sehingga membuatnya terpaku. Orang ini untuk apa bicara sedekat itu sih! Gerutunya dalam hati.

Setelah Ji Xiaonian kembali mendapatkan kesadarannya, dia melangkah mundur. Dengan wajahnya yang terlihat telah memerah itu, dia menatap pria yang ada di hadapannya. Dia lalu berkata sambil sibuk meraih uang yang ada di kantongnya, "Makan pagi paling juga hanya 10 Yuan saja. Aku beri kamu uang, kamu pergi beli saja sendiri!" 

Belum sempat Ji Xiaonan dapat meraih uang tersebut di kantongnya, lagi-lagi terdengar suara dari mulut pria itu., "Tapi aku tidak tahu kantin berada di mana. Dan lagi kamu harus temani aku. Aku tidak mau segerombolan gadis lagi-lagi mengerumuni dan mengganggu ketenangan hidupku di pagi ini. Aku tidak peduli, pokoknya kamu harus bertanggung jawab dan temani aku makan."

Selesai berkata demikian, tanpa menunggu tanggapan dari Ji Xiaonian, pria itu langsung saja menarik tangannya dan mengajaknya pergi. "Ayo jalan, sayangku."

Ji Xiaonian masih tidak sepenuhnya dapat mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya saat ini. Hanya satu hal yang dia tahu pasti, bukan ini jalan menuju ke kantin. 

"Hei! Hei! Kamu jangan menarik tanganku seperti ini! Dan lagi, ini bukan jalan menuju ke kantin! Bagaimana mungkin kamu tidak tahu jalan menuju kantin. Kamu murid baru? Aduh! Lepaskan tanganku! Aku bisa jalan sendiri!" tutur Ji Xiaonian sambil sibuk berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria tampan itu.

Dasar sinting! Ini orang pasti memiliki kelainan! Kalau tidak bagaimana mungkin berbuat hal yang tidak jelas seperti ini pada orang yang tidak dikenalnya, omel Ji Xiaonian dalam hati.

"Aku tidak membawa uang sepeser pun. Jadi aku harus memastikan kamu akan membelikan makanan dan menemaniku makan. Aku tidak akan membiarkanmu kabur begitu saja dariku," jelas pria itu pada Ji Xiaonian sambil memutar tubuhnya ke arah yang berlawanan setelah tahu bahwa jalan yang dia lewati tadi bukanlah jalan menuju kantin.

Pemandangan Ji Xiaonian digandeng setengah ditarik oleh seorang pria tampan membuat perhatian beberapa orang di sekitar tertuju pada mereka. Dengan cepat dia berkata pada pria itu, "Kamu lepaskan dulu tanganku. Aku jamin aku tidak akan kabur dan menemanimu ke kantin." Paling-paling juga hanya habis 10 Yuan, buat apa juga aku kabur, batinnya.

"Baiklah. Aku percaya kamu tidak akan membohongiku," kata pria itu sambil melepaskan tangannya dari tangan Ji Xiaonian. 

Ji Xiaonian menggosok-gosok pergelangan tangannya yang memerah akibat genggaman kuat pria itu. "Kamu murid baru ya?" tanyanya sambil terus berjalan menuju ke kantin. 

Pria itu terlihat hanya mengangguk sekilas sambil mengiyakan pertanyaan Ji Xiaonian.

"Pantas saja kamu tidak tahu dimana letak kantin," sahut Ji Xiaonian lagi.

Mata Ji Xiaonian mulai mengamat-amati pria yang ada di sebelahnya itu. Pria itu mengenakan pakaian dan sepatu bermerk yang harganya selangit. Dia lagi-lagi penasaran dan bertanya dengan nada menyelidiki, "Kamu sungguhan tidak punya uang sama sekali?"

Aku tidak sedang dikerjai olehnya, kan? Harga barang-barang yang menempel di tubuhnya saat ini paling sedikit berharga ratusan ribu Yuan deh! Eh tidak… Anting-anting yang dikenakannya itu bukannya batu safir murni?! Harganya pasti ratusan juta Yuan! Batin Ji Xiaonian dengan mata yang tidak henti-hentinya mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki pria aneh itu. 

