Anin baru saja selesai bersiap dan menuju ruang makan. Ia mendapati ibunya sedang menuang air minum di gelas. Anin duduk.
"Lho ma, kok sendiri? Papa mana?" tanya Anin.
"Papa tadi subuh udah berangkat. Katanya mau operasi orang kecelakaan." jelas Asni pada Anin sambil duduk.
Anin mengambil makannya dan mulai menyantapnya.
.....
Hanan tengah memakai seragam kebanggaannya dan bersiap untuk berangkat tugas.
Saat melewati ruang makan di rumahnya.
"Hanan!" panggil Tama pada Hanan.
Hanan menghentikan langkahnya dan menoleh pada Tama.
"Kenapa sih pa?" tanya Hanan malas.
"Duduk nan! Sarapan!" titah Tama.
"Males pa.. Aku sarapan di sana aja nanti"
"Sarapan nan! Kenapa sesusah itu sih?!"
"Jangan paksa aku!" tegas Hanan dan meninggalkan papanya dengan seorang wanita paruh baya dan seorang perempuan berusia di bawah Hanan.
Hanan mengendarai motor sport merahnya dan menancap gas menuju kantor polisi. Hanan memarkirkan motornya dan berjalan menuju ruangan.
"Pagi nan.." sapa Alex, rekannya.
"Pagi lex.." Balas Hanan. Alex kemudian duduk di meja Hanan.
"Kenapa lo? Kusut banget muka lo?" tanya Alex.
"Gak penting. Beliin gue sarapan lex"
"Idih lo kira gue babu lo? Beli sendiri! Bye" songong Alex dan meninggalkan Hanan.
"Ah! Punya temen gak bisa diandelin." kesal Hanan.
Seseorang memasuki ruangan Hanan.
"Permisi nan.. Selamat Pagi.."
"Ada apa Mira?" tanya Hanan.
"Apel pagi akan segera di mulai, nan.."
"Saya tahu. Saya akan segera ke lapangan. Silahkan keluar.!"
"Siap, 86!"
Mira meninggalkan ruangan Hanan.
"Pagi yang menyebalkan." gerutu Hanan.
....
Anin sedang mengendarai motor maticnya menuju kampusnya. 10 menit lagi mata kuliahnya akan dimulai, sementara di depan sana lampu sudah akan merah dan... Tlik. Lampu lalu lintas pun berganti warna menjadi merah.
Anin menggerutu di motornya.
"Aih!! 10 menit lagi jamnya pak botak! Mati gue ini lampu pakai merah segala lagi. Ntar di depan sana ada lampu merah lagi.. Ah sial! Kenapa sih banyak banget lampu merahnya? Kenapa gak hijau aja semua?" gerutunya kesal.
Ia pun celingak celinguk melihat situasi. Kondisi jalanan cukup ramai pagi ini.
"Wah... Gak ada polisi nih... Terobos aja deh.. Kan polisinya gak ada..." ucapnya dengan cekikikan. Anin langsung menancap gas nya namun saat baru melewati sedikit terdengar suara klakson motor dari belakangnya. Yaps, motor polisi. Motor polisi itu mengejarnya sambil mengklakson. Anin tak peduli, ia tetap menancap gas motornya.
"Wah sial!! Ada polisi ternyata. Ishhhh!!" kesal Anin dan ia tak lagi dapat menancap gas nya karena menabrak trotoar jalan dan terjatuh.
"Aish!! Untung gak parah..." ucapnya sambil membangunkan keretanya.
Polisi itu kini sudah berada di depannya.
"Selamat pagi!! Bisa tunjukkan surat-suratnya?" ucap polisi itu sambil mengangkat kaca helmnya.
"Pagi! Iya bentar.." ketus Anin sambil merogoh tasnya untuk mengambil dompet.
Wajahnya seketika panik.
"Mampus..." gumamnya.
"Apanya yang mampus mbak?" tanya Polisi itu.
"Diem deh pak! Saya tuh lagi nyari dompet saya!" ketus Anin.
"Lalu, apakah mbak memiliki surat-surat nya?"
"Ishh!!! Bapak berisik banget sih! Sabar donk!" Anin semakin kesal. Ia melihat isi tasnya dan tak ada dompetnya di sana.
Ia menepuk jidat nya.
"Allahuakbar!! Ketinggalan di meja makan! Oon dasar Anin oon" Anin merutuki dirinya sendiri.
"Mbak tidak memiliki surat-surat nya? Itu artinya mbak adalah pengendara ilegal!" tegas polisi itu.
"Enak aja bilangin saya pengendara ilegal! Bapak tuh ilegal! Saya punya semua suratnya ya.. Jangan sembarangan donk!"
"Tapi kenyataannya mbak gak punya surat-surat itu sekarang"
"Itu karena ketinggalan! Bukan gak punya! Jangan ngadi-ngadi deh pak!"
