Baixar aplicativo
12.36% ZEN: Didunia Fiksi / Chapter 34: Seorang Anak Didalam Kabut

Capítulo 34: Seorang Anak Didalam Kabut

Pertandingan antara Heathcliff dan Kirito telah berakhir. Atas kekalahannya itu, Kirito akhirnya memasuki kelompok yang diketuai oleh Heathcliff yaitu Knight of Blood. Namun setelah Kirito memasuki kelompok tersebut, sebuah kabar tidak sedap muncul.

Kirito dikabarakan hampir terbunuh karena mengikuti trial di kelompok tersebut, namun berhasil diselamatkan oleh wakil kapten kelompok itu yaitu sachi. Kabar itu menjadi besar, karena sebuah kelompok besar dan sekarang diaanggap terkuat, telah disusupi oleh seorang player kriminal.

Kabar ini membuat semua kelompok mulai mengevaluasi semua anggotanya, agar tidak terjadi kejadian seperti ini.

Sebenarnya kelompok pengambil alih sudah membasmi sebagian besar anggota kelompok kriminal ini, namun beberapa anggotanya berhasil melarikan diri dan mulai menyusup dibeberapa tempat maupun di beberapa kelompok.

Setelah kabar insiden itu keluar, Kirito akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti dari kelompok itu bersama sachi karena mereka beranggapan saat ini mereka tidak bisa mempercayai siapaun dikelompok itu.

Kirito dan Sachi lalu mulai tinggal ditempat dimana ketua kelompok lama Sachi membeli rumah itu sebagai markas kelompoknya. Mereka berdua mulai tinggal disitu dan dikabarkan mereka sudah menikah didalam game ini.

.

.

Saat ini Zen masih bersantai disebuah teras rumahnya sambil menikmati pemandangan indah yang berada didepannya. Dengan ditemani secangkir teh buatan Asuna, dia mulai merilekskan diri dan mencoba menikmati momen yang indah ini.

"Zennn" terdengar suara seorang wanita yang memanggil namanya.

Mendengar itu Zen langsung berbalik dan mulai melihat tempat dimana suara itu berasal. Dan ternyata suara itu berasal dari Asuna

"Zen, bagaimana kalau kita hari ini berkencan?" kata Asuna

"Kencan? kemana?" tanya Zen

"Mungkin, kita berkencan disekitar sini saja, lagipula kita jarang untuk mempunyai waktu mengelilingi tempat ini" kata Asuna

Walaupun Zen dan Asuna sudah tinggal disini cukup lama, mereka berdua belum mengelilingi tempat ini seluruhnya. Mereka kadang – kadang berkencan pada lantai yang memang dikhususkan dan tempat populer para player digame ini untuk berkencan.

"Hmmm.. Baiklah, tetapi bagaimana kalau kita pergi kearea barat, kudengar disana terdapat sebuah danau" kata Zen dan dibalas anggukan antusias dari Asuna.

"Aku akan bersiap" kata Asuna langsung berlari kearah kamarnya.

Saat ini memang rumah tersebut menyisakan mereka berdua, karena Lisbeth saat ini sedang sibuk dengan toko senjatanya yang semakin ramai, dan Silica berinisiatif membantunya. Sebenarnya Zen dan Asuna ingin membantunya, tetapi Lisbeth melarangnya karena mereka berdua sering membantunya.

Setelah Asuna bersiap, akhirnya mereka berdua memulai kencan mereka diwilayah ini. Zen dan Asuna saat ini saling bergandengan tangan mulai menelusuri bagian barat tempat ini yang dipenuhi dengan pepohonan mengelilingi jalan setapak yang dilewati mereka berdua.

Zen dan Asuna mulai mengobrol ringan tentang berbagai hal, mulai dari menceritakan kesehariannya dan terakhir berubah jadi membicarakan sebuah gosip.

Dari kejauhan Mereka berdua sudah melihat danau yang dimahsut Zen sebelumnya, melihat ini Asuna meminta Zen untuk menggendongnya pada pundaknya. Melihat ini Zen hanya tersenyum dan membiarkan Asuna menaiki pundaknya dan mereka berdua mulai menuju danau tersebut.