Wah gila! Orang ini jelas-jelas anak orang kaya. Bisa-bisanya mengatakan padaku kalau dia tidak memiliki uang untuk sarapan? Batin Ji Xiaonian lagi yang enggan untuk mempercayai perkataan pria itu. Ah masa bodoh. Aku hanya perlu mentraktirnya makan dan setelah itu aku tidak memiliki hutang apa-apa padanya.

Keduanya akhirnya tiba di kantin sekolah. Ji Xiaonian menyadari banyak pasang mata yang memperhatikannya ketika dia memasuki kantin. Mungkin lebih tepatnya, tatapan itu bukan ditujukan untuknya, melainkan untuk pria di sebelahnya ini.

Ji Xiaonian mengangkat kepala dan menoleh ke arah pria itu. Kalau tidak dilihat masih tidak apa, namun setelah melihat wajahnya, hanya ada dia kata yang dapat menggambarkan pria itu. Gan-teng bang-et! Gila orang ini benar-benar tampan sih, pikirnya.

Ji Xiaonian berpikir, sedikit saja dia tidak berhati-hati, rasanya dia dapat dengan mudah jatuh hati pada pria tampan itu. Dia memang telah banyak bertemu dengan pria tampan, tapi tentu saja semuanya belum ada yang dapat menandingi ketampanan kakaknya, Ji Chen dan juga Bai Yan. Jadi, ketampanan pria itu ada baiknya disimpan untuk orang lain saja yang membutuhkan, batinnya.

Setelah itu, Ji Xiaonian menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari tempat mereka berada dan berkata pada pria yang sedang berdiri di sebelahnya, "Kamu duduk dulu saja di situ. Tunggu di sana dan aku akan membelikan sarapan untukmu dan membawanya padamu."

Namun, pria itu tidak menuruti perkataan Ji Xiaonian dan malah terus-terusan mengikutinya. "Memangnya kamu tidak melihat begitu banyak orang tidak henti-hentinya menatapku? Aku tidak mau nantinya mereka mengerumuni aku. Lebih baik kamu bantu aku dan jadi tameng bagiku." 

Sambil mengatakan hal ini, pria itu terus menempel di belakang dan mengikutinya mengantri. Ji Xiaonian hanya tertawa kecil sambil berpikir betapa narsisnya pria yang kini berbaris di belakangnya itu. 

Benar saja, detik setelahnya terdengar suara-suara dari keramaian yang berbisik-bisik membicarakan ketampanan pria itu. "Ya Tuhan! Ganteng banget! Siapa sih?" bisik seorang gadis berkacamata pada gadis yang lainnya.

"Iya tampan sekali! Kenapa sebelumnya tidak pernah melihatnya ya?" sahut gadis yang lain.

"Pasti murid pindahan! Kalau tidak, bagaimana mungkin kita tidak pernah menyadari adanya makhluk setampan ini di kampus kita!" Gadis lain ikut menimpali.

"Eh, eh. Tapi dia tampaknya dekat dengan gadis itu. Apa gadis itu adalah pacarnya ya?" tanya gadis berkacamata pada gadis yang ada di sampingnya.

"Sepertinya begitu sih," sahut gadis itu.

Bisik-bisik itu masih saja terus berlanjut. Sedangkan Ji Xiaonian sudah tidak tahan untuk membenarkan pernyataan yang tidak benar yang barusan dia dengar.

"Itu… Kalian jangan salah sangka. Aku tidak mengenalnya, jadi tidak mungkin kalau aku adalah kekasihnya," kata Ji Xiaonian sambil tersenyum menghadap para gadis yang masih berbisik-bisik ria itu. Dasar orang-orang ini! Bisa-bisanya bicara sesuka hatinya! Tidak tahu apa kalau hatiku sudah ada pemiliknya. Sembarangan saja! Gerutunya dalam hati.

