Baixar aplicativo
15.27% ZEN: Didunia Fiksi / Chapter 42: Akhir

Capítulo 42: Akhir

Setelah Zen berhasil mengalahkan Kayaba, tidak hanya karakter Kayaba yang meghilang, namun karakter Zen juga akan menghilang dari tempat itu.

Zen yang melihat dirinya akan menghilang lalu menoleh kearah Asuna dan Silica.

"Sampai bertemu didunia luar Asuna, Silica" kata Zen lalu dia menghilang dari tempat itu.

Asuna dan Silica yang melihat ini sangat khawatir dan mulai menangis ditempat itu karena mereka mengira Zen ikut meninggal. Namun setelah mereka mendengar bahwa Zen mengatakan dunia luar mereka mulai merasa lega.

.

.

Lisbeth saat ini sedang duduk diteras rumah yang ditempatinya bersama kelompok Zen. Sudah lewat tengah hari tetapi belum ada kabar dari kelompok Zen. Saat ini Lisbeth masih duduk sambil mendoakan keselamatan teman – temannya.

Saat ini waktu menunjukan jam 2 siang lewat beberapa menit, Lisbeth yang saat ini masih kahawatir tiba - tiba mendengar suara pemberitahuan sistem game ini.

[7 November pukul 14:23 Permainan ini berhasil diselesaikan]

Terdengar sistem itu mengulangi peringatan itu berkali – kali. Lisbeth saat ini langsung jatuh berlutut dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Ternyata kamu berhasil Zen" kata Lisbeth.

Setelah mengatakan itu akhirnya karakter Lisbeth mulai menerang seakan akan dia akan menghilang dari tempat itu.

.

.

Asuna dan Silica saat ini sudah terbebas dari sistem yang membuat mereka tidak bisa bergerak. Saat ini mereka berdua mulai berdiri diikuti oleh semua player disekitar area ini. Lalu mereka mendengar sebuah pemberitahuan dari sistem.

[7 November pukul 14:23 Permainan ini berhasil diselesaikan]

Suara sistem yang terdengar mengulang terus menerus pemberitahuan itu seperti yang didengar Lisbeth sebelumnya.

"Akhirnya selesai Asuna-san" kata Silica.

Mendengar ini Asuna hanya tersenyum sambil melihat keatas ruangan ini.

"Sampai bertemu di dunia luar Zen" kata Asuna didalam hatinya.

"Pina, terima kasih telah menemaniku sampai saat ini" kata Silica yang mulai menangis dan karakternya mulai bersinar. Disisi lain Asuna dan semua player disitu mulai mengeluarkan cahaya dari tubuh karakter mereka.

"Sepertinya kita akan keluar Silica, sampai bertemu didunia luar" kata Asuna dengan senyum yang terukir diwajahnya.

"Sampai jumpa didunia luar Asuna-san. Dan selamat tinggal Pina" kata Silica dan mereka berdua beserta semua player yang berada diruangan ini mulai menghilang.

.

.

Zen saat ini berdiri disebuah dataran transparan yang berada diatas langit. Dikejauhan dia bisa melihat dataran yang mengapung yaitu Aincard. Saat ini terlihat dataran itu sedang runtuh sedikit demi sedikit dari bagian bawahnya.

Zen lalu berdiri menghadap dimana Aincard berada sambil memasukan tangannya disakunya sambil melihat pemandangan sebuah kota yang akan runtuh. Saat ini Zen berdiri tepat pada tepi dataran transparan ini.

Tidak beberapa lama dia merasakan seorang berada tidak jauh disebelahnya. Zen yang merasakan kehadiran seseorang tidak menghiraukan orang itu, karena dia mengetahui siapa orang tersebut.

"Pemandangan yang indah, bukan begitu Zen-kun?" kata Kayaba yang berada disebelahnya.

Zen yang mendengar ini masih tidak menghiraukan orang tersebut hingga orang itu melanjutkan perkataannya.

"Saat ini, semua data tentang game ini akan terhapus dari server utama di penyimpanan di kantor developer game ini yaitu Argus. Dalam 10 menit semua yang ada didunia ini akan lenyap dan semua player yang masih selamat sudah mulai keluar dari game ini." kata Kayaba

"Apa kau pikir dengan menghapus semua sistem yang kau buat, semua ini akan berakhir?" tanya Zen yang masih memandang kedepan.