Didanau tersebut ternyata banyak player yang mencoba perutungannya untuk memancing pada tempat itu. Semua player yang sedang asik memancing terpaksa teralihkan karena melihat dua pasang sejoli yang sedang asik mengobrol dan menertawakan sesuatu sambil melihat wanita itu berada dupundak dari kekasihnya itu.

Melihat ini, Asuna mulai merona dan membalas sapaan player itu dengan malu – malu, melihat ini Zen langsung melanjutkan perjalanan mereka dari tempat ini.

Sampailah mereka disebuah hutan berkabut, tempat ini suasananya lumayan membuat orang merasa takut.

"Tempat apa ini Zen?" tanya Asuna

"Aku juga tidak tahu, aku pertama kalinya kesini" balas Zen

Lalu mereka berdua mulai menelusuri jalan ini dengan perlahan, namun saat mereka sudah mendekati pertengahan tempat itu, Asuna melihat seorang anak kecil berambut hitam panjang dan menggunakan sebuah dress putih sedang berjalan ditengah pepohonan.

Asuna saat ini melihat anak itu dari pandangannya yang masih berada dipundak Zen.

"Zen, Zen coba lihat kesana!" kata Asuna sambil menunjuk sebuah arah

Melihat itu Zen mencoba melihat kearah mana Asuna menunjuk, namun dia tidak melihat apa – apa karena perbedaan pandangnnya yang terhalangi sebuah pohon yang rubuh.

"Apa, aku tidak melihat sesuatu, aku hanya melihat pohon yang roboh itu" balas Zen.

"Ada dibalik pohon itu, coba lihatlah" kata Asuna kembali.

Zen mencoba kembali memfokuskan penglihatannya dan mulai mencoba melihat apa yang ada dibalik pohon yang rubuh itu.

"Hah.. Bagaimana kalau kita pergi kesana melihatnya" kata Zen yang sudah berusaha untuk mengintip dibalik pohon yang roboh itu tetapi tidak berhasil.

Mendengar ini Asuna hanya mengangguk dan mereka berdua lalu mencoba memasuki pepohonan didalam hutan ini yang dipenuhi dengan kabut. Setelah mereka berdua melewati pohon yang roboh itu, mereka berdua semakin jelas melihat seorang anak perempuan sedang berdiri sambil menghadap kearah atas.

"Apakah, itu seorang player Zen? Tetapi mengapa dia disini sendirian" tanya Asuna.

"Aku juga tidak tahu, mari kita coba memanggilnya" jawab Zen

Saat Zen hendak memanggil anak perempuan itu, tiba – tiba anak perempuan itu mulai kehilangan kesadarannya dan mulai jatuh terbaring ditempatnya berdiri sebelumnya.

"Zen!" teriak Asuna yang melihat anak itu mulai terbaring kehilangan kesadarannya

Zen yang melihat ini langsung menurunkan Asuna, dan mulai mendekati anak perempuan tersebut. Asuna yang tertinggal dibelakang, mulai menyusul Zen dan melihat anak perempuan itu sedang berbaring di pangkuan Zen.

"Bagaiaman keadaannya Zen?" tanya Asuna

"Dia baik – baik saja, mungkin dia hanya kelelahan, bagaimana kalau kita membawanya kerumah kita." Kata Zen yang sebenarnya mengenali siapa anak perempuan tersebut.

"Tapi bukankah aneh Zen, dia tidak memiliki sebuah kursor yang menandakan dia seorang player, apa mungkin dia NPC?" tanya Asuna.

"Aku tidak tahu, bagaimana kita memastikannya dengan membawanya kerumah kita, jika dia NPC sudah pasti kita tidak bisa membawanya" kata Zen

"Baiklah" balas Asuna.

Lalu Zen mulai menggendong anak kecil tersebut dan membawanya pulang kerumah mereka.

Akhirnya mereka berdua tiba dirumah mereka dan Zen membaringkannya disebelah tempat tidur dimana Zen dan Asuna gunakan.

"Menurutku, dia bukan NPC, karena kita berhasil membawanya kesini" kata Zen

"Terus, siapakah anak ini?" tanya Asuna


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C34
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login