Baixar aplicativo
48.33% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 29: Bos Besar Marah

Capítulo 29: Bos Besar Marah

Editor: Wave Literature

Mendengar perkataan teman sekamarnya itu, Ji Xiaonian mulai merasa bingung dan tidak paham apa yang sebenarnya mereka sedang bicarakan. "Forum apa? Kalian membicarakan apa?" 

"Ha? Tidak mungkin kamu tidak tahu deh. Itu lho, fotomu dicium oleh pria tampan di kantin tadi, telah tersebar di forum web sekolah," jawab gadis yang bernama Tang Caiqi sambil mengambil ponselnya dan menunjukkan pada Ji Xiaonian foto yang dia maksud barusan.

"Lihat, itu benar kamu, kan? Ya Tuhan, Xiaonian. Kamu benar-benar keterlaluan. Sejak kapan kamu mengenal pria setampan ini? Bisa-bisanya kamu merahasiakannya dari kami? Kamu tidak lagi menganggap kami temanmu, ya?" lanjut Tang Caiqi menggerutu kesal.

Ji Xiaonian segera melihat ke arah layar ponsel dan melihat foto yang Tang Cangqi maksud. Disana terlihat foto dirinya sedang dicium oleh pria tampan yang entah dari mana asal usulnya. Seketika itu juga matanya membelalak, ekspresi wajahnya sungguh tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Entah itu terkejut, marah, kesal atau jijik telah bercampur jadi satu.

Ya Tuhan! Siapa yang mengambil foto ini? Hati Ji Xiaonian terasa sangat tidak karuan saat ini.

Ji Xiaonian segera mengembalikan ponsel itu dan menghadapkan tubuhnya ke arah kedua orang teman sekamarnya itu. "Caiqi, Xiaoxiao, ini sama sekali tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku tidak mengenal lelaki itu. Dia itu tidak waras," jelasnya pada kedua temannya itu.

Tamat sudah! Tamat riwayatku. Kalau sampai foto ini dilihat oleh Bai Yan, pasti dia akan salah paham padaku. Lagi pula, entah apa maksud orang yang memposting foto ini ke forum sekolah. Seperti tidak ada kerjaan lain saja! pikir Ji Xiaonian. Saat ini yang dia takutkan adalah apabila Bai Yan mengetahui akan hal ini.

Jangan sampai aku bertemu dengan lelaki tidak waras itu sekali lagi! Akan aku beri pelajaran dia! Batinnya lagi. Hati Ji Xiaonian kini terbakar oleh api emosi yang meledak-ledak. Saat ini dia merasa begitu marah setiap mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Aku lihat pria itu sangat tampan. Kamu bukannya menyukai pria tampan?" Cibir Fang Miaoling diikuti oleh suara tawanya yang terdengar begitu menyebalkan. 

Ji Xiaonian menoleh dan mendapati Fang Miaoling berdiri di pintu kamar mereka dengan ekspresi mencibir. Di bibir gadis itu tersungging senyuman lebar penuh kemenangan. Melihat hal itu, dia menjadi semakin kesal, namun dia memilih hanya diam saja dan tidak menanggapinya.

Saat ini Ji Xiaonian hanya terpikir akan Lu Yifei, pengawal yang diutus kakaknya untuk menjaganya. Pria itu pasti dapat membantu dirinya untuk menyelesaikan masalah ini. Dia kini terlihat sibuk mengambil ponselnya, lalu dengan terburu-buru berjalan melewati teman-teman sekamarnya dan pergi keluar untuk menelpon pria tersebut.

Tidak lama setelah terdengar nada sambung, terdengar suara Lu Yifei dari seberang sana. "Yifei, bisa tidak kamu membantuku? Bantu aku cari cara untuk menghapus foto yang diposting ke forum sekolah barusan." 

Masalah ini harus segera diselesaikan, tentu saja sebelum foto itu jatuh tangan Bai Yan. Jika pria itu sampai melihat foto tersebut, maka tamatlah riwayatnya Ji Xiaonian. Dia tahu benar akan hal itu.