"Apa mahsutmu Zen-kun?" Tanya Kayaba.

"Kau akan mengetahui apa yang kumahsut." Kata Zen.

"Baiklah kalau begitu, namun apakah kau tidak ingin mengetahui kenapa aku membuat semua ini Zen-kun?" tanya Kayaba

"Kalau boleh kutebak, kau menciptakan semua ini untuk memenuhi nafsu kekanak – kanakanmu, benarkan Kayaba-san?" kata Zen.

"Mungkin tebakanmu benar Zen-kun, aku bahkan saat ini sudah melupakan alasan aku menciptakan dunia ini" balasnya.

"Dan sepertinya percakapan kita berakhir sampai disini Zen-kun, karena sudah saatnya aku pamit dari tempat ini" kata Kayaba sambil berbalik membelakangi Zen dan mulai melangkah meninggalkannya.

Setelah beberapa langkah, keberadaan Kayaba Akihiko dari tempat itu melenyap. Zen sendiri saat ini masih memandangi dataran yang mengapung yang sedang hancur didepannya hingga dataran itu hancur sepenuhnya.

Karakter Zen saat itu langsung menerang dan menghilang dari tempat itu.

.

.

Suguha saat ini sedang berlatih kendo diruangan pelatihan yang berada dirumahnya. Saat ini dia sangat fokus berlatih hingga dia merasakan bahwa latihannya sudah cukup dan mulai beristirahat.

"Kapankah kalian kembali?" kata Suguha yang sedang berbaring diteras tempat latihan itu.

Suguha setiap harinya dilewati dengan bersekolah dan menjenguk Kakaknya dan seorang pria yaitu Zen. Saat ini Suguha bingung akan perasaannya, karena dia baru mengetahui bahwa dia bukan adik kandung dari Kakaknya Kazuto.

Saat masih beristirahat ditempat ini, Suguha dikagetkan dengan suara Ibunya.

"Suguha, cepatlah bersiap, kita akan kerumah sakit" teriak ibunya.

"Rumah sakit?" kata Suguha yang mulai panik, dikarenakan jika ada panggilan mendadak dari rumah sakit, biasanya akan memberitahu bahwa orang tersebut telah meninggal dunia.

Suguha tanpa pikir panjang langsung beranjak dari tempat itu dan mulai membersihkan dirinya dan bersiap, lalu berangkat kerumah sakit tempat Kakaknya dirawat.

Sesampainya dirumah sakit, Suguha dikagetkan dengan banyaknya orang yang datang ketempat ini, Orang – orang mulai terburu – buru untuk mengunjungi orang yang dirawat disini.

Melihat ini Suguha dan ibunya langsung berlari ketempat Kakaknya dirawat, namun mereka terkejut setelah menyadari Kakaknya sudah tidak berada dikamarnya.

"Ibu.. dimana Kakak?" kata Suguha.

Mereka berdua lalu mulai menanyai perawat disitu dan mulai memeriksa sekitar area itu. Tidak selang beberapa lama, mereka menemukan Kazuto sedang berada diruangan seorang wanita. Keadaannya saat ini sangat memprihatinkan.

Melihat ini, Ibu Suguha langsung memeluk anaknya tersebut. Sementara wanita yang bersama Kazuto mulai tersenyum dan menyapa Suguha. Melihat ini Suguha mulai merasakan sesuatu yang aneh dari dalam dirinya.

Tidak beberapa lama Suguha mengingat sesuatu, dan dia pamit kepada ibunya dan Kakaknya lalu berlari menuju sebuah ruangan dirumah sakit ini.

Setelah dia sudah sampai didepan ruangan yang dimahsut, Suguha langsung membuka pintu itu secara perlahan. Saat dia sudah memasuki ruangan itu, Suguha melihat seorang pria yang sangat kurus serta rambut hitamnya yang mulai memanjang sedang duduk dikasurnya sambil memandang keluar jendela.

"Z-Zen-san" kata Suguha. Zen lalu menoleh kearahnya dan tersenyum. Walaupun saat ini dia sangat kurus, tetapi wajahnya tetap menunjukan ketampanannya.

"Aku kembali Suguha-chan"


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C42
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login