1. MISTERI MASA SILAM
Sementara itu, Arif masih menunggu dengan sabar apa yang akan disampaikan oleh Bik Atun. Perempuan tua itu terlihat gelisah. Berkali-kali ia meremas tangannya sendiri. Wajahnya yang memang lelah kian memucat diterpa kecemasan yang tiba-tiba menyergap hatinya.
"Arif ...." Lidahnya terasa kelu. Setetes demi setetes butiran kesedihan menggelinding di pipi tuanya. "Berat hati ini untuk mengungkapkan rahasia hidupmu. Namun, jika tidak bibik sampaikan sekarang, entah kapan lagi bibik akan bertemu denganmu. Bisa saja maut datang menjelang dan mencabik nyawa tubuh pendosa ini." Tangannya yang keriput dan rapuh kembali membelai kepala Arif. Lelaki malang itu menghela napas pelan.
"Ceritakanlah, Bik. Apa pun itu, aku akan mendengarkannya dengan baik. Dunia ini memang sudah lama tidak menyukaiku. Jadi semakin cepat Bibik memberitahu, semakin cepat masalah ini selesai."