Lu Yifei terdiam sesaat mendengar permintaan Ji Xiaonian, lalu bertanya untuk memastikan, "Ada hubungan apa kamu dengan pria yang ada di foto itu?" Dia juga baru saja membuka ponselnya dan melihat foto Ji Xiaonian yang dicium oleh seorang pria. Baru saja akan menghubungi, ternyata gadis itu sudah lebih dahulu menghubunginya.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan orang itu. Bahkan aku sama sekali tidak mengenalnya. Dia seperti berandalan yang suka berbuat semaunya saja, sungguh berengsek yang tidak waras! Yifei, kamu kan ditugaskan kakakku untuk melindungiku, aku sangat kesal dan marah karena kejadian ini. Kamu harus membantuku untuk memberinya pelajaran," jelas Ji Xiaonian pada Lu Yifei.

Benar-benar membuat orang kesal saja! Gumam Ji Xiaonian. Hal ini sungguh membuatnya kesal bukan main hingga kini dadanya naik turun oleh emosi yang memuncak. Dia harus memastikan bahwa dirinya akan memberi pelajaran pada pria itu.

"Baiklah kalau begitu. Aku mengerti bahwa dia yang mencari gara-gara denganmu. Kamu tenang saja, aku akan membantumu membereskan masalah ini. Kamu tenangkan dirimu dan jangan berpikir terlalu banyak. Oke?" sahut Lu Yifei berusaha menenangkan Ji Xiaonian.

"Baiklah." Setelah mengatakan hal itu, Ji Xiaonian memutuskan sambungan telepon. Dia menghela napas dan merasa sedikit lega saat ini. Dia mencari tempat yang sepi, lalu mulai sibuk membuka web forum sekolah.

Tidak lama kemudian, sebuah senyum terlihat tersungging di bibir Ji Xiaonian. Memang tidak diragukan lagi, kemampuan Lu Yifei dalam menyelesaikan suatu masalah memang dapat diacungi jempol. Kurang dari setengah jam, foto-foto dirinya dicium oleh pria yang tidak dikenal itu telah dihapus dari forum web sekolah.

Tidak lama kemudian, terdengar bunyi dering ponsel miliknya. Ketika melihat nama Lu Yifei pada layar ponselnya, dia cepat-cepat menerima panggilan tersebut.

"Xiaonian..." Terdengar suara Lu Yifei dari seberang telepon.

"Ya, aku sudah melihatnya. Foto-foto itu sudah dihapus dari forum itu. Terima kasih ya, Yifei," kata Xiaonian lega.

"Sama-sama. Sudah seharusnya aku membantumu. Tapi aku ingin bertanya sekali lagi padamu, pria yang ada di foto itu, kamu benar-benar tidak mengenalnya?" tanya Lu Yifei memastikan.

"Sungguh, aku tidak mengenalnya. Sedikitpun tidak mengenalnya," sahut Ji Xiaonian tegas.

"Begitu ya? Baiklah kalau begitu. Aku akan memberinya pelajaran hingga jera," ujar Lu Yifei dengan nada bicara yang terdengar cukup menakutkan saat ini. Tampaknya dia sudah membulatkan tekad untuk memberi pelajaran pada pemuda yang berada di foto itu.

"Iya, tapi juga jangan sampai berlebihan. Aku hanya ingin membuatnya merasakan akibat dari perbuatannya. Hanya ingin memperingatinya agar tidak berani macam-macam lagi padaku," jelas Xiaonian pada Lu Yifei.

Ji Xiaonian tidak ingin Lu Yifei berbuat sesuatu yang mengerikan terhadap pria tampan itu. Dia hanya ingin memberi pria menyebalkan itu sedikit pelajaran agar kelak tidak lagi berani macam-macam padanya. Lagi pula, di kemudian hari di juga tidak akan mungkin berurusan dengannya. 

Setelah menutup telepon, Ji Xiaonian menghembuskan napas lega. Saat ini, dia hanya dapat berdoa agar Bai Yan tidak mengetahui akan hal ini. Lagi pula, foto itu hanya setengah jam berada di forum, dengan kesibukan Bai Yan yang seperti itu, dia pasti tidak mungkin memiliki waktu untuk memperhatikan gosip-gosip yang ada di forum sekolah. 

Jadi, Xiaonian menarik kesimpulan bahwa Bai Yan pasti tidak mengetahui apapun mengenai peristiwa di kantin barusan. Setelah menyimpan kembali ponselnya, dia cepat-cepat pergi untuk mengikuti kelas.

***

Di saat yang sama di kantor pimpinan perusahaan Shengtian.