Kemudian Ji Xiaonian menoleh menatap pria yang berdiri di belakangnya, wajahnya memang sangat tampan. Tubuhnya yang tinggi dengan kaki yang jenjang memang menambah ketampanannya. Belum lagi penampilannya yang bersih dan rapi membedakannya dari laki-laki muda seumurannya yang suka berpenampilan acak-acakan. Walaupun begitu, tentu saja dia merasa ketampanan pria ini tidak dapat menandingi ketampanan Bai Yan. Jadi, tidak mungkin dirinya ikut-ikutan terpesona padanya.

"Ohh... Jadi bukan pacarnya ya?" Mendengar perkataan Ji Xiaonian, gadis yang berkacamata itu dengan segera menoleh ke arah teman-temannya dan mulai tertawa senang. Gadis-gadis itu tampaknya memiliki kulit muka yang cukup tebal, lalu tanpa sungkan mereka bertanya pada pria itu, "Hai, namamu siapa? Jurusan apa? Murid pindahan ya?"

Seolah belum cukup jelas, gadis yang lain ikut menyahut, "Iya, kamu jurusan apa? Murid baru ya? Kita-kita tidak keberatan lho membawamu berkeliling kampus."

Lama kelamaan, entah kenapa semakin banyak gadis-gadis lain yang berkerumun di sekitar mereka. Ji Xiaonian dengan jelas melihat bahwa ekspresi wajah pria itu mulai terlihat tidak sabar dan mulai kesal. 

Kemudian, Ji Xiaonian tidak menyangka kalau sedetik kemudian pria itu menariknya ke dalam pelukannya dan dengan keras membuat pengumuman, "Dia adalah pacarku. Jadi kalian bisa pergi menjauh, pergilah sejauh mungkin! Karena di hati dan mataku selamanya hanya akan ada dia."

Seolah belum cukup, kali ini pria itu membungkukkan badannya dan mencium bibir Ji Xiaonian dengan sangat mesra di depan seluruh orang yang ada di kantin itu. Hal ini sontak membuat kerumunan orang di sekitarnya terkejut akan apa yang mata mereka lihat.

Ji Xiaonian membelalakkan matanya, menatap wajah yang kini tepat berada di depan wajahnya itu. Dia tertegun dan membatu, berusaha menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang ini! Orang ini sudah sinting! Kelainan! Sakit jiwa! Makinya dalam hati.

Setelah Ji Xiaonian mendapatkan kembali kesadarannya, dia mendorong tubuh pria itu untuk menjauh darinya. Tangannya terangkat menunjuk wajah pria itu dan memaki, "Kamu gila ya! Mengenalmu saja tidak! Dasar sinting!"

Wajahnya menjadi merah dan napasnya menderu, matanya melotot besar menatap pria gila yang ada di hadapannya itu. Saking marahnya, Ji Xiaonian tidak lagi ingin mengantri untuk membeli sarapan dan segera bergegas kembali ke asramanya. Namun, dia tidak mengetahui bahwa foto dirinya dicium oleh pria tadi telah tersebar di forum web sekolah dalam waktu kurang dari 1 menit. Entah sudah berapa banyak orang yang melihat fotonya itu.

***

Ji Xiaonian menghela napas panjang sebelum akhirnya melangkahkan kaki masuk ke kamarnya. Dia segera mencari handuk dan menggosok bibirnya kuat-kuat.

Tidak lama kemudian, teman-teman sekamarnya terlihat terburu-buru masuk ke kamarnya. "Ji Xiaonian, tahu tidak kalau saat ini namamu jadi trending topic di forum web sekolah?" kata seorang gadis begitu melihat Ji Xiaonian.

"Xiaonian, cowok yang menciummu tadi ganteng banget!" sahut gadis yang lain.

"Xiaonian, sejak kapan kalian berpacaran? Kenapa tidak pernah menceritakannya pada kami?" tambahnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C28
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login