"Ngadi-ngadi?" tanya Polisi itu bingung.
"Ah dasar gak gaul! Pokoknya saya mau bapak biarin saya pergi! Saya udah telat ini ke kampus! 5 menit lagi Dosen Palbot masuk pak!"
"Saya tidak peduli! Mbak akan saya tilang!" tegasnya dan mulai menuliskan sesuatu di kertas itu.
"Eh jangan gitu donk pak ish! Saya kan gak salah!"
"Menerobos lampu merah itu tidak salah ya?"
"I-itu kan.. Gak gak sengaja.. Saya buru-buru." elak Anin
"Semua pengendara itu buru-buru mbak.. Tapi mereka tidak menerobos lampu merah"
"Ish yaudah sekali doank juga"
"Tidak bisa! Anda akan tetap saya tilang!"
"Lah apanya yang mau ditilang? Saya aja gak bawa suratnya"
"Motor mbak saya tilang!"
"Ish gak boleh! Terus kalau motor saya ditilang, gimana saya ke kampus pak?!! Ini udah telat pak telat!! Ah bapak gak punya hati!" emosi Anin.
"Saya tidak peduli! Mbak bisa mengambil motor mbak siang nanti di kantor. Ini surat tilang nya"
"Terus saya ke kampus gimana pak?? Ishhh jahat banget sih!! " rengeknya.
"Anda bisa naik kendaraan umum"
"Ya masalahnya hp sama dompet saya itu tinggal! Bapak tulalit banget sih dari tadi juga dikasih tahu!" kesal Anin.
"Mbak tidak sopan ya! Saya akan menambah pasal pelanggarannya!"
"Eh jangan donk pak jangan!"
"Tidak bisa mbak! Mbak akan tetap saya tilang!"
"Mbak mbak mbak... Bapak kira saya mbaknya bapak? Jangan panggil-panggil saya mbak! Tuaan juga bapak dari pada saya" sinis Anin.
"Ok.. Kamu mau kena pasal berlapis karena ngatain saya tua?"
"Idih kan emang tua!" sinis Anin.
"Ok pasal bertambah"
"Ihhhhh!!! Jangan gitu donk pak!! "
"Terserah saya!"
"Ah bodo amatlah bodo. Terserah!" Anin langsung berjalan di trotoar. Kemudian, polisi itu menghubungi temannya.
"Angkat motor depan Bank "
"Siap 86!"
Polisi itu langsung memutuskan sambungan, mengendarai motornya dan mengejar Anin.
"Mbak, " panggil polisi itu.
"Ish!! Jangan panggil mbak pak tua!!" kesal Anin.
"Astaga. . saya gak tua mbak.. Saya masih muda."
"Bodo amat gak peduli!"
"Mbak.."
"Ish!! Ngapain sih ngikutin gue?!"
"Mbaknya kepedean.. Saya cuma mau kasih surat tilang ini"
"Saya gak mau!"
"Terserah. Mbak gak akan dapet motor mbak kalau gak ada surat ini"
Anin merengut. Matanya memicing dan melihat name tag polisi itu.
"Oh nama pak tua Hanan? Ingat ya! Saya akan tandai bapak sebagai polisi paling sombong semuka bumi ini!"
"Bagus kalau begitu"
Anin langsung melirik.
"Eh? Kok bagus?"
"Itu artinya mbak akan slalu mengingat saya" Hanan tersenyum miring.
"Idih amit-amit gak sudi..."
"Hahah... Yaudah nih surat tilangnya mbak"
"Saya mau ke kampus gimana pak?! Gak ada kasihannya jadi orang! Coba kalau adik bapak yang ada di posisi saya, gimana perasaan bapak?"
"Saya gak punya adik"
"Kalau mama bapak yang kayak saya gimana?"
"Gak punya juga"
"Au ah bodo!"
"Hahah... Ok karena saya sedang berbaik hati, mbak boleh ke kampus bareng saya."
"Ihh ogah amit-amit saya diboncengi polisi terus naik motor polisi. Ogah!"
"Ayo.. Nanti telat lho"
"Gak! Mendingan bapak pinjemin saya duit aja.. Biar saya bisa naik ojol"
"Apa jaminan nya?"
"Astaga.. Pelit banget... Itu motor saya kan masih di bapak"
"Gak bisa! Kalau mau ayo saya anter. Kalau gak silahkan jalan kaki"
Anin langsung menghentak-hentakkan kakinya.
"Ah! Yaudah! Tapi gratis ya"
"Gak ada yang gratis mbak.. Siang nanti saat mbak ambil motor mbak, mbak bayar bensin saya ya"
"Pelit! Yaudah iya buru jalan!"
Hanan tertawa renyah.
"How a cute girl..." Batin Hanan.
Assalamualaikum....
Jangan lupa Vote and Comment!!
Tembus 1000 vote akan saya publish foto asli pemeran Hanan.
Thank You :)