Bai Yan sedang mengamat-amati foto yang ada di layar ponselnya yang dikirim oleh sebuah nomor tidak dikenal. Dahinya berkerut-kerut berusaha memahami apa yang ada di depan matanya. Saat ini, di ruangan tersebut tidak ada orang selain dirinya, jika tidak, orang itu pasti sudah membeku oleh aura dingin yang dipancarkannya.

Setelah mengamati beberapa saat dengan mata elangnya, Bai Yan yakin bahwa foto ini bukanlah hasil rekayasa. Dia kini menghela napas panjang setelah terdiam beberapa saat. Ekspresinya terlihat sangat dingin dan menakutkan saat ini. 

Bai Yan lalu mengangkat telepon yang ada di hadapannya, dan menghubungi sekretarisnya, "Sekretaris Yang, pesankan tiket pesawat ke Inggris untuk sore ini." Suaranya terdengar sangat dingin dan datar.

Terdengar suara dari seberang telepon yang dengan membalas cepat dan terdengar penuh hormat, "Baik, Tuan."

Bai Yan masih saja menatap layar ponselnya dan mengamati foto tersebut. Entah mengapa ada rasa kesal dalam hatinya yang membuatnya tidak lagi dapat berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya. Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu diketuk. Dia meletakkan ponselnya di laci sebelah kanannya, lalu dengan datar berkata, "Masuk." 

Di muka pintu terlihat Ji Chen berjalan masuk dengan setelan rapi dan elegan. Sungguh-sungguh terpancar sosok muda yang sukses dan berwibawa. Dia langsung masuk dan berjalan ke arah meja Bai Yan. Kedua tangannya kini diletakkannya di atas meja kerja pria itu. 

"Pergi ke Inggris?" tanya Ji Chen dengan dingin pada Bai Yan.

Bai Yan melihatnya sekilas, lalu kembali menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen yang ada di hadapannya. "Iya. Sore nanti aku akan berangkat," sahutnya tanpa menatap Ji Chen.

"Bukannya kamu tahu kalau besok adalah ulang tahun Xiaonian?" tanya Ji Chen tanpa memperhatikan nada bicaranya. 

Namun, siapa sangka kalau Bai Yan masih lebih dingin lagi menanggapi temannya itu. "Memangnya kenapa kalau dia besok berulang tahun?"

"Dulunya, 18 kali ulang tahun Xiaonian selalu kita rayakan bersama-sama. Hari ini kamu bilang akan berangkat ke Inggris? Bukannya paling tidak 6 hari lagi baru pulang? Kenapa? Kamu berniat untuk tidak merayakan ulang tahun Xiaonian yang ke-19 tahun ini?" cecar Ji Chen.

Setiap ulang tahun gadis kecil itu, keduanya tidak pernah melewatkannya dan selalu merayakannya bersama. Setelah kedua orang tuanya meninggal, memang Bai Yan dan Ji Chen yang merayakan ulang tahun Ji Xiaonian. Tentu saja setiap ulang tahunnya, tidak pernah sekalipun dilewati tanpa kehadiran keduanya. 

Dan lagi, Ji Chen tahu jelas bahwa Bai Yan pasti sudah terlebih dahulu mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk adiknya itu. Kali ini, sungguh tidak masuk akal baginya jika pria itu ingin melewatkannya.

"TAku sudah meminta sekretaris Yang untuk memesan tiket pesawat. Lagi pula, bukankah ada kamu yang menemaninya? Ada atau tidaknya aku, tidak akan banyak berbeda. Dan bisa saja dia lebih suka jika merayakan ulang tahunnya tahun ini bersama dengan orang lain. Kalau sudah tidak ada urusan lagi, kamu bisa pergi. Aku masih banyak kerjaan yang harus aku selesaikan," ucap Bai Yan, kali ini dengan nada yang cukup terdengar kesal. 

Setelah mengatakan itu, Bai Yan kembali menyibukkan diri ke arah kertas-kertas yang ada di atas mejanya dan tidak lagi menghiraukan Ji Chen yang masih berdiri di depannya. Melihat hal itu, Ji Chen menjadi sangat kesal. 

"Hei, ada apa sebenarnya denganmu? Bukannya kamu sudah menerimanya? Kenapa sekarang hanya merayakan ulang tahun bersama saja kamu tidak mau?" ucap Ji Chen dengan kesal.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C29